Lompat ke isi

Seguni

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Orka)
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.

Orca (Seguni)[1]
Rentang waktu: Pliosen hingga kini[2]
Dua ekor seguni dekat Pulau Unimak, di timur Kepulauan Aleut, Alaska
Perbandingan ukuran dengan manusia
dd (iucn3.1[3])
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Artiodactyla
Infraordo: Cetacea
Famili: Delphinidae
Genus: Orcinus
Spesies:
O. orca
Nama binomial
Orcinus orca
Penyebaran seguni (warna biru)
Foto seekor seguni

Seguni[4] atau paus pembunuh (Orcinus orca) (bahasa Inggris: killer whale, orca) adalah spesies mamalia air bergigi dari keluarga lumba-lumba dan merupakan anggota terbesar dalam kelompok lumba-lumba. Hewan ini memiliki kulit berwarna hitam dengan bagian bawah berwarna putih dan bercak putih di dekat setiap mata. Seguni memiliki makanan yang beragam, meskipun beberapa populasi sering kali mengkhususkan diri pada jenis mangsa tertentu. Beberapa memakan ikan secara eksklusif, sementara yang lain berburu mamalia laut seperti anjing laut dan spesies lumba-lumba lainnya. Mereka diketahui menyerang anak paus balin, dan bahkan paus dewasa. Seguni adalah pemangsa puncak, karena tidak ada hewan lain yang memangsa mereka.

Sebagai spesies kosmopolitan,seguni dapat ditemukan di semua lautan dunia dalam berbagai lingkungan laut, dari wilayah kutub di Arktik dan Antarktika hingga lautan tropis, beberapa area di Laut Baltik dan Laut Hitam, serta Samudra Arktik. Mereka termasuk spesies sosial; beberapa populasi orca terdiri dari kelompok keluarga matrilineal yang sangat stabil (atau disebut pod). Kelompok seguni merupakan kelompok sosial yang paling stabil dalam semua spesies hewan.[5] Teknik berburu dan komunikasi vokal mereka yang unik sering kali dimiliki kelompok tertentu dan diturunkan dari generasi ke generasi. Kemampuan ini telah digambarkan sebagai manifestasi dari budaya hewan.

IUCN menilai status konservasi seguni sebagai kekurangan data karena kemungkinan dua atau lebih jenis seguni adalah spesies terpisah. Beberapa populasi lokal dianggap terancam atau hampir punah karena penipisan mangsa, hilangnya habitat, polusi (oleh PCB), penangkapan untuk taman mamalia laut, dan konflik dengan perikanan manusia. Pada akhir 2005, seguni penduduk selatan (Southern resident killer whales), yang berhabitat di perairan British Columbia dan negara bagian Washington, dimasukkan ke dalam daftar Spesies Terancam Punah AS.

Seguni liar tidak dianggap sebagai ancaman bagi manusia dan tidak ada serangan fatal terhadap manusia yang pernah didokumentasikan. Namun terdapat beberapa kasus di mana seguni yang ditangkap melukai pawang mereka di taman hiburan laut. Seguni banyak ditemui dalam mitologi di beberap budaya, beberapa dari mitologi tersebut menganggap seguni sebagai representasi dari jiwa manusia, sementara beberapa kebudayaan lain juga menganggap hewan ini melambangkan pembunuh tanpa ampun.[6][7]

Rupa

Hewan ini biasanya memiliki punggung berwarna hitam, dada dan bagian samping tubuh putih, dan belang putih besar di belakang matanya. Anak Seguni lahir dengan warna kulit kekuning-kuningan, yang nantinya berubah menjadi putih seiring pertumbuhannya. Seguni memiliki tubuh yang berat dan tegap[8] dengan sirip punggung besar yang tingginya bisa mencapai 18 m (59 ft)[9] Hewan ini dapat tumbuh dengan rekor panjang jantan dewasanya dapat mencapai 9,8 meter.[9] Sehingga mereka dapat memakan ikan berukuran besar seperti hiu putih dengan mudah.[10]

Kehidupan

Seguni biasanya memakan ikan, anjing laut, hiu putih, dan hewan laut lainnya yang biasanya mencari makanan secara bersama-sama dengan satu kelompoknya (pod) yang dapat terdiri dari 100 ekor atau terkadang lebih. Hewan ini merupakan salah-satu mamalia tercepat di air dan dapat berenang dengan kecepatan 55 km/jam.[11] Seguni melakukan aktivitas berburu yang unik. mereka kerap terlebih dahulu mengelabui mangsa mereka dengan cara membuatnya panik. Di alam liarnya (wilayah kutub), Seguni biasanya berburu pinguin atau anjing laut dengan memantaunya dari bawah air kemudian menghancurkan bongkahan es tempat dimana mangsa sedang berada. Kemudian Seguni mengejutkan mangsanya dan mulai menerkamnya dari permukaan air.

