Mengejar Mas Mas
Mengejar Mas Mas | |
---|---|
Sutradara | Rudi Soedjarwo |
Produser | Lala Hamid |
Ditulis oleh | Monty Tiwa |
Pemeran | Dinna Olivia Dwi Sasono Poppy Sovia Elmayana Sabrenia Ira Wibowo Roy Marten |
Penata musik | Andi Rianto Monty Tiwa |
Sinematografer | Edi Michael Santoso |
Penyunting | Monty Tiwa Cindy R.A. Biere |
Distributor | DePIC Production |
Tanggal rilis | 24 Mei 2007 |
Durasi | 94 menit |
Negara | Indonesia |
Penghargaan |
---|
Festival Film Indonesia 2007 |
|
Mengejar Mas Mas adalah film drama komedi romantis tahun 2007 dari Indonesia. Film yang disutradarai oleh Rudy Soedjarwo ini dibintangi antara lain oleh Dinna Olivia, Dwi Sasono dan Poppy Sovia. Film ini mengisahkan petualangan seorang gadis metropolitan muda yang kabur dari rumahnya di Jakarta ke kota tradisional Yogyakarta dan keterlibatannya dalam percintaan segitiga dengan seorang Mas Mas (sebutan untuk pemuda Jawa) yang lugu dan ramah, dengan seorang pelacur yang baik hati dan pemberani.
Film ini dirilis dengan bersemboyan "Karena matahari tak perlu dikejar", sebagai permainan kata untuk salah satu judul film Rudy Soedjarwo sebelumnya, Mengejar Matahari (2004). Monty Tiwa mengakui bahwa menulis tentang benturan kebudayaan sangat menantang karena menyadari bahwa Indonesia terdiri atas ribuan pulau dan adat istiadat berbeda.
Dipenghargaan Festival Film Indonesia 2007, Mengejar Mas Mas sukses membawa 10 nominasi, memenangkan satu penghargaan yaitu Aktris Terbaik untuk Dinna Olivia.
Sinopsis
Shanaz (Poppy Sovia) adalah seorang gadis belia putri seorang kaya di Jakarta. Suatu hari, ayahnya (Roy Marten) yang sangat disayanginya meninggal setelah terkena serangan jantung. Berselang kemudian, ibunya (Ira Wibowo), di tengah himpitan ekonomi, memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang lelaki kaya lain. Shanaz sangat terpukul dengan keputusan ibunya tersebut dan menjadi kecewa dengan kehidupannya. Ketidaksetujuan Shanaz pada keputusan ibunya ditambah dengan karakternya yang blak-blakan akhirnya menyebabkan pertengkaran dengan ibunya. Shanaz beranggapan bahwa ibunya hanyalah seorang pelacur yang hanya memikirkan kondisi ekonominya sendiri. Shanaz memutuskan untuk kabur ke Yogyakarta menyusul Mika (Marcell Anthony), pacarnya yang sedang mendaki gunung di dekat "kota gudeg" tersebut.
Ningsih (Dinna Olivia) adalah seorang nggé nggé (istilah bahasa Jawa tradisional untuk pelacur) baik hati dari Madiun yang menyelamatkan Shanaz, saat ia digoda oleh preman setempat, yang tidak hanya menyelamatkannya, namun juga bersedia menampungnya di kamar kosnya selama beberapa hari. Mendekati gambaran Shanaz tentang Ibunya, diceritakan bahwa Ningsih adalah seorang janda yang terpaksa melacur setelah suaminya meninggal dan himpitan ekonomi yang dialaminya. Ningsih terpaksa menyembunyikan profesinya di kampung tempat tinggalnya dan mengaku sebagai seorang dosen dengan nama "Norma", karena profesi pelacur dianggap sangat memalukan oleh penduduk tradisional setempat dan akan membuatnya diusir bila diketahui. Shanaz mulai menjalin hubungan persahabatan erat dengan Ningsih yang pemberani dan juga sangat penyabar. Ningsih juga menganggap Shanaz seperti adik kandungnya sendiri.
Mas Parno (Dwi Sasono) muncul di antara kedua gadis berbeda budaya itu. Parno adalah seorang pemuda Jawa lugu yang selalu mengenakan pakaian tradisional rakyat Jawa dan mengendarai sebuah sepeda ontél butut dengan rem yang blong. Shanaz mulai tertarik dengan sosok Parno yang lugu dan sopan, begitu pula Parno kepada Shanaz yang di matanya adalah seorang gadis metropolitan yang unik, walaupun sebenarnya Parno masih memendam cinta kepada Ningsih, mantan kekasihnya.
Hubungan Shanaz dengan kedua karakter tersebut mulai terjalin unik. Shanaz yang masih benci dengan Ibunya, ditambah karakter metropolitannya yang blak-blakan, baik disengaja atau tidak, sering kali mengkritik Ningsih cukup keras karena profesi Ningsih yang dianggap tidak baik oleh kebanyakan orang, walaupun sebenarnya Shanaz sangat menyayangi Ningsih seperti kakaknya sendiri. Di lain sisi, Parno yang dewasa, jujur dan lugu dengan sepeda ontélnya yang unik muncul bagaikan karakter pacar yang selama ini didambakannya. Shanaz sendiri bagaikan menjadi "orang ketiga" dalam hubungan cinta-benci yang dialami Ningsih dan Parno, sehingga api cinta lama mereka juga mulai bersemi kembali.
