Lompat ke isi

Perfume: The Story of a Murderer

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.
Perfume: The Story of a Murderer
SutradaraTom Tykwer
ProduserBernd Eichinger
SkenarioAndrew Birkin
Bernd Eichinger
Tom Tykwer
Berdasarkan
Perfume
oleh Patrick Suskind
PemeranBen Whishaw
Alan Rickman
Rachel Hurd-Wood
Dustin Hoffman
Karoline Herfurth
Simon Chandler
NaratorJohn Hurt
Penata musikTom Tykwer
Johnny Klimek
Reinhold Heil
SinematograferFrank Griebe
PenyuntingAlexander Berner
Perusahaan
produksi
VIP Medienfunds 4
Neff Productions
Castelao Productions
DistributorJerman Constantin Film
Prancis Metropolitan Filmexport
Amerika Serikat DreamWorks Pictures
Tanggal rilis
Jerman14 September 2006
Prancis 4 Oktober 2006
Spanyol 24 November 2006
Amerika Serikat 27 Desember 2006
Durasi147 menit[1]
Negara Jerman
 Spanyol
 Prancis
BahasaInggris
Anggaran€50 juta
(US$63,7juta)
Pendapatan
kotor
$135.039.943 (seluruh dunia)

Perfume: The Story of a Murderer adalah film cerita seru Jerman tahun 2006 yang disutradarai oleh Tom Tykwer, ditulis oleh Andrew Birkin, Bernd Eichinger, dan Tykwer. Film ini diperankan oleh Ben Whishaw, Alan Rickman, Rachel Hurd-Wood, dan Dustin Hoffman. Sebuah film yang diadaptasi dari novel Perfume karya Patrick Suskind. Kisah berlatarkan abad ke-18 di Prancis yang menceritakan kehidupan Jean-Baptiste Grenouille sang genius dalam penciuman yang melakukan pembunuhan demi menemukan wangi yang sempurna.

Produser Bernd Eichinger membeli hak cipta novel karya Suskind pada tahun 2000 untuk difilmkan, dan mulai menulis skenarionya bersama Andrew Birkin. Tom Tykwer terpilih sebagai sutradara dan bergabung dengan mereka dalam pengembangan skenario pada tahun 2003. Fotografi prinsip dimulai pada 12 Juli 2005 hingga pada 16 Oktober 2005 dimulai pembuatan film yang mengambil lokasi di Spanyol, Jerman, dan Prancis. Film dengan anggaran menelan biaya €50 juta, menjadikan film ini salah satu film Jerman termahal sepanjang masa.

Perfume: The Story of a Murderer dirilis pada 14 September 2006 di Jerman, 26 Desember 2006 di Britania Raya, dan 27 Desember di Amerika Serikat. Film ini mendapat pendapatan kotor $135 juta di seluruh dunia, $53 juta diraih dalam pemasaran di Jerman. Film yang mendapat pujian karena kualitas sinematografi dan akting yang tinggi, dan juga tidak sedikit para kritikus film memberi kritik untuk ketidakselarasan film ini dengan naskahnya.

Plot

Film dimulai dengan penceritaan naratif dari narator yang menarasikan kalimat Jean-Baptiste Grenouille (Ben Whishaw), sang pembunuh terhormat. Dikisahkan Jean-Baptiste Grenouille yang dilahirkan di sebuah pasar ikan di Prancis. Ibunya melahirkannya saat sedang memotong ikan di pasar tersebut. Ia kemudian dibiarkan begitu saja oleh ibunya di bawah kolong meja tempat ibunya memotong ikan. Diketahui oleh orang sekitar bahwa ibunya berniat membunuh bayinya sendiri, kemudian ibunya dihukum gantung atas tindakan tersebut. Grenouille dibesarkan di sebuah panti asuhan, Grenouille tumbuh menjadi manusia dengan indra penciuman yang luar biasa. Pada usia dewasa saat pertama kali ke Paris ia tertarik dengan aroma seorang wanita berambut merah penjual prem (Karoline Herfurth). Ia mengikuti wanita tersebut sambil mengendus-ngendus hingga ke tubuh si wanita. Hal tersebut membuat si wanita merasa aneh dengan sikap Grenouille tersebut, dan si wanita bergegas lari. Grenouille tetap mengikutinya, dan mengendus-ngendus di belakang tubuh wanita tadi. Si wanita terkejut dan ingin menjerit, tetapi dicegahnya dengan menutup mulut si wanita dengan kedua tangannya yang lusuh. Tanpa ia sadari ternyata wanita itu tewas karena rupanya bukan mulutnya saja yang ditutup, tetapi hidung untuk bernapas juga ditutup oleh tangannya. Setelah sadar si wanita berambut merah tadi tidak bernyawa dan memudarnya aroma yang begitu membuatnya terkesan, ia telanjangi si wanita yang telah mati tersebut sambil mengendus-ngendus seluruh tubuhnya untuk menemukan kembali aroma yang istimewa tersebut. Grenouille dihantui rasa penasaran oleh aroma yang dimiliki oleh wanita tersebut.

