Lompat ke isi

Perang Petani Jerman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.
Perang Petani Jerman
Bagian dari Reformasi Protestan

Peta yang menunjukkan lokasi pemberontakan petani dan pertempuran-pertempuran besar
Tanggal1524–1525
LokasiWilayah Jerman, Swiss, Austria, Alsace, dan Ceko modern
Hasil Pemberontakan dipadamkan dan pemberontak dihukum mati
Pihak terlibat
Para Petani Liga Schwaben
Tokoh dan pemimpin
Thomas Müntzer 
Michael Gaismair
Hans Müller von Bulgenbach 
Wendel Hipler 
Florian Geyer 
Georg, Truchsess von Waldburg
Kekuatan
300.000 6.000 - 8.500
Korban
>100.000 Minimal

Perang Petani Jerman (bahasa Jerman: Deutscher Bauernkrieg) adalah pemberontakan besar yang meletus di wilayah berbahasa Jerman di Eropa Tengah dari tahun 1524 hingga 1525. Pemberontakan ini gagal akibat perlawanan yang sengit dari kaum aristokrat yang membantai 100.000 hingga 300.000 petani bersenjata.[1] Mereka yang selamat didenda dan gagal mencapai tujuannya. Seperti pergerakan Bundschuh dan Perang Husite, perang ini merupakan salah satu dari serangkaian pemberontakan ekonomi dan religius yang dilancarkan oleh petani dan sering kali didukung oleh pemuka agama Protestan. Perang Petani Jerman adalah pemberontakan rakyat terbesar di Eropa sebelum meletusnya Revolusi Prancis pada tahun 1789. Perang ini mencapai puncaknya pada pertengahan tahun 1525.

Perang ini dipicu oleh pemberontakan-pemberontakan yang terpisah di bagian barat daya Jerman dan wilayah Alsace. Pemberontakan kemudian menyebar ke wilayah tengah dan timur Jerman dan Austria.[2] Setelah pemberontakan di Jerman dipadamkan, pemberontakan sempat meletus di beberapa kanton Swiss.

Para pemberontak menghadapi tantangan yang amat besar. Pergerakan mereka dikobarkan oleh rakyat, sehingga mereka tidak memiliki struktur komando. Mereka juga tidak memiliki artileri dan kavaleri. Sebagian besar hampir tidak memiliki pengalaman di dunia militer. Sementara itu, pihak musuh memiliki pemimpin-pemimpin yang berpengalaman dan pasukannya memiliki persenjataan yang disiplin yang baik, ditambah dengan pendanaan yang cukup.

Pemberontakan ini menganut beberapa asas yang muncul dari gerakan Reformasi Protestan, dan dari situ para petani menginginkan kebebasan. Namun, interpretasi aspek ekonomi Perang Petani Jerman masih diperdebatkan oleh sejarawan.

Catatan kaki

  1. ^ Blickle 1981, hlm. 165.
  2. ^ Klassen 1979, hlm. 59.

Bacaan lanjut