Lompat ke isi

Ramin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.
Pohon Ramin
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Rosid
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
G. bancanus

Ramin adalah salah satu pohon penghasil kayu yang ada di wilayah Indonesia khususnya di Kalimantan dan Sumatra.[1] Nama ilmiah dari ramin adalah Gonystylus bancanus.[1] Tumbuhan ini berasal dari keluarga Thymelaeaceae.[1] Nama ramin adalah nama yang umum digunakan di Indonesia, sedangkan dalam bahasa lokal di kalimantan disebut jerami dan ada pula yang menyebutnya aloevera.[1] Tumbuhan berkayu ini memiliki sinomin yaitu Gonystylus haackenbergii Dales dan G. miquelianus Teysm.[1]

Habitat dan penyebaran

Habitat ramin adalah pada daerah gambut dengan iklim tropis.[2] Dataran yang tepat untuk tumbuh adalah dataran rendah, rawa atau campuran antara daerah gambut dan rawa.[2] Tanaman ini banyak tumbuh di hutan tropis serta hutan rawa air tawar pada dataran rendah.[2] Ramin termasuk dalam tumbuhan asli Indonesia terutama di Kalimantan Tengah dan Sumatera Barat.[2] Tanaman ini terdistribusi hingga ke seluruh daerah Asia Tenggara.[2] Ramin juga terdapat di Malaysia terutama di Semenanjung Selatan dan Serawak, serta Brunei Darussalam di daerah rawa pesisir.[2] Berdasarkan daftar merah IUCN, tanaman ini masuk ke dalam kategori berisiko.[1] Hal ini terjadi karena makin maraknya pembalakan liar dan penebangan yang berlebihan.[1]

Batang

Ramin memiliki batang yang berbentuk bulat.[3] Tinggi atang tumbuhan ini bisa mencapai 40 meter hingga 45 meter.[3] Tinggi bagian batang yang lurus dapat mencapai 21 meter.[3] Ukuran diameter batang bagian bawah pada ketinggian setinggi dada orang dewasa adalah 60 cm hingga 120 cm.[3] Akar ramin lebih sering menonjol keluar tanah dan besar-besar.[3] Permukaan batang ramin banyak yang rusak yaitu berupa pengelupasan kulit pohon.[3] Warna kulit atau [epidermis] dari pohon ramin adalah cokelat, abu-abu, hingga kemerahan sedangkan bagian dalam kayunya berwarna kuning. Bagian kulit yang mengelupas berwarna cokelat mudah pucat atau putih.[4]

Daun

Daun ramin memiliki bentuk oval dengan ujung daun berbentuk meruncing dan tangkai daun panjang. [5] Daun ramin termauk daun tunggal karena setiap tangkai hanya menyokong 1 daun.[4] Daun tersusun pada tangkai pohon secara selang-seling beraturan.[4]

Bunga, buah dan biji

Ramin tidak memiliki musim yang konsisten dalam berbunga dan berbuah jadi terkadang pohon ini tidak setiap tahun berbunga dan berbuah.[5] Pohon ini memiliki masa berbunga berbeda di setiap tempat tumbuhnya.[4] Pohon ramin di hutan Kalimantan Barat biasanya berbunga antara bulan Agustus sampai Oktober sedangkan di Kalimantan Tengah antara bulan April atau Mei.[4] Pohon ramin di Kapuas, Kotawaringin, dan Indragiri Hilir pernah selama 8 tahun tidak berbunga.[4]

Buah ramin berbentuk agak bulat dengan ukuran 4,5 cm dan rongga-rongganya 3–4 cm.[4] Pohon ini memiliki permukaan buah yang kasar.[4] Benih dikumpulkan dari buah yang sudah matang.[4] Buah yang sudah masak akan membuka dengan sendirinya.[4] Biji ramin sebaiknya disimpan dalam bentuk kering supaya lebih tahan lama.[4] Perkecambahan dari benih ramin yang masih basah dilakukan menggunakan serbuk gergaji yang disimpan dalam kantong plastik.[4] Benih tersebut akan mulai berkecambah setelah didiamkan selama dua minggu.[4] Biji yang sudah kering, sebelum ditanam sebaiknya direndam terlebih dahulu untuk mempercepat proses perkecambahan.[4] Proses penaburan dan perkecambahan dilakukan di lahan pasir atau serbuk gergaji dan campuran tanah dengan perbandingan 2:1.[4]

Kegunaan

Ramin banyak ditebang karena akan diambil kayunya.[4] Kayu ramin berwarna kekuningan agak putih dengan tekstur halus dan rata.[4] Kayu ramin baik digunakan sebagai bahan membuat kayu lapis.[4] Kayu ini juga cocok untuk membuat bangunan yang memerlukan konstruksi ringan.[4] Perajin yang memerlukan kayu dengan warna bersih juga dapat memilih ramin untuk karyanya.[4] Kayu ini baik digunakan untuk membuat pintu, jendela, langit-langit serta sekat pengganti dinding antar kamar.[4] Kayu ini juga sering dimanfaatkan sebagai bahan baku ukiran karena sifat teksturnya yang lembut dan mudah dibentuk.[4] Pembuatan kapal juga sering memanfaatkan kayu dari tanaman tinggi ini.[4]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g "Gonystylus bancanus". IUCN Red List. Diakses tanggal 5 Mei 2014. 
  2. ^ a b c d e f Hamzah, Ali Aziz. Gonystylus bancanus jewel of the peat swamp forest. Malaysia: Gemilag Press. hlm. 13-34. ISBN 978-967-5221-46-0. 
  3. ^ a b c d e f "Non detrimental Finding Procedures" (PDF). Institut Kehutanan Malaysia. Diakses tanggal 5 Mei 2014.  line feed character di |title= pada posisi 25 (bantuan)
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w "Gonystylus bancanus" (PDF). Curis. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-05-05. Diakses tanggal 5 Mei 2014. 
  5. ^ a b "Gonystylus bancanus" (PDF). World Agro Forestry. Diakses tanggal 5 Mei 2014.