Lompat ke isi

Wangsa Mataram

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Wangsa Mataram
NegaraKesultanan Mataram
Kelompok etnisJawa (sekarang bagian dari Bangsa Indonesia)
Didirikanabad ke-16 - Ki Ageng Pemanahan
Gelar
  • Raja dan Sultan Mataram
  • Susuhunan Kartasura
  • Susuhunan Surakarta
  • Sultan Yogyakarta
  • Adipati Mangkunegaran
  • Adipati Pakualaman

Wangsa Mataram atau Dinasti Mataram adalah sebutan bagi wangsa/keluarga yang menguasai tahta Kesultanan Mataram. Setelah Perang Suksesi Jawa pada abad ke-18 hingga saat ini, keluarga Wangsa Mataram memerintah kerajaan-kerajaan pecahan Kesultanan Mataram (Catur Sagatra).

Menurut Babad Tanah Jawi, Wangsa Mataram merupakan keturunan dari Ki Ageng Sela lewat cucunya, Ki Ageng Pemanahan. Tokoh yang terakhir ini adalah ayah dari Panembahan Senapati, raja pertama Mataram. Ki Ageng Sela sendiri diriwayatkan merupakan keturunan dari Brawijaya V, raja terakhir Majapahit menurut versi babad.

Setelah Perang Suksesi Jawa usai, terbentuklah tiga kerajaan, dua di antaranya menjadi pewaris penuh Wangsa Mataram (Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta), serta satu monarki keadipatian yaitu Kadipaten Mangkunegaran. Saat perpecahan Mataram, Sultan Hamengkubuwana I, Sunan Pakubuwana II, dan Adipati Mangkunegara I kesemuanya masih bersaudara. Ketika Inggris berkuasa di Hindia-Belanda, Raffles menempatkan Pangeran Natakusuma, putra Sultan Hamengkubuwana I, sebagai pangeran merdeka yang menguasai sebuah monarki keadipatian baru, Kadipaten Pakualaman, sebagai balas jasa atas bantuannya membantu perlawanan Kesultanan Yogyakarta yang menentang kekuasaan Inggris.

Raja-raja pertama Mataram sebelum Sultan Agung dimakamkan di Astana Kotagede. Setelah pembangunan Astana Pajimatan Imogiri oleh Sulan Agung pada tahun 1632, raja-raja setelah Sultan Agung hingga para penguasa kedua pewaris penuh Wangsa Mataram (Surakarta dan Yogyakarta) berhak dimakamkan di Astana Pajimatan Imogiri, Bantul. Sementara untuk penguasa Mangkunegaran dimakamkan di Astana Mangadeg dan Astana Girilayu, Karanganyar. Dan terakhir para penguasa Pakualaman dimakamkan di Astana Girigondo, Kulon Progo.

Lihat pula