Lompat ke isi

Gocah Pahlawan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.

Tuanku Sri Paduka Gocah Pahlawan, bergelar Laksamana Khoja Bintan,[1] adalah seorang tokoh pendiri Kesultanan Deli (atau Medan sekarang) dan Kesultanan Serdang di Sumatera Utara.[2][3][4] Menurut kisah tarombo (hikayat) dari Deli dan Serdang, Gocah Pahlawan adalah seorang keturunan bangsa Keling (India),[3] yang dikirimkan oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612[2] untuk memerintah di daerah bekas Kerajaan Aru.[3] Ia diangkat sebagai panglima perwakilan (wali negara) dari Kesultanan Aceh Darussalam di daerah tersebut, untuk melawan pengaruh dari bangsa Portugis dan menjalin persekutuan dengan penduduk setempat, yang umumnya adalah suku Karo.[1][3]

Sumber Deli menyebutkan Gocah Pahlawan berasal dari India dengan nama asil Muhammad Delikhan, sedangkan sumber Serdang menyebutkan ia bernama asli Yazid dan masih keturunan dari raja-raja Bukit Siguntang Mahameru, lalu pergi meninggalkan Pagaruyung dengan menumpang kapal pedagang India.[3] Kedua sumber bersetuju bahwa sebelum Gocah Pahlawan pergi ke Deli, ia terlebih dahulu terdampar di Pasai, Aceh.[3] Ia lalu membuat jasa kepada Kesultanan Aceh Darussalam dalam peperangan di Bengkulu, Johor, dan Pahang.[3][5] Ia bahkan disebutkan berhasil menawan dua puteri raja Pahang, yaitu Puteri Kamariah dan Puteri Khairul Bariah.[5]

Gocah Pahlawan menikah dengan adik datuk Sunggal, Datuk Itam Surbakti, yaitu salah seorang raja urung (Karo: penguasa daerah) yang terkuat di daerah tersebut (Deli Tua),[2][4] serta bersekutu pula dengan tiga raja urung Karo lainnya.[1] Adik datuk Sunggal tersebut disebutkan bernama Puteri Nang Bulan (Baluan) beru Surbakti,[2][4] dan pernikahan mereka dilakukan pada sekitar tahun 1632.[3] Para raja urung Karo yang telah masuk Islam dan menerima pengaruh budaya Melayu tersebut, kemudian menganggapnya sebagai pemimpin tertinggi (primus inter pares) untuk kawasan tersebut.[1] Kerajaan awal pimpinan Gocah Pahlawan disebut dengan nama Kerajaan Bintan.[1] Wilayahnya sejak dari batas Tamiang sampai Sungai Rokan Pasir Ayam Denak.[3] Dengan bantuan para raja urung Karo, ia memantapkan kekuasaannya di Percut dan wilayah lainnya di Deli.[3]

Gocah Pahlawan diperkirakan wafat tahun 1641,[3] makamnya terdapat di Batu Jerguk, Deli Tua.[4] Kekuasaannya lalu diteruskan oleh anaknya, Tuanku Panglima Perunggit.[3]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d e Budisantoso, S. (1986). Masyarakat Melayu Riau dan kebudayaannya. Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Riau. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-06. Diakses tanggal 2017-08-11. 
  2. ^ a b c d Perang Sunggal, 1872-1895. D.T. Gembak. 1988. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-06. Diakses tanggal 2017-08-11. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l Ikhsan, Edy (2015). Konflik Tanah Ulayat dan Pluralisme Hukum: Hilangnya Ruang Hidup Orang Melayu Deli. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ISBN 9789794619377. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-06. Diakses tanggal 2017-08-11. 
  4. ^ a b c d Putro, Brahma (1981). Karo, dari zaman ke zaman. Yayasan Massa Cabang Medan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-06. Diakses tanggal 2017-08-14. 
  5. ^ a b Aiyub; Lubis, Z. Pangaduan; Isa, D. Syahrial; (Indonesia), Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah-Jakarta (2000). Sejarah pertumbuhan sastra Indonesia di Sumatera Utara. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-06. Diakses tanggal 2017-08-14. 


Didahului oleh
Pendiri
Panglima Deli
1632-1641
Dilanjutkan oleh
Tuanku Panglima Perunggit