Ludwig III
Ludwig III | |
---|---|
Raja Sachsen | |
Berkuasa | Raja Sachsen: 876–882 Raja Bayern: 880-882 |
Pendahulu | Ludwig II sebagai Raja Francia Timur |
Penerus | Karl si Gendut |
Kelahiran | 830 atau 835 |
Kematian | 20 Januari 882 Frankfurt, Francia Timur |
Pemakaman | |
Pasangan | Liutgard |
Keturunan | Hugues dari Sachsen Ludwig Bernhard Hildegard |
Wangsa | Karoling |
Ayah | Ludwig II |
Ibu | Hemma dari Altdorf |
Ludwig muda (830/835 – 20 Januari 882), juga disebut Ludwig III,[1] merupakan putra sulung kedua dari ketiga putra Ludwig II dan Hemma. Ia menggantikan ayahandanya sebagai penguasa Kadipaten Sachsen pada tanggal 28 Agustus 876 dan kakandanya Karlmann sebagai penguasa Kadipaten Bayern dari tahun 880 sampai 882. Ia meninggal pada tahun 882 dan ia digantikan oleh adiknya Karl si Gendut yang telah menjadi Raja Italia dan Kaisar Romawi Suci. Wilayah-wilayah kekuasaanya termasuk sebagian besar Francia Timur.
Masa muda
Sebagai seorang pemuda, Ludwig berpartisipasi di dalam operasi militer terhadap Obotrite pada tahun 858 dan 862.[2] Pada tahun 854, atas undangan dari para bangsawan Aquitaine menentang pemerintahan Karl si Gendut dan Pippin II dari Aquitaine, dan terbujuk oleh ayahandanya, Ludwig si Jerman dan sepupunya Karl dari Mainz, ia memasuki Galia sebagai seorang pemimpin pasukan dengan maksud untuk mendapatkan takhta Aquitaine. Ia berbaris sampai sejauh Limoges sebelum berbalik.
Begitu kembali Ludwig menempa hubungan dekat dengan para bangsawan Francia Timur dan menjadi semakin mandiri dari ayahandanya. Ia bertunangan dengan putri Comte Adalard dan pada tahun 865 ia dan saudaranya Karl si Gendut bergabung di dalam pemberontakan melawan ayahanda mereka. Pemberontakan ini singkat karena Ludwig, Karl dan ayahanda mereka berdamai pada tahun itu, meskipun Ludwig tua didesak untuk membagi sisa wilayah di antara kedua putranya. Karlmann telah diberikan Kadipaten Bayern sebagai subregulus pada tahun 864. Ludwig menerima Kadipaten Sachsen, Kadipaten Thüringen dan Kadipaten Franken dan Karl menerima Alemannia dan Raetia.
Pada tahun 869 Ludwig menikahi Liutgard dari Sachsen, putri Liudolf, di Aschaffenburg. Liutgard adalah seorang wanita yang berkemauan keras dan ambisius, ia mendorong suaminya untuk mencapai tujuan ambisiusnya. Pernikahan ini meningkatkan pertikaian di antara ayah dan anak pada tahun 871 dan pada tahun 873 Ludwig memberontak lagi namun sekali lagi kembali berdamai.
Memerintah di Sachsen
Setelah kematian ayahandanya pada tahun 876, Ludwig menjadi ahli waris kerajaan biologinya dan menyandang gelar rex Francorum ("raja Franka"). Ludwig muda menganggap dirinya ahli waris sejati Ludwig si Jerman dan begitu ayahandanya meninggal pada tahun 876, Ludwig memakamkannya di Biara Lorsch, di dalam wilayahnya sendiri, untuk menekankan kekuasaannya di antara saudara-saudaranya. Ludwig juga mempertahankan kepala penasehat ayahandanya, Liutbert dari Mainz. Ia dan suadaranya memerintah kerajaan mereka dengan mandiri namun tetap rukun dan dapat bekerjasama.
Memperoleh Lorraine dan Bayern
Pemerintahan Ludwig segera terancam oleh pamandanya, Karl yang Botak, yang mencoba untuk merebut wilayah bagian timur Lotharingia dan bahkan untuk mencapai supremasi atas keponakannya. Ludwig mulai berperang melawan Karl dan pada tanggal 8 Oktober 876 di Andernach ia mengalahkan pasukan yang jauh lebih besar dari Francia Barat. Pasukan Franka Timur tampak unggul baik di dalam kesatuan dan taktik, dan raja muda mempersiapkan pasukannya dengan pakaian tentara berwarna putih sehingga mereka tampak seperti pasukan pencabut nyawa.
Setelah kemenangan ketiga putra Ludwig si Jerman bertemu di Nördlingen untuk membahas pembagian yang tepat dari kerajaan ayahanda mereka. Menurut rencana yang disusun pada tahun 865 dan dipastikan pada tahun 876 oleh Ludwig si Jerman, Karlmann menerima Kadipaten Bayern, Karl mendapat Kadipaten Swabia, dan Ludwig mendapat Kadipaten Sachsen, Kadipaten Franken dan Kadipaten Thüringen. Sepanjang pemerintahannya, meskipun ia selalu disebut "Raja Sachsen" oleh para sejarawan, Ludwig tidak pernah mengunjungi Sachsen secara resmi, meskipun wilayah tersebut membentuk sebagian besar wilayahnya.
Di akhir tahun 877 mereka berkumpul lagi untuk membahas pembagian Lotharingia. Setelah Karlmann melepaskan tuntutannya, wilayah tersebut diabgi di antara Ludwig dan Karl, yang kembali bertemu di bulan September 878 di Alsace. Pada tahun 879 Karlmann lumpuh karena penyakit stroke dan menunjuk Ludwig sebagai pemangku takhta dan penggantinya di Bayern. Ludwig menerimanya setahun kemudian ketika Karlmann dari Bayern meninggal.
