Suku Pashayi
Jumlah populasi | |
---|---|
Sekitar 500.000[1] | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Laghman, Kapisa, Nangarhar dan timur laut Kabul | |
Bahasa | |
Pashayi Pashtun (bahasa kedua)[1] | |
Agama | |
Mayoritas: Islam Sunni Minoritas: Syiah Nizariyah Ismailiyah | |
Kelompok etnik terkait | |
Suku Dardik dan Indo-Arya lainnya |
Orang Pashayi atau Pashai (bahasa Persia: پشهای) adalah suku bangsa Dardik yang banyak menempati wilayah Afganistan timur. Mereka merupakan keturunan bangsa Indo-Arya yang mengalami isolasi sampai sekarang. Jumlah mereka diperkirakan sekitar 500.000. Suku Pashayi adalah salah satu suku minoritas tertua di Afganistan.[1]
Sejarah
Orang-orang Pashayi kuno menganut agama Buddha dan Hindu Kuno, yang dipraktikkan bersama kepercayaan asli.[2][3][4][5] Suku Pashayi dan Nuristani pada mulanya menghuni Lembah Kunar dan Laghman di dekat Jalalabad di timur laut Afghanistan, sampai mereka terdesak ke kawasan pegunungan yang kurang subur oleh kedatangan suku Ghilji Pashtun.[6] Pada abad ke-13, Marco Polo melakukan perjalanan melintasi daerah tersebut dan menggambarkan penduduk setempat sebagai pelaku sihir. Polo menyaksikan para prianya mengenakan bros dan anting-anting yang dihiasi dengan batu permata dan makanan pokok orang Pashayi adalah nasi dan daging.[7]
Saat ini, sebagian besar orang Pashai memeluk Islam Sunni,[7] sementara sebagian kecil menganut Islam Nizari Ismaili. Menurut kitab Tabakat-i-Akbari karya Nizamuddin Ahmad, Kaisar Mughal Akbar mengutus adiknya, Mirza Muhammad Hakim, yang merupakan pengikut tarekat Sufi Naqsyabandiyah untuk memimpin ekspedisi militer guna mengislamkan orang Pashai pada tahun 1582.[8] Pada masa itu, Hakim sedang menjabat sebagai Gubernur Kabul.[9] Kitab Sifat-nama-yi Darviš Muhammad Hān-i Ğāzī karya Qadi Muhammad Salim yang ikut serta dalam ekspedisi menceritakan perjalanannya dengan rinci. Sifat-nama memberi Muhammad Hakim julukan "Darviš Khan Gazi".[9]
Invasi Darviš dimulai dari Laghman hingga Alishang, dan dikatakan telah menaklukkan dan mengkonversi penduduk di 66 lembah ke dalam Islam. Setelah menaklukkan lembah Tajau dan Nijrau di daerah Panjshir, mereka mendirikan benteng di Islamabad di pertemuan Sungai Alishang dan Alingar. Mereka melanjutkan penyerbuan hingga ke Alishang dan melakukan upaya terakhir mereka melawan orang-orang kafir di Alingar. Mereka terus melanjutkan serangan hingga Mangu, perbatasan modern antara daerah berbahasa Pashai dan Askunu.[10]
Budaya
Mata pencaharian suku Pashayi adalah bertani dan menggembalakan ternak.[3] Tanaman yang banyak dibudidayakan adalah padi, gandum, dan jagung. Mereka juga beternak kambing, lembu, dan domba.[7]
Referensi
- ^ a b c "Palaso" (PDF).
- ^ Minahan, James B. (10 Februari 2014). Ethnic Groups of North, East, and Central Asia: An Encyclopedia (dalam bahasa Inggris). ABC-CLIO. hlm. 217. ISBN 9781610690188.
- ^ a b Weekes, Richard V. (1984). Muslim peoples: a world ethnographic survey (dalam bahasa Inggris). Greenwood Publishing Group. hlm. 601. ISBN 9780313233920.
- ^ Khanam, R. (2005). Encyclopaedic ethnography of Middle-East and Central Asia (dalam bahasa Inggris). Global Vision Publishing House. hlm. 631. ISBN 9788182200654.
- ^ "The Pashayi of Afghanistan" (dalam bahasa Inggris). Bethany World Prayer Center. 1997.
- ^ The state and tribe in Afghanistan in the nineteenth century: The reign of Amir Dost Muhammad Khan: pp 161
- ^ a b c West, Barbara A. (2010). Encyclopedia of the Peoples of Asia and Oceania. Infobase Publishing. hlm. 646. ISBN 978-1-4381-1913-7.
- ^ C. E. Bosworth; E. Van Donzel; Bernard Lewis; Charles Pellat (ed.). The Encyclopaedia of Islam, Volume IV. Brill. hlm. 409.
- ^ a b C. E. Bosworth. "Ğihād in Afghanistan and Muslim India". Israel Oriental Studies. Universitas Tel Aviv. 10: 153.
- ^ Alberto M. Cacopardo, Augusto S. Cacopardo. Gates of Peristan: history, religion and society in the Hindu Kush. Istituto Italiano per l'Africa e l'Oriente. hlm. 32.
Pranala luar
Media tentang Orang Pashayi di Wikimedia Commons