Lompat ke isi

Barong Tongkok, Kutai Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Barong Tongkok
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Timur
KabupatenKutai Barat
Pemerintahan
 • CamatTheresia, S.Pd, M.Si. (2006)
Populasi
 • Total19,950 jiwa jiwa
Kode Kemendagri64.07.07 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS6402070 Edit nilai pada Wikidata
Luas- km²
Desa/kelurahan21 kampung

Barong Tongkok adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kecamatan Barong Tongkok merupakan bekas wilayah Kewadanaan Sendawar. Sedangkan Kewedanaan Sendawar sendiri merupakan bekas wilayah Kerajaan Sendawar, dimana Sendawar sendiri merupakan bagian sejarah dari Kerajaan Kudukng (istilah Dayak) - Kudungga (aksen dalam Bahasa Indonesia) atau lebih dikenal dengan nama Kutai Mulawarman yang terkenal itu di abad IV. Kata "Kutai" ini sendiri merupakan istilah popular saja yang kemudian lebih di'popular'kan lagi oleh para ilmuwan dan penulis. Istilah Kutai sebenarnya tidak menunjukkan identitas etnis. Orang Dayak sendiri menyebut Orang Dayak yang telah memeluk Agama Islam dengan sebutan Haloq yang kemudian sekarang dikenal dengan Suku Kutai. Jadi sebenarnya istilah Kutai menunjuk pada wilayah/kediaman/kekuasaan Suku Dayak itu sendiri terutama dari Keturunan Aji Tujur Jejangkat dan Mook Manor Bulatn. Dewasa ini Barong Tongkok merupakan bagian dari Kota Sendawar sebagai ibukota kabupaten Kutai Barat. Kota Sendawar secara administratif terdiri dari 3 kota kecamatan yaitu Barong Tongkok sendiri, Melak dan Sekolaq Darat. Hampir semua kantor instansi pemerintah kabupaten, terutama kantor Bupati dan DPRD Kutai Barat, terletak di kecamatan ini, kecuali Dinas Kehutanan berada di Kecamatan Melak. Sebagai ibukota kabupaten tentu saja Barong Tongkok berkembang cepat sebagaimana kota kabupaten lainnya. Camat Theresia, S.Pd, M.Si. merupakan camat ke -13 dan merupakan camat perempuan pertama dalam sejarah Kecamatan Barong Tongkok bahkan dalam sejarah pemerintahan Kabupaten Kutai Barat karena bersamaan 2 camat perempuan dilantik pada Juni 2006.

Sejarah

Zaman Penjajahan

Zaman Kemerdekaan

Era Otonomi Daerah

Pembagian Administrasi

Setelah pembentukan Kabupaten Kutai Barat, Kecamatan Barong Tongkok juga dimekarkan yang melahirkan Kecamatan Linggang Bigung, sehingga dengan sendirinya terjadi pengurangan jumlah kampung (di Kutai Barat tidak mengenal istilah desa). Selain pengurangan tersebut pada saat yang sama dibentuk 3 kampung baru sebagai hasil pemekaran kampung. Dewasa ini kampung-kampung yang menjadi wilayah kecamatan ini sebanyak 21 kampung, yaitu :

  1. Barong Tongkok
  2. Mencimai
  3. Rejo Basuki
  4. Engkuni Pasek
  5. Pepas Eheng
  6. Sumber Sari
  7. Juhan Asa
  8. Asa
  9. Muara Asa
  10. Geleo Asa
  11. Geleo Baru
  12. Juaq Asa
  13. Pepas Asa
  14. Ombau Asa
  15. Ongko Asa
  16. Gemuhan Asa
  17. Ngenyan Asa
  18. Sendawar
  19. Belempung Ulaq
  20. Balok Asa
  21. Simpang Raya, 3 terakhir merupakan kampung yang baru dibentuk.

Rencana ke depan Barong Tongkok akan dimekarkan lagi dengan dibentuk 2 kecamatan baru serta beberapa Kampung ditingkatkan statusnya menjadi Kelurahan. Pemekaran tersebut menjadi Kecamatan Asa Jaya meliputi Asa (ibukota Kecamatan), Juhan Asa, Balok Asa, Pepas Asa, Ongko Asa, Muara Asa, Geleo Asa dan Geleo Baru sedangkan Kecamatan Sendawar meliputi Sendawar (ibukota Kecamatan), Gemuhan Asa, Ngenyan Asa, dan Belempung Ulaq. Kecamatan Barong Tongkok sendiri akan meliputi 4 kelurahan dan 2 kampung yaitu Kelurahan Barong Tongkok, Kelurahan Simpang Raya, Kelurahan Sumber Sari, Kelurahan Rejo Basuki, Kampung Ombau Asa dan Kampung Mencimai.

