Lompat ke isi

Poliandri

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.
Drupadi, seorang putri raja dan ratu dalam epik India Mahābhārata, dengan lima suaminya (Pandawa).

Poliandri (/ˈpɒliˌændri, ˌpɒliˈæn-/; dari bahasa Yunani: πολυ- poly-, "beberapa" dan ἀνήρ anēr, "pria") adalah sebuah bentuk poligami dimana seorang wanita mengambil dua suami atau lebih pada saat yang sama.[1] Poliandri berseberangan dengan poligini dan seluruh agama tidak membenarkan poliandri tersebut, yang melibatkan satu laki-laki dan dua perempuan atau lebih. Jika sebuah pernikahan melibatkan sejumlah berganda dari partisipan "suami dan istri" dari setiap gender, ini dapat disebut poliamori,[2] pernikahan berkelompok atau bersama.[3] Dalam pemakaian yang lebih luas, poliandri merujuk kepada hubungan seksual dengan laki-laki berganda dalam atau tanpa pernikahan di kategorikan zina Haram.

Referensi

  1. ^ Patresia Kirnandita. "Poliandri: Membebaskan atau Memenjarakan ?". Diakses tanggal 20 November 2020. 
  2. ^ McCullough, Derek; Hall, David S. (27 February 2003). "Polyamory - What it is and what it isn't". Electronic Journal of Human Sexuality. 6. 
  3. ^ Zeitzen, Miriam Koktvedgaard (2008). Polygamy: a cross-cultural analysis. Berg. hlm. 3. ISBN 1-84520-220-1. 

Bacaan tambahan

  • Levine, Nancy, The Dynamics of Polyandry: Kinship, domesticity and population on the Tibetan border, Chicago: University of Chicago Press, 1988. ISBN 0-226-47569-7, ISBN 978-0-226-47569-1
  • Peter, Prince of Greece, A Study of Polyandry, The Hague, Mouton, 1963.
  • Beall, Cynthia M.; Goldstein, Melvyn C. (1981). "Tibetan Fraternal Polyandry: A Test of Sociobiological Theory". American Anthropologist. 83 (1): 898–901. doi:10.1525/aa.1982.84.4.02a00170. 
  • Gielen, U. P. (1993). Gender Roles in traditional Tibetan cultures. In L. L. Adler (Ed.), International handbook on gender roles (pp. 413–437). Westport, CT: Greenwood Press.
  • Goldstein, M. C. (1971). "Stratification, Polyandry, and Family Structure in Central Tibet". Southwestern Journal of Anthropology. 27 (1): 64–74. JSTOR 3629185. 
  • Crook, J., & Crook, S. 1994. "Explaining Tibetan polyandry: Socio-cultural, demographic, and biological perspectives". In J. Crook, & H. Osmaston (Eds.), Himayalan Buddhist Villages (pp. 735–786). Bristol, UK: University of Bristol.
  • Goldstein, M. C. (1971). "Stratification, Polyandry, and Family Structure in Central Tibet". Southwestern Journal of Anthropology. 27 (1): 64–74. JSTOR 3629185. 
  • Goldstein, M. C. (1976). "Fraternal Polyandry and Fertility in a High Himalayan Valley in Northwest Nepal". Human Ecology. 4 (3): 223–233. doi:10.1007/bf01534287. JSTOR 4602366. 
  • Lodé, Thierry (2006) La Guerre des sexes chez les animaux. Paris: Eds O. Jacob. ISBN 2-7381-1901-8
  • Smith, Eric Alden (1998). "Is Tibetan polyandry adaptive?" (PDF). Human Nature. 9 (3): 225. doi:10.1007/s12110-998-1004-3. 
  • Trevithick, Alan (1997). "On a Panhuman Preference for Monandry: Is Polyandry an Exception?". Journal of Comparative Family Studies. 28 (3): 154–81. 

Pranala luar