Minyak jagung
Minyak jagung adalah minyak yang diekstraksi atau diperas dari biji jagung, bersifat setengah kering, berwarna kekuningan dan digunakan untuk membuat sabun, dan pelumas.[1] Minyak ini mulai mengeluarkan asap pada kisaran suhu 204 °C - 213 °C.[2] Karena tahan dalam suhu tinggi tanpa mengeluarkan asap, minyak jagung cocok digunakan untuk memasak banyak jenis makanan. Minyak jagung sering kali digunakan sebagai alternatif pengganti minyak sawit karena diduga memiliki kandungan asam lemak jenuh yang lebih rendah.[3] Minyak jagung juga memiliki rasa yang hampir hambar.[4]
Kandungan
Minyak jagung mengandung asam oleat 20%-50%, asam linoleat 35%-60%, fosfolipid 2% serta bahan tak tersabunkan 2% (tokoferol,sitosferol dan lilin).[5] Selain itu, zat-zat yang terkandung dalam minyak jagung murni adalah 99% triasilgliserol dengan asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) 59%, Asam lemak tak jenuh tunggal 24% dan asam lemak jenuh (SFA) 13%.[3] Yang tak kalah penting, minyak jagung juga mengandung ubiquinon, alfatokoferol tinggi dan gamma-tokoferol yang tinggi sehingga dapat menghindarkan dari "ketengikan" oksidatif.[3] Nutrisi penting lain dalam minyak jagung yang tidak kalah penting adalah vitamin E yang sangat baik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan juga bertindak sebagai antioksidan dengan mencegah kerusakan akibat radikal bebas.[6]
Manfaat
Minyak ini menyediakan asam lemak esensial dan energi. Asam linoleat dalam minyak jagung merupakan asam lemak esensial yang digunakan untuk integritas kulit, membran sel, sistem kekebalan dan untuk sintesis icosanoid.[3] Icosanoid merupakan unsur yang penting untuk unsur-unsur reproduksi, kardiovaskuler, ginjal, pencernaan dan ketahanan terhadap penyakit.[3] Mengkonsumsi minyak jagung efektif untuk menurunkan kadar kolesterol darah.[3] Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, perlu dipilih minyak jagung yang berbahan jagung non-transgenik.[3]
Pembuatan Minyak Jagung
Minyak jagung diperoleh dari bagian bakal biji dari butiran-butiran jagung.[2] Di pabrik, biji jagung direndam dalam air panas selama satu atau dua hari.[2] Setelah selesai dari tahap perendaman, dilakukan penggilingan kasar untuk melepaskan bakal buahnya.[2] Bakal tanaman kemudian dipisahkan dengan cara diapungkan lalu dipres untuk menghasilkan minyak jagung.[2]
Rujukan
- ^ A. Hatmaka Pudjaatmaka (2002). Kamus Kimia. Jakarta: Balai Pustaka. ISBN 979-666-294-9.
- ^ a b c d e Robert L. Wolke (2005). Kalo Einstein jadi Koki, sains di balik Urusan Dapur. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN 979-22-1283-3.
- ^ a b c d e f g Dr.Ir. Muhammad Ahkam Subroto, M.App.Sc. Real Food, True Health. Jakarta: Agromedia. ISBN 979-006-143-9.
- ^ Dewi Yanti. "Beda Hidangan, Beda pula Minyaknya (2-Habis)". Diakses tanggal 7 Mei 2014.
- ^ Tim Penulis laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan (2002). Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi. Yogyakarta: Kanisius. ISBN 979-497-963-5.
- ^ Amazine. "Ketahui Kandungan Nutrisi Minyak Jagung & Manfaatnya". Diakses tanggal 7 Mei 2014.