Lompat ke isi

Minggu Emas (Jepang)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.

Golden Week (ゴールデンウィーク) atau Minggu Emas adalah periode di akhir bulan April hingga minggu pertama bulan Mei di Jepang yang memiliki serangkaian hari libur resmi. Periode Golden Week bergantung pada tahunnya, tetapi dimulai sekitar 29 April dan berakhir sekitar 5 Mei. Liburan dapat menjadi agak panjang bila ditambah dengan hari kejepit dan akhir pekan.

Golden Week disingkat sebagai GW, dan sering disebut Ōgata renkyū (大型連休, liburan berturutan skala besar) atau Ōgon shūkan (黄金週間, minggu emas). Sejak tahun 2007, sepanjang periode Minggu Emas terdapat 4 hari libur:

Selain itu, perusahaan dan industri sering meliburkan diri pada tanggal 1 Mei untuk memperingati Hari Buruh (Rōdōsai), walaupun bukan merupakan hari libur resmi di Jepang.

Liburan Golden Week tahun 2008 menjadi lebih panjang sehari sesuai dengan kebijakan tahun 2005 yang memindahkan hari libur yang jatuh pada hari Minggu ke hari Senin. Pada tahun 2008, Hari Hijau jatuh pada hari Minggu 4 Mei, sehingga dipindahkan ke hari Selasa 6 Mei agar tidak jatuh pada hari Senin tanggal 5 Mei yang merupakan Hari Anak-anak.

Musim wisata

Stasiun kereta api penuh sesak selama Golden Week.

Golden week merupakan salah satu masa tersibuk bagi jasa transportasi dan pariwisata, bersama-sama dengan liburan musim panas, liburan Obon, dan Tahun Baru. Masa liburan digunakan untuk pulang ke daerah asal atau berwisata ke dalam dan luar negeri. Harga tiket pesawat terbang, paket wisata, dan tarif hotel menjadi lebih tinggi dari biasa. Kereta api dan shinkansen dipenuhi dengan penumpang hingga sebagian harus berdiri, dan jalan bebas hambatan menjadi macet.

Cuaca yang sejuk di sekitar Golden Week dimanfaatkan untuk penyelenggaraan matsuri di berbagai daerah di Jepang:

Sejarah

Istilah Golden Week merupakan salah satu contoh kosakata bahasa Jepang yang ditulis dan dibaca seperti bahasa Inggris tetapi merupakan istilah bahasa Jepang (wasei-eigo). Setelah pemerintah Jepang menetapkan undang-undang hari libur pada tahun 1948, gedung-gedung bioskop kebanjiran penonton yang menghabiskan hari libur di akhir bulan April dan minggu pertama bulan Mei dengan menonton film. Pada waktu itu siaran televisi belum ada dan rakyat senang menghabiskan liburan dengan pergi menonton bioskop, berbelanja di toko serba ada, atau bepergian ke tempat wisata yang dekat-dekat.

Matsuyama Hideo dari perusahaan film Daiei Motion Picture menyebut minggu liburan ini sebagai "minggu paling luar biasa" bagi industri film di Jepang dan menamakannya "Golden Week". Istilah ini secara luas dipakai di kalangan pemilik gedung bioskop sebelum akhirnya dikenal masyarakat luas. Penjelasan lain mengatakan istilah Golden Week dipinjam dari kalangan stasiun radio di Jepang yang menyebut jam siar dengan pendengar terbanyak dengan istilah "Golden Time".

NHK dan beberapa surat kabar tidak lagi menggunakan istilah Golden Week, melainkan Ōgata renkyū (liburan berturutan skala besar). Media massa mengemukakan berbagai macam alasan untuk tidak menggunakan istilah Golden Week. Di antaranya, media massa enggan meminjam istilah dari dunia film, penulisan dengan katakana yang memakan tempat, hingga pertimbangan adanya pemirsa dan pembaca surat kabar yang tidak semua dapat berlibur panjang.

Pranala luar