Lompat ke isi

Derita Dunia Pertama

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.

Derita Dunia Pertama (bahasa Inggris: First World problem) adalah istilah slang untuk permasalahan yang sering dikeluhkan oleh masyarakat Dunia Pertama, padahal ada permasalahan lain yang jauh lebih genting.[1] Istilah ini masuk Oxford Dictionary Online pada November 2012[2] dan Macquarie Dictionary Online pada Desember 2012.[3] Ini dikategorikan sebagai argumen penderitaan relatif (fallacy of relative privation).[4]

Istilah "First World problem" pertama kali muncul tahun di buku Built Environment tahun 1979 karya G. K. Payne,[5] kemudian mulai menyebar dalam bentuk meme Internet pada tahun 2005 melalui situs-situs jejaring sosial seperti Twitter.[6][7] Istilah ini digunakan untuk mengurangi keluhan-keluhan sepele (trivial) dengan cara menyinggung pengeluhnya secara langsung[8] atau bercanda sambil menyindir diri sendiri.[5] Menurut survei UNICEF di Selandia Baru, lambatnya akses Internet merupakan "derita Dunia Pertama" yang paling sering dikeluhkan.[9]

Contoh

Hal-hal yang dicap "derita Dunia Pertama" adalah:

  • Akses Internet lambat[9]
  • Barang yang diinginkan tidak ada di toko[9]
  • Rasa buah tidak enak[9]
  • Rambut jadi jelek setelah dipangkas[9]
  • Remote TV rusak[9]
  • Tidak ada sinyal ponsel[9]
  • Baterai ponsel hampir habis[10]
  • Lupa meletakkan AirPods (nirkabel). Karena sering dikeluhkan pelanggan, Apple Inc. memperkenalkan aplikasi "Find My AirPods" pada tahun 2017.[11]
  • Nomor kendaraan tidak cantik[12]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Hardy, Quentin (18 May 2012). "Eduardo Saverin's Billionaire Blues". The New York Times. Diakses tanggal 25 January 2013. 
  2. ^ "First World problem definition". Oxford Dictionaries Online. Oxford University Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 18 November 2014. 
  3. ^ "Word of the Year 2014". Macquarie Dictionary Online. Macquarie Dictionary. 
  4. ^ Turkel, Bruce (6 September 2016). "All about Them: Grow Your Business by Focusing on Others". Da Capo Press – via Google Books. 
  5. ^ a b "First World (Special uses)". Oxford English Dictionary Online. Oxford University Press. Diakses tanggal 18 November 2014. 
  6. ^ López, Tracy (11 July 2012). "How acknowledging your "First World problems" can make you happier". Voxxi. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 February 2013. Diakses tanggal 25 January 2013. 
  7. ^ Steinmetz, Katy (20 November 2012). "Oxford Dictionaries adds 'deets', '4G' and 'First World problems'". Time. Diakses tanggal 25 January 2013. 
  8. ^ Glover, Richard (24 November 2012). "As the First World turns". Sydney Morning Herald. Diakses tanggal 25 January 2013. 
  9. ^ a b c d e f g Harper, Paul (8 October 2012). "Kiwis complain about 'First World problems'". New Zealand Herald. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 February 2013. Diakses tanggal 25 January 2013. 
  10. ^ Sum, Eliza (28 July 2016). ""Battery anxiety" making smartphone users miss meetings, dates and jeopardize relationships". Geelong Advertiser. Diakses tanggal 3 October 2016. 
  11. ^ Stampher, Jillian (January 24, 2017). "Solving First World Problems: Apple To Release 'Find My AirPods' Feature With Latest iOS Update". GeekWire. 
  12. ^ Let’s be thankful for first-world problems, kearneyhub.com, 22 November, 2017

Pranala luar