Lompat ke isi

Kritik sastra Jawa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Kritik sastra jawa)
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.

Kritik Sastra Jawa adalah kegiatan kritik sastra yang berkembang di Jawa.[1] Sastra Jawa adalah sastra daerah yang menjadi bagian dari sastra nusantara.[1][2] Pembicaraan mengenai sastra Jawa modern dan perkembangannya mulai muncul pada tahun 1950-an sampai 1970-an.[1] Pada tahun itu pula muncul perbincangan mengenai kritik sastra Jawa.[1] Kritik sastra Jawa juga mencakup analisis mengenai unsur religius dalam sastra Jawa.[3] Teks-teks sastra Jawa biasanya berbentuk surat-surat dalam bahasa Jawa.[4]

Ranggawarsita, salah satu pelopor kritik sastra Jawa

Perkembangan Kritik dan Budaya Jawa

Kritik sastra merupakan kegiatan menghakimi sastra.[5] Dalam budaya Jawa mengkritik atau menghakimi adalah sesuatu yang dianggap tidak sopan.[1] Budaya Jawa menekankan konsep kehalusan rasa yang membuat orang tidak mudah menyakiti perasaan orang lain.[1] Namun ada isitilah anyaruwe yang artinya adalah tanggapan -dalam kamus bahasa Jawa.[1] Pada zaman kerajaan Islam misalnya Ranggawarsita yang menulis kritik dalam bukunya Serat Wicara Keras.[1] Akan tetapi, kritik tidak disampaikan secara terang-terangan. Kritik terhadap pujangga pada zaman itu di tuangkan dalam tembang dengan pilihan kata yang tepat.[1]

Pada tahun 1920-1930-an mulai muncul esai-esai kritis dalam majalah-majalah bahasa Jawa.[1] Misalnya dalam majalah ‘’Kedjawen’’ terdapat rubrik ‘’Obrolanipun Petruk kaliyan Gareng’ yang muncul tahun 1938.[1] Rubrik tersebut merupakan rubrik kritik terhadap budaya dan bahasa Jawa.[1] Kritik yang lebih terbuka misalnya yang dilakukan lembaga swasta bernama ‘’Paheman Paniti Basa’’ di Surakarta.[1] Lembaga ini mengkritisi bahasa Jawa yang mulai rusak dan menatanya kembali sesuai dengan standar bahasa Jawa.[1]

Dinamika Kritik Sastra Jawa

Pada tahun 1950-an ketika sastra indonesia mulai berkembang, para pengarang etnis Jawa mulai beralih menulisa sastra Indonesia walaupun tidak meninggalkan identitas Jawa dalam tulisan-tulisan mereka.[1] Pengarang-pengarang tersebut di antaranya, Pramoedya Ananta Toer, Nh. Dini, Toto Sudarto Bachtiar dan Soebagio Satrowardojo.[1] Namun beberapa penulis masih mempertahankan karya mereka dalam bahasa Jawa seperti Ahmad Tohari yang menulis Ronggeng Dukuh Paruk dalam bahasa Jawa Banyumas.[1] Tahun 1950 juga menjadi tanda munculnya kritik sastra Jawa secara lebih terbuka.[1] Selain terbuka, penulisan kritik sastra Jawa pada masa itu juga lebih objektif terhadap suatu karya. Misalnya, Susan yang menjadi kritikus pertama menuliskan kritiknya dalam majalah Cerita Cekak.[1] Perkembangan dan dinamika kritik sastra Jawa tidak hanya ditandai dengan perkembangan dari aspek isi namun juga bahasa yang digunakan.[1] Pada tahun 1960 berdiri OPSJ (Organisasi Pengarang Sastra Jawa).[1] Diskusi dan kritik mengenai sastra Jawa mulai dilaksanakan dalam bahasa Indonesia.[1] Pada tahun 1970 kritik sastra Jawa berbahasa Indonesia mulai muncul di media massa.[1] Misalnya, Sukardo Hadisukarno menulis esai berjudul “Sastra Jawa Modern: Perlu Diperkenalkan Lebih Luas”.[1] Artikel ini membahas mengenai kesenjangan yang terjadi antara sastra lama dengan sastra modern.[1] Tahun 1990-an esai-esai kritik sastra Jawa semakin banyak ditemui di media massa, bahkan juga dalam bentuk buku. Suripan Sadi Utomo menulis buku Sosiologi Sastra Jawa pada tahun 1997.[1]

Rujukan

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z Tirto Suwondo,dkk (2003). Kritik Sastra Jawa. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 979-685-382-5. 
  2. ^ "Kamus Besar Bahasa Indonesia". Diakses tanggal 9 Mei 2014. 
  3. ^ Dojosantosa (1986). Unsur Religius dalam Sastra Jawa. Semarang: Aneka Ilmu. 
  4. ^ "Basa Basuki". Program Digitalisasi Sastra Daerah. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-12. Diakses tanggal 9 Mei 2014. 
  5. ^ Andre Hardjana (1981). Kritik Sastra, Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia. hlm. 1-6.