Chalid Salim
Abdoel Chalid Salim | |
---|---|
Berkas:Abdoel Chalid Salim.jpg | |
Lahir | Tanjungpinang, Hindia Belanda | 24 November 1902
Meninggal | 10 Maret 1985 Belanda | (umur 82)
Kebangsaan | Indonesia |
Dikenal atas | Tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia |
Orang tua | Sutan Mohamad Salim |
Abdoel Chalid Salim (24 November 1902 – 10 Maret 1985) adalah seorang wartawan dan tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia berhaluan kiri. Ia merupakan putra Sutan Muhammad Salim, seorang jaksa dari Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat. Dia juga merupakan adik Haji Agus Salim.
Kehidupan
Setelah meninggalkan bangku sekolah MULO (1923) di Weltevreden, Chalid Salim pergi bekerja ke Lumajang. Setelah itu ia mengikuti saudaranya Jacob Salim di Pontianak. Disini ia bekerja di kantor advokat dan aktif menulis di mingguan Halilintar Hindia. Kemudian ia pindah ke Medan, dan bekerja sebagai redaktur Pewarta Deli. Tulisannya banyak mengecam kebijakan pemerintah Hindia-Belanda, seperti poenale sanctie, hingga kedoknya sebagai aktivis komunis terbongkar. Chalid dipenjara selama setahun di Medan, sebelum akhirnya dibuang ke Boven Digul. Ia mendekam di Digul selama 15 tahun (1928-1943), dan merupakan salah satu tahanan politik yang paling lama mendekam di kamp tersebut.[1]
Karya
- Vijftien Jaar Boven-Digoel Concentratiekamp op Nieuw-Guinea Bakermat van de Indonesische Onafhankelijkheid. Diterjemahkan menjadi "Lima Belas Tahun Digul, Kamp Konsentrasi di Nieuw Guinea, Tempat Persemaian Kemerdekaan Indonesia" (1977)
Catatan kaki
- ^ Yunus Yahya, Peranakan idealis: dari Lie Eng Hok sampai Teguh Karya, KPG, 2002
Referensi
- Haji Agus Salim, Di Jalan ke Digul, Fadjar Asia, 3 Agustus 1928
- Azizah Etek, Mursyid A. M., Arfan B; Kelah Sang Demang Jahja Datoek Kajo: Pidato Otokritik di Volkstraad, 1927-1939; LKiS, 2008
- Majalah Tempo, Kisah dari Siberia Hijau, 24 Oktober 1981