Sosial dan Budaya

Dari segi kuantitas, jumlah penduduk Kecamatan Barong Tongkok mengalami penurunan karena adanya pemekaran kecamatan. Namun demikian perkembangan penduduk akhir-akhir cukup pesat, hal ini seiring dengan posisinya sebagai bagian ibukota kabupaten. Pertumbuhan ini terutama di Kampung Barong Tongkok itu sendiri, selain pertambahan luas wilayah perkotaannya. Kecamatan Barong Tongkok merupakan kecamatan yang terbanyak jumlah penduduknya dibandingkan dengan 20 kecamatan lainnya di Kutai Barat. Etnis yang mendominasi mendiami kecamatan ini adalah penduduk asli Suku Dayak mencapai 95 %, terutama Tonyoy-Benuaq. Istilah Tonyoy merupakan nama asli dari Dayak Tunjung yang kita kenal sekarang. Menurut tradisi lisan Tonyoy-Benuaq, mereka merupakan Keturunan Aji Tulur Jejangkat dan Mook Manor Bulatn. Keduanya merupakan nenek moyang dari Suku-suku Dayak termasuk Suku Kutai yang merupakan keturunan dari Puncan Karna salah satu anak dari Aji Tulur Jejangkat dan Mook Manor Bulatn, yang kemudian lebih terkenal dengan Kerajaan (Kutai) Mulawarman. Etnis Dayak lainnya adalah Dayak Bahau (keturunan Jeliban Benaq), Kenyah, Aoheng, Kayan, Penihing, Punan dll. Sedangkan etnis pendatang yang berada di kecamatan ini adalah Suku Jawa (warga transmigrasi tahun 1964), Bugis, Menado, Timor dan lain-lain. Warga Dayak umumnya menganut agama Kristiani meliputi Protestan dan Roma Katolik, sedangkan warga Jawa dan Bugis umumnya beragama Islam, sebagian lagi warga Dayak menganut kepercayaan nenek moyang - Adat Lama (=Kaharingan?) Meskipun Kecamatan Barong Tongkok dikatagorikan sebagai kecamatan wilayah perkotaan, namun kehidupan masyarakat adat Dayak masih sangat kental, terutama warga Tonyoy-Benuaq. Tiap tahun pasti diadakan ritual-ritual adat, baik yang sifatnya upacara adat kehidupan maupun upacara adat kematian. Hal yang sesuai dengan moto kota yaitu Sendawar Kota Beradat.

Potensi Ekonomi

Meskipun merupakan kecamatan kota, kecamatan masih mempunyai hutan cukup luas. Sebagian besar merupakan hutan tanaman yaitu karet dan kemiri, sisanya merupakan lahan pertanian lainnya dan hutan primer. Ekonomi rakyat sebagian besar berasal dari perdagangan karet dan kemiri, tidak heran kecamatan Barong Tongkok merupakan sentra karet rakyat di Kutai Barat. Di kecamatan ini terdapat pabrik pengolahan karet tepatnya di Kampung Rejo Basuki. Rencana jangka panjang bahwa pabrik ini akan dikembangkan menjadi pabrik yang dapat mengolah karet menjadi berbagai bahan jadi seperti ban. Mengingat potensi kecamatan sekitarnya yang memiliki potensi kehutanan, tambang, pertanian dan pariwisata Kota Sendawar c.q. Barong Tongkok dapat dikembang menjadi kota perdagangan dan industri. Seiring dengan perkembangannya menuju sebuah kota, kecamatan ini masih memerlukan sarana akomodasi yang memadai. Jumlah hotel ataupun penginapan masih kurang memadai, jadi masih terbuka bagi investasi sarana akomodasi. Perkembangan lebih dapat ditingkatkan mengingat kota ini merupakan pintu gerbang Kutai Barat dari udara, dimana terdapat sebuah bandara yaitu Bandara Melalan. Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kabupaten Kutai Barat sudah ada investor yang mendirikan jasa layanan internet. dengan terbukanya akses internet diharapkan mampu menarik minat investor luar negeri. dengan akses internet juga diharapkan menjadi media promosi daerah dalam skala luas. produk yang awalnya tidak diketahui oleh pembeli bisa diketahui dari internet

Potensi Pariwisata

Kecamatan ini memiliki pariwisata alam dan budaya. Wisata budaya terutama kehidupan masyarakat Dayak Tonyoy-Benuaq terutama kehidupan rumah panjang (lamin)nya. Lamin yang sering dikunjungi adalah Lamin Eheng yang terletak di Kampung Pepas Eheng (7 km dari Barong Tongkok). Event wisata yang sering diadakan (hampir tiap bulan) adalah Adat Kematian Kwangkay, ritual penyembuhan (Belian) serta upacara adat lainnya. Wisata lainnya terdiri dari:

  1. Situs Kerajaan Sentawar di Kampung Sendawar
  2. Panorama Mahakam di Gemuhan Asa dan Sendawar
  3. Air Terjun Menarung di Kampung Ombau Asa
  4. Air Terjun Geronggong di Engkuni Pasek
  5. Air Terjun Ongko Asa
  6. Agrowisata hampir di tiap Kampung.
  7. Kerajinan Rotan di Kampung Pepas Eheng dan Engkuni Pasek
  8. Museum Kayu Papatn Puti di Kampung Mencimai
  9. Lamin Dewan Adat Kubar di Barong Tongkok
  10. Lamin Geleo di Geleo Baru.