Pada bulan November 878, setelah kematian Karl yang Botak, ahli warisnya Louis II dari Prancis dan Ludwig berjanji satu sama lain untuk menghormati suksesi mereka masing-masing dan untuk tidak mangajukan tuntutan atas hal tersebut, di Voeren (Fourons di dalam Bahasa Prancis). Perjanjian Fouron ini segera diuji, ketika Louis II meninggal di bulan April 879. Sebuah partai bangsawan barat yang dipimpin oleh kepala biara Gozlin mengundang Ludwig III untuk menggantikannya dan untuk memimpin di Francia Barat. Karena istrinya Luitgard juga mendukung gagasan ini, Ludwig menyerang Francia Barat. Ia berbaris sampai sejauh Verdun, tetapi setelah raja-raja yang baru Louis III dan Karlmann II menyerahkan bagian mereka dari Lotharingia kepada penyerang, Ludwig mundur. Di bulan Februari 880 kemenangan ini dipastikan oleh Perjanjian Ribemont, yang ditandatangani di dekat Saint Quentin. Perjanjian ini menentukan perbatasan di antara dua kerajaan sampai abad ke-14.
Hubungan dengan para bangsawan
Berbeda dengan ayahandanya, Ludwig muda lebih mengutamakan kepentingan kerajaan dengan tokoh-tokoh dari kaum bangsawan dan menghindari konfrontasi. Ia berhasil mengikat keluarga yang kuat untuk raja, termasuk kerabat Wangsa Ottonian istrinya, yang nantinya mereka sendiri menjadi raja-raja dan kaisar-kaisar. Ludwig sering menetap di Rheinland, untuk menghindari Sachsen atau perbatasan timurnya. Ludwig mengunjungi Bayern pada dua kesempatan, tetapi sering meninggalkannya kepada keponakannya yang tidak sah, putra Karlmann, Arnulf dari Kärnten.[3]
Serangan Viking
Sejak musim panas pada tahun 879 Viking meningkatkan serangan mereka di wilayah Suku Franka dan kadang-kadang menembus jauh ke pedalaman. Karajaan Ludwig paling menderita dari serangan Francia Barat. Di bulan Februari 880 Ludwig dihadapkan dan mengalahkan Suku Nordik di Pertempuran Thimeon (di dekat yang sekarang Charleroi). Namun putranya Hugues, tewas terbunuh di medan perang. Ludwig juga mengusir suku bangsa Nordik dari istana kerajaan Nijmegen, yang dapat mereka kuasai. Pada bulan yang sama, tentara Sachsen yang dipimpin oleh Adipati Bruno, saudara ipar raja menderita kekalahan berat di dekat Hamburg dan Bruno dan para bangsawan Sachsen lainnya jatuh. Sebagai contoh kemenangan di gambaran-gambaran Thimeon, tidak ada satupun dari kemenangan militer yang dapat menghentikan gelombang serangan Viking.
Kematian dan suksesi
Ludwig jatuh sakit pada tahun 881 dan meninggal di Frankfurt pada tanggal 20 Januari 882. Ia dimakamkan di samping makam ayahandanya di dalam Biara Lorsch. Dengan istrinya Liutgard, ia memiliki seorang putra yang bernama Louis (877-879), yang tewas terjatuh dari jendela istana, dan seorang putri yang bernama Hildegard (878-895). Ludwig juga memikiki beberapa anak haram, Hugues (855/60 – Februari 880), baik dengan seorang putri yang bernama Adalard atau dengan gundik sebelumnya. Karena ia tidak memiliki seorang ahli waris yang sah, seluruh wilayahnya jatuh ke tangan saudaranya, Karl si Gendut, yang dengan demikian dapat menyatukan seluruh wilayah Franka dalam waktu yang singkat. Hildegard kemudian bergabung dengan raja Bayern Engeldeo dan bersekongkol melawan Raja Arnulf yang merampas "beberapa kehormatan umumnya" pada tahun 895, menurut Babad Fulda.
Keluarga
Ludwig muda menikahi Liutgard, putri Liudolf dari Sachsen yang akhirnya menjadi kakek Raja Heinrich I dari Sachsen.
Keturunannya adalah sebagai berikut:
- Louis (876-November 879)
- Hildegard (875/878 atau 881-setelah skt. 900)
- Bernhart
Anak haram:
- Hugues dari Sachsen (skt. 855/860-Februari 880)
- Adalhard
Referensi
- ^ Louis the Pious and Louis the German would be Louis I and Louis II, respectively, in this numbering. If counted as "Louis III of Germany," he should not be confused with Louis III, Holy Roman Emperor, or Louis the Child. He may also be counted as "Louis II."
- ^ Reuter, 72.
- ^ As "prefect of the marches." Bowlus, 569.
Pranala luar
- The Dissolution of the Frankish Empire at Historical Atlas. Good for maps of Louis's realm and his brothers'.
Ludwig III Lahir: 835 Meninggal: 20 January 882
| ||
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Ludwig si Jerman sebagai Raja Francia Timur |
Raja Sachsen 876 –882 |
Diteruskan oleh: Karl si Gendut |
Didahului oleh: Karlmann |
Raja Bayern 880–882 | |
Lowong Terakhir dijabat oleh Lothaire II dari Lorraine
|
Raja Lorraine 880–882 | |
Didahului oleh: Karl si Gendut |
Adipati Swabia 880–882 |