Monumen Nasional PDRI
Monumen Nasional PDRI atau Monumen Nasional Bela Negara adalah monumen peringatan yang didirikan untuk memperingati sejarah perjuangan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), penyelenggara pemerintahan Republik Indonesia ketika ibu kota Indonesia jatuh ke tangan Belanda pada Agresi Militer Belanda Kedua. Monumen ini dibangun di area seluas 40 hektare di salah satu kawasan yang pernah menjadi basis PDRI, yaitu di Jorong Aie Angek, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.[1][2]
Pembangunan
Peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan monumen ini dilakukan bersamaan dengan peringatan Hari Bela Negara (HBN) pada 19 Desember 2012.[3] Pembangunannya diperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp268 miliar,[4] yang akan dianggarkan dari anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dibantu oleh Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertahanan, serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia.[5] Selain monumen, beberapa bangunan penunjang juga akan dibangun di area yang sama, seperti gedung serbaguna, masjid, diorama, museum, pustaka, dan bangunan literatur sejarah.[1][5][6]
Terkait pengerjaan Museum PDRI, berdasarkan data Ditjen PCBM, pembangunannya dimulai sejak 2012, didahului dengan penyusunan rencana induk hingga seminar nasional, baik di Padang maupun di Jakarta. Setahun setelahnya, prosesnya diserahkan kepada Pemkab Lima Puluh Kota.
Pekerjaan fisik museum dimulai pada 2013. Waktu itu yang dikerjakan adalah pematangan lahan, membuat auditorium, yaitu bagian pondasi, lantai, dan kolom setinggi 6 meter, membuat pondasi, lantai, kolom lantai untuk museumnya, serta pekerjaan turab. Dari web Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemkab Lima Puluh Kota, diketahui pekerjaan konstruksi dilakukan oleh PT. Delima Agung Utama.[7]
Pada 2014, pembangunan tahap kedua melanjutkan pembangunan auditorium dan museum. Pembangunan museum masih berlanjut pada 2015 pada tahap ketiga pekerjaan ini, masih melanjutkan membangun bagian auditorium, rangka atap, dan penutup atap.[8]
Terakhir, pada 2018 berdasarkan publikasi laman Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/jasa Pemerintah, Direktorat Perencanaan dan evaluasi pengadaan (Sirup LKPP), pembangunan fisik Museum PDRI dilanjutkan.
Referensi
- ^ a b "Monumen Bela Negara akan Dibangun di Sumbar". ANTARA. 2012-04-26. Diakses tanggal 2012-12-27.
- ^ "Monumen Bela Negara akan Didirikan di Lima Puluh Kota". ANTARA. 2011-01-01. Diakses tanggal 2012-12-27.
- ^ "Akhirnya, Pembangunan Monumen PDRI Terwujud". Sumbaronline.com. 2012-12-22. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-03-17. Diakses tanggal 2012-12-27.
- ^ "Monumen PDRI Tinggal Selangkah lagi". Padang Ekspres. 2012-12-03. Diakses tanggal 2012-12-27.
- ^ a b "Monumen Bela Negara Dibangun di Atas Lahan 40 Hektare". Pos Metro Padang. 2012-12-13. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-03-25. Diakses tanggal 2012-12-27.
- ^ "Monumen Bela Negara Disiapkan Menjadi Objek Wisata". Padangmedia.com. 2012-01-29. Diakses tanggal 2012-12-27.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Herdahita Putri, Risa. "Jalan Panjang Menuju Museum PDRI".
- ^ Herdahita Putri, Risa. "Jalan Panjang Menuju Museum PDRI".