Saat mengantar pesanan ke sebuah toko parfum milik orang Italia, Grenouille dibuat takjub oleh sang pemilik toko, Giuseppe Baldini (Dustin Hoffman), dengan kemampuan luar biasa yang dimiliki Grenouille menciptakan parfum dengan mengandalkan kemampuan penciumannya yang super bahkan ia mampu membuat parfum yang jauh lebih baik dari parfum yang populer saat itu dan sulit diketahui komposisinya. Baldini mengajarinya teori membuat parfum yang semuanya berformula 12 macam aroma, tetapi ada formula ke-13 yang masih menjadi misteri yang tidak terpecahkan. Formula yang dimiliki seorang firaun yang mampu menaklukkan umat manusia saat menggunakan parfum tersebut. Grenouille kemudian menjadi pekerja Baldini, tetapi ia merasa kecewa dengan Baldini karena ia tidak dapat menemukan semua aroma yang ia inginkan. Kemudian Baldini menginformasikan kepada Grenouille tentang metode membuat parfum yang hanya dapat dipelajari di Grasse dan sepakat memberikannya surat jalan ke sana jika Grenouille membuatnya 100 formula pembuatan parfum. Grenouille menyanggupinya bahkan ia mampu memberi formula lebih banyak yang Baldini harapkan. Dalam perjalanan ke Grasse, Grenouille mengetahui dirinya tidak memiliki aroma yang menjadikannya berpikir bahwa ia bukanlah siapa-siapa dalam hidup ini. Ia mendapat ilham untuk menciptakan wangi yang sempurna untuk menjadikannya orang yang diakui dalam kehidupannya.

Setibanya di Grasse, Grenouille mencium aroma dari tubuh Laura Richis (Rachel Hurd-Wood) si cantik berambut merah anak dari seorang kaya raya bernama Antoine Richis (Alan Rickman). Grenouille memutuskan bahwa wanita itulah yang akan menjadi "aroma ke-13" untuk menciptakan formula parfum dengan wangi yang sempurna. Grenouille mendapat pekerjaan dari Nyonya Arnulfi (Corinna Harfouch) dan mempelajari metode penyulingan bunga untuk mendapatkan sari aromanya. Ia membunuh seorang wanita pemetik lavender untuk disarikan aromanya dengan meletakkannya di dalam tabung penyulingan, tetapi metode tersebut gagal. Kemudian ia mendekati seorang wanita pekerja seks komersial untuk diambil sari aroma tubuhnya yang terkesan istimewa bagi Grenouille. Si pelacur yang melihat gelagat anehnya menolak untuk diolesi dengan lemak untuk diambil aromanya, kemudian memarahinya sambil mengembalikan uang yang diberi Grenouille. Untuk meraih obsesinya, Grenouille membunuh pelacur tersebut. Selanjutnya, ia membunuh wanita-wanita lain dengan aroma istimewa yang dimiliki mereka yang hanya Grenouille yang mampu mencium aromanya. Ia membuang mayat para wanita yang ia bunuh di sekitar kota Grasse, hal ini membuat kepanikan warga. Setelah mendapatkan 12 formula, ia menargetkan Laura sebagai formula pamungkasnya. Formula ke-13 dengan aroma yang hanya dimiliki oleh wanita suci yang langka keberadaannya. Aroma ini seperti yang dimiliki oleh wanita penjual prem yang menjadi korban pembunuhan pertamanya. Tanpa kesulitan, Grenouille mampu menyusup di penginapan tempat Laura diasingkan oleh ayahnya. Meskipun penjagaan dan pertahanan penginapan tersebut begitu ketat, Grenouille mampu dengan leluasa memasuki ruangan tempat Laura tidur. Di sana ia menyarikan aroma tubuh Laura. Keesokan harinya, Antoine sangat terkejut dan sedih melihat anaknya telah tewas di atas ranjang kamarnya.