Hewan ini memiliki hubungan sosial rumit yang sama dengan lumba-lumba. Hubungan sosial seguni hampir mirip dengan manusia, mereka dapat mengajarkan anak-anaknya berburu atau mencari sumber makanan lain bila sumber makanannya menipis, misalnya bila jumlah ikan menurun mereka akan mencoba mencari sumber makanan baru seperti hiu putih dan mereka akan mencoba cara untuk menaklukannya, bila berhasil cara tersebut akan diajarkan untuk anak-anaknya.[12][13]

Hubungan dengan manusia

Seguni adalah hewan yang tidak dianggap berbahaya terhadap manusia, Tidak pernah tercatat adanya seguni yang menyerang manusia di lautan lepas. Seekor seguni tercatat pernah menolong satu keluarga dari serangan hiu dan mendorong kapal ilmuwan yang tersesat ke dekat daratan.[14] Namun, tercatat bahwa seekor seguni bernama Tilikum dalam penangkaran SeaWorld Orlando menenggelamkan pelatih orca bernama Dawn Brancheau hingga tewas. Hal ini disebabkan stres tinggi yang dialaminya.[15] Selain itu, seperti manusia, seguni juga sangat bergantung seumur hidupnya dalam lingkaran keluarga dan akan terus berada dalam kelompoknya dari lahir hingga mati, sehingga mengurungnya dalam kolam kecil seperti dalam SeaWorld dapat menyebabkan stres.[16]

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ Mead, James G.; Brownell, Robert L., Jr. (16 November 2005). "Order Cetacea (pp. 723-743)". Dalam Wilson, Don E., and Reeder, DeeAnn M., eds. [http://google.com/books?id=JgAMbNSt8ikC&pg=PA723 Mammal Species of the World: A Taxonomic and Geographic Reference] (edisi ke-3rd). Baltimore: Johns Hopkins University Press, 2 vols. (2142 pp.). ISBN 978-0-8018-8221-0. OCLC 62265494.  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan)
  2. ^ "Orcinus orca Linnaeus 1758". Fossilworks. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 27, 2020. Diakses tanggal April 28, 2018. 
  3. ^ Taylor, B. L., Baird, R., Barlow, J., Dawson, S. M., Ford, J., Mead, J. G., Notarbartolo di Sciara, G., Wade, P. & Pitman, R. L. (2013). "Orcinus orca". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2013.2. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 2014-06-05. 
  4. ^ Jangan Sebut Mereka Paus Pembunuh, Panggil Saja Seguni
  5. ^ Ford, Ellis & Balcomb 2000, hlm. 12.
  6. ^ Francis & Hewlett 2007, hlm. 115–120.
  7. ^ Obee & Ellis 1992, hlm. Chapter 1.
  8. ^ Poncelet, Eric. Killer whale biology: Morphology. Retrieved February 16, 2010
  9. ^ a b "Killer Whales: Physical Characteristics". Seaworld.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 13, 2010. Diakses tanggal December 30, 2009. 
  10. ^ "Killer whale vs. great white? No contest — the shark always flees". Mongabay Environmental News (dalam bahasa Inggris). 2019-04-25. Diakses tanggal 2019-05-04. 
  11. ^ Killer whale. Cetacean Research & Rescue Unit. Retrieved February 18, 2010
  12. ^ Heimlich & Boran 2001, hlm. 45.
  13. ^ Baird 2002, hlm. 61–62.
  14. ^ Dreadfin Records & Clips (2013-09-13), Orcas protected humans from sharks and saved drowning people, diakses tanggal 2019-05-04 
  15. ^ News, A. B. C. "Autopsy Reveals Details of SeaWorld Death". ABC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-05-04. 
  16. ^ "Keep Whales Wild". Keep Whales Wild. January 14, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 16, 2010. Diakses tanggal February 16, 2011.