Di tengah-tengah pesona keindahan pedesaan Yogyakarta, jalinan asmara Shanaz dengan Parno, dan kecemburuan Ningsih pada hubungan mereka, ketiga karakter ini mulai mendapat pelajaran hidup mereka masing-masing. Ningsih mulai menyadari bahwa cinta tidak hanya ditentukan oleh uang, begitu pula Parno mulai menyadari bahwa cinta tidak diputuskan oleh profesi seseorang. Shanaz sendiri akhirnya sadar bahwa dunianya selama ini hanya diselimuti oleh kesedihannya sendiri, sedangkan penderitaan manusia, terutama wanita, seperti yang dialami wanita janda seperti Ningsih yang mirip dengan nasib Ibunya, ternyata jauh lebih berat dari yang dia dan Ibunya alami selama ini. Jalinan persahabatan platonik dan percintaan tiga karakter unik ini disajikan dengan suasana dramatis yang kadang-kadang diwarnai komedi, dibalut dengan situasi masyarakat tradisional Yogyakarta dan adat istiadatnya yang jarang dilihat dalam perfilman Indonesia saat film ini dirilis.
Film diakhiri sejak pada tanggal 31 Desember 2006, dalam adegan perpisahan antara Shanaz dengan kedua sahabatnya kembali ke Jakarta dan pertemuannya kembali dengan Ibunya yang telah sangat merindukannya. Hubungan asmara Parno dan Ningsih ditutup dengan berboncengannya mereka di atas sepeda ontél sambil berpelukan mesra di tengah damainya lahan sawah hijau di pedesaan Yogyakarta.
Pemeran
- Dinna Olivia sebagai Ningsih / "Norma"
- Dwi Sasono sebagai Suparno / Mas Parno
- Poppy Sovia sebagai Shanaz
- Marcell Anthony sebagai Mika
- Eddie Karsito sebagai Pak Toyo
- Elmayana Sabrenia sebagai Mpok Warda
- Ira Wibowo sebagai Linda, Ibu Shanaz
- Roy Marten sebagai Ayah Shanaz
Penghargaan
Tahun | Penghargaan | Kategori | Penerima | Hasil |
---|---|---|---|---|
2007 | Festival Film Indonesia 2007 | Film Terbaik | Lala Hamid (Produser) | Nominasi |
Sutradara Terbaik | Rudi Soedjarwo | Nominasi | ||
Aktor Utama Terbaik | Dwi Sasono | Nominasi | ||
Aktris Utama Terbaik | Dinna Olivia | Menang | ||
Poppy Sovia | Nominasi | |||
Skenario Terbaik | Monty Tiwa | Nominasi | ||
Festival Film Jakarta 2007 | Aktris Terbaik | Dinna Olivia | Menang | |
MTV Indonesia Movie Awards 2007 | Most Favourite Actor | Dwi Sasono | Nominasi | |
Most Favourite Actress | Dinna Olivia | Menang | ||
Poppy Sovia | Nominasi | |||
2008 | Indonesian Movie Awards 2008 | Aktris Terbaik | Dinna Olivia | Menang |
Poppy Sovia | Nominasi | |||
Aktor Terbaik | Dwi Sasono | Nominasi |
Catatan produksi
Gedung yang ada di latar belakang gambar poster rilis film Mengejar Mas Mas adalah Stasiun Tugu, salah satu stasiun kereta api peninggalan zaman kolonial Belanda yang masih berdiri di Yogyakarta.[1]
Album lagu tema
OST. Mengejar Mas Mas | |
---|---|
Album studio karya Kompilasi | |
Dirilis | 2007 |
Direkam | 2007 |
Genre | Pop, Album lagu tema |
Label | DePIC Production |
OST. Mengejar Mas Mas adalah album kompilasi tahun 2007 dari Indonesia untuk lagu-lagu yang digunakan untuk mengiringi film Mengejar Mas Mas, film drama komedi romantis tahun 2007.
Daftar lagu
- "Kosong" (Monty Tiwa)
- "Menanti" (December Ft. Happy)
- "Caramu" (December)
- "This Place" (Dinna Olivia Ft Monty Tiwa)
- "Ngayogjokarto" (Genk Kobra)
- "Karna Kita" (Monty Tiwa)
- "Aku Mencintaimu" (Monty Tiwa)
- "Aman Terkendali" (Monty Tiwa)
- "Kosong" Ext. Version (Monty Tiwa)
- "Ningsih's Blues" (Dinna Olivia)
- "Koyo Jambu" (Genk Kobra)
Referensi
- ^ "Blog dengan foto Stasiun Tugu Yogyakarta". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-27. Diakses tanggal 2010-07-29.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi film Mengejar Mas Mas Diarsipkan 2010-06-03 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Ulasan Mengejar Mas-Mas
- (Indonesia) Situs Resmi Diarsipkan 2007-05-27 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Mengejar Mas Mas @ 21CinePlex.com Diarsipkan 2007-06-21 di Wayback Machine.
- (Inggris) Mengejar Mas Mas di situs IMDB