Ia kemudian ditangkap sepasukan militer pada saat telah menyelesaikan formula membuat parfum dengan wangi yang sempurna. Pada hari eksekusi tiba, ia menggunakan parfum tersebut pada saat ia akan dibawa untuk dieksekusi dan dianiaya para penjaga tahanan. Semua orang menjadi tunduk dan menghormatinya. Antoine Richis yang sangat dendam dengan kebencian yang memuncak atas kematian anaknya juga ikut takhluk dan menyembah Grenouille. Ratusan orang yang sebelumnya mengutuknya dan ingin menonton eksekusinya juga menjadi tak sadarkan diri dengan berahi yang tidak terkendali saat Grenouille menyebarkan aroma parfum ciptaannya. Ratusan orang serentak melakukan hubungan seksual saat terpesona dengan aroma parfum tersebut. Pada saat itu, Ia kembali terkenang dengan seorang wanita pertama yang membuatnya terpesona dengan aromanya yang istimewa. Kemudian ia dengan leluasa berjalan dan meninggalkan Grasse, dengan parfum yang dimilikinya ia mampu menaklukkan seluruh dunia. Pada kenyataannya, bukanlah kekuasaan yang diharapkannya. Ternyata kebahagiaan tersebut yang ia dambakan, kebahagiaan merasakan cinta kepada seseorang yang ia temukan melalui kemampuan idera penciumannya yang istimewa. Ia tiba di pasar tempat ia dilahirkan, dan melihat sekumpulan gembel yang sedang berkumpul. Ia menuang semua parfum yang tersisa di kepalanya, seketika orang-orang tersebut terpesona dengannya. Mereka mengatakan bahwa ia adalah malaikat, dan mereka mendekatinya serta memakan Grenouille. Keesokan harinya, semua yang tersisa hanya pakaian yang dikenakan Grenouille dan botol parfum yang ia miliki dengan sisa setetes parfum di ujung bibir botol.

Filosofi

Kisah film ini mengandung etika kehidupan dengan estetika yang tersirat di dalamnya. Grenouille dengan masa lalunya yang begitu mengenaskan menjadikannya sesosok monster dengan bakat yang unik dan luar biasa. Setiap orang yang berniat dan bertindak buruk kepadanya akan tewas mengenaskan setelah ditinggalkannya. Misalnya pemilik panti asuhan yang tewas digorok pencopet setelah menjual Grenouille kepada pengusaha kulit, pengusaha kulit yang tewas akibat mabuk setelah menjualnya kepada Baldini, dan begitu juga Baldini yang tewas dengan ambruknya rumah pada saat tertidur setelah memanfaatkan Grenouille selepas Grenouille pergi menuju Grasse. Dari kisah ini, disimpulkan bahwa orang-orang yang teraniaya dari lahir akan menjadi petaka bagi orang-orang yang merugikannya.

Wanita dengan jiwa yang bersih dengan perilaku yang begitu sempurna, selain berparas cantik dan suci tanpa dosa zina ternyata sumber kebahagiaan tertinggi bagi kaum laki-laki yang dianugerahi sesuatu yang luar biasa dalam kehidupannya. Contohnya si wanita berambut merah penjual prem yang sempurna akhlaknya, aromanya sangat mempesona dan pemberi kebahagiaan. Wanita pemetik lavender yang hobi pacaran dan suka menjalin fornikasi dengan pacarnya yang juga pemetik bunga, aromanya tidak wangi dan tidak dapat dijadikan formula membuat parfum dengan wangi yang sempurna. Para gadis biasa disetarakan dengan pelacur aromanya dikarenakan mereka tidak nyata suci dan perilakunya tidak lebih baik seperti jiwa si pelacur. Formula langka yang ke-13 merupakan penggambaran kesucian seorang perawan dengan kecantikan tiada tara yang perawan 100% tanpa zina dengan kejiwaan yang sempurna bak seorang malaikat.

Referensi

  1. ^ "Perfume: The Story of a Murderer". British Board of Film Classification. 4 September 2006. Diakses tanggal 22 November 2012. 

Pranala luar