Lompat ke isi

Ular sapi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ular sapi
Ular sapi dari Jawa
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Subordo:
Famili:
Subfamili:
Genus:
Spesies:
C. radiatus
Nama binomial
Coelognathus radiatus
(F. Boie, 1827)[1]
Sinonim
  • Coluber radiatus BOIE 1827
  • Coelognathus radiata FITZINGER 1843
  • Elaphis radiatus DUMÉRIL 1853
  • Plagiodon radiata DUMÉRIL 1853
  • Coluber radiatus WALL 1908: 327
  • Elaphe radiata BARBOUR 1912
  • Coelognathus radiatus COCHRAN 1930
  • Coelognathus radiatus UTIGER et al. 2002
  • Elaphe radiata ZIEGLER 2002: 231
  • Elaphe radiata PAUWELS et al. 2003
  • Coelognathus radiata ZIEGLER et al. 2007
  • Elaphe radiatus MURTHY 2010

Ular sapi atau yang juga dikenal dengan sebutan ular tikus kepala tembaga, adalah ular tidak berbisa dari suku Colubridae.[2]

Pengenalan

Ukuran tubuhnya relatif besar, dengan ekor yang pendek. Panjang total tubuhnya dapat mencapai 1600 mm. Sisik-sisik badan dan ekor halus, kecuali posterior badan dimana di bagian tengah dorsal dan bagian tengah supracaudal berlunas lemah. Bagian atas kepala berwarna tembaga atau coklat keemasan. Ada tiga garis hitam yang berpangkal dari mata; pertama yang menuju bibir bawah, kedua menuju bagian tengkuk, berbentuk belah ketupat dan terakhir yang ketiga melewati sisik temporal dan bersatu dengan garis hitam yang ada di atas kepala. Punggung dan badannya berwarna coklat kelabu atau coklat kekuning-kuningan dengan 4 garis hitam sepanjang anterior badannya. Ada sepasang paravertebral yang dekat dengan garis vertebral yang pucat dan sebuah garis ventrolateral tipis terdapat di setiap sisinya. Pada bagian sekitar anus (venter) berwarna kuning bersih atau berbintik-bintik hijau kekuningan.[3]

Panjang jarak antara moncong-anus mencapai 1280 mm. Pada sisik bibir atasnya berjumlah 8 atau 9, sisik ketiga sampai kelima; sisik keempat sampai kelima atau keempat sampai keenam menyentuh mata. Sisik preocular tunggal dan besar. Sisik postocular 2. Sisik loreal lebih panjang dari pada dalamnya. Sisik temporal biasanya 2+2. Sisik-sisik pada bagian tengah badannya berjumlah 19 baris. Sisik-sisik ventral 222-250 dan berlunas pada bagian pinggirnya. Sisik anal tunggal. Sisik-sisik subcaudal berjumlah 82-100 dan ganda.[3]

Kebiasaan

Ular ini agak umum ditemukan di hampir seluruh macam habitat, tetapi yang paling sering dilihat pada daerah terbuka dataran rendah dan perbukitan hingga ketiggian 1400 m di atas permukaan laut. Aktifitas hariannya baik pada pagi, siang maupun malam hari. Biasa hdup baik di permukaan tanah maupun di atas pohon-pohon. Perkembang-biakannya dengan cara bertelur, betina akan mengeluarkan sekitar 24 telur. Makanannya kebanyakan terdiri dari binatang mammal kecil seperti binatang pengerat (tikus). Dalam kondisi yang terancam ular ini akan memperlihatkan perilaku yang menarik. Sebagian badannya mengangkat, lalu bagian anterior lehernya dipipihkan dan dilengkungkan serupa huruf S sambil sekali-kali menyerang. Walaupun ular ini tidak mempunyai racun bisa tapi gigitannya dapat menyebabkan luka.[3]

Agihan

Tipe spesimen: Jawa (Boie, 1827)

Referensi

Bacaan lanjut

  • Barbour, Thomas (1912). Some Chinese Vertebrates: Amphibia and Reptilia. Memoirs of the Museum of Comparative. Zoölogy 40 (4): 125-136
  • Boie, F. (1827). Bemerkungen über Merrem's Versuch eines Systems der Amphibien, 1. Lieferung: Ophidier. Isis van Oken, Jena, 20: 508-566.
  • Cantor, T. E. (1839). Spicilegium serpentium indicorum [part 1]. Proc. Zool. Soc. London 1839: 31-34
  • Chan-ard,T.; Grossmann,W.; Gumprecht,A. & Schulz,K. D. (1999). Amphibians and reptiles of peninsular Malaysia and Thailand - an illustrated checklist. [bilingual English and German]. Bushmaster Publications, Würselen, Germany, 240 pp.
  • Duméril, ANDRÉ MARIE CONSTANT (1853). Prodrome de la classification des reptiles ophidiens. Mém. Acad. Sci., Paris, 23: 399-536
  • Gumprecht, A. (2003). Anmerkungen zu den Chinesischen Kletternattern der Gattung Elaphe (sensu lato) Fitzinger 1833. Reptilia (Münster) 8 (6): 37-41
  • Helfenberger, Notker (2001). Phylogenetic relationship of Old World Ratsnakes based on visceral organ topography, osteology, and allozyme variation. Russ. J. Herpetol. (Suppl.), 56 pp.
  • Schmidt, D. (1983). Die Strahlennatter, Elaphe radiata (Schlegel). Elaphe 1983 (3): 33-36