Skandal Finaly
Skandal Finaly adalah sengketa hukum terkait penculikan dan hak asuh atas Robert dan Gerald Finaly, dua anak Yahudi yang orang tuanya dibunuh selama Holokaus. Dalam kasus ini, Antoinette Brun yang mengasuh kedua anak tersebut didakwa menculik mereka dan menentang perintah pengadilan untuk menyerahkan anak-anak itu kepada kerabat mereka setelah Perang Dunia II. Beberapa klerus Katolik juga didakwa melakukan penculikan karena menyembunyikan anak-anak di dalam institusi mereka.
Kasus Finaly mencuat secara luas di Prancis. Ketika sebagian arsip Paus Pius XII dibuka pada tahun 2020, terungkap bahwa sang paus secara pribadi mendorong Brun untuk menolak permintaan pemulangan Finaly bersaudara kepada kerabat terdekatnya.
Masa Perang Dunia II
Sepasang keturunan Yahudi bernama Dr. Fritz Finaly dan Anni Finaly kabur dari Austria saat Nazi Jerman menduduki negara tersebut. Mereka berharap dapat mengungsi ke Bolivia, tetapi tertahan di Grenoble, Prancis pada tahun 1939 karena masalah pembatasan imigrasi.[1] Karena pemerintah Vichy berkuasa di Prancis dan menetapkan undang-undang antisemit, Fritz tidak dapat melakukan praktik kedokteran. Selama di Prancis, pasangan itu beranak dua: Robert (lahir 1941) dan Gerald (lahir 1942).[2]
Fritz dan Anni, khawatir bahwa mereka akan ditangkap, menitipkan Robert dan Gerald di Meylan pada 10 Februari 1944 dan memberitahu lokasinya kepada salah seorang kerabatnya, Marie Paupaert. Empat hari kemudian, pasangan itu ditangkap oleh Gestapo lalu dikirim ke kamp transit Drancy.[1][2][3] Dari sana mereka dikirim ke Auschwitz pada 7 Maret 1945 dan tewas di kamp tersebut.[1][2]
Paupaert segera memindahkan Robert dan Gerald ke Kongregasi Notre-Dame de Sion. Para suster yang bekerja dalam kongregasi itu kemudian menitipkan mereka kepada direktur sekolah, Antoinette Brun.[2]
Pasca Perang
Penuntutan hak asuh
Marguerite Fischel, seorang saudari Fritz, mengetahui apa yang terjadi pada saudaranya itu serta anak-anaknya pada bulan Februari 1945 dan mulai mengurus izin administrasi untuk membawa keponakannya itu ke rumahnya di Selandia baru pada bulan Mei.[1][2] Fischel menghubungi Brun untuk hal itu, tetapi ia tidak bersedia melepas mereka. Brun kemudian meminta seorang hakim untuk menunjuknya sebagai wali sementara bagi Robert dan Gerald dengan menyembunyikan status kerabat mereka yang hidup.[1][2] Auguste Finaly, janda saudara Fritz, Richard Finaly yang juga tewas dalam Holokaus, juga memohon kepada Brun secara langsung pada tanggal 25 Oktober 1946. Namun, Brun menolak menyerahkan mereka dan berkata kepada Auguste bahwa 'orang-orang Yahudi tidak berterima kasih.'[2]
Fischel meminta bantuan dari berbagai pihak mulai dari walikota Grenoble, menteri luar negeri Prancis, hingga Palang Merah, tetapi tidak berhasil. Ia mendekati uskup Auckland, yang memohon kepada uskup Grenoble melalui uskup agung Westminster.[1] Uskup Grenoble berbicara kepada Brun, tetapi ia tetap menolak menyerahkan Robert dan Gerald. Selama pembicaraan mereka diketahui bahwa Brun telah membaptis mereka berdua, meskipun hal ini tidak ditulis dalam respons kepada keluarga mereka pada tahun 1948. Uskup Grenoble memberitahu uskup Auckland bahwa Brun sangat menentang anak-anak itu dikembalikan kepada bibi mereka.[2]
Setelah tiga tahun berupaya mengklaim hak asuh Robert dan Gerald, keluarga mereka meminta bantuan Moïse Keller, seorang teman keluarga Yahudi di Grenoble. Keller berbicara dengan Brun pada tahun 1949, dan saat itulah keluarga mengetahui bahwa Brun telah membaptis anak-anak tersebut.[1] Keller membantu saudari Fritz, Hedwig Rosner, membawa kasus tersebut ke pengadilan.[1][2] Pengadilan memutuskan bahwa Brun harus menyerahkan mereka kepada keluarganya, namun pengacara Brun berhasil mengajukan banding atas putusan tersebut antara tahun 1949 dan 1952 dengan alasan teknis.[4] Sementara itu, Robert dan Gerald diasuh oleh suster Notre-Dame de Sion di Paris, Grenoble, dan Marseille;[4] mereka sendiri mengaku hanya melihat Brun dua tiga kali dalam setahun.[1]
Tuduhan penculikan dan suap
Pada 11 Juni 1952, pengadilan memperingatkan Brun untuk mengembalikan Robert dan Gerald kepada kerabatnya. Kali ini, Brun kehilangan hak banding, tetapi ia tidak juga melaksanakan perintah pengadilan.[1] Suster Antonine menyembunyikan anak-anak tersebut di Kolegium Notre-Dame de la Viste di Marseille dengan nama samaran Louis dan Marc Quadri.[1] Mereka dipindahkan lagi ke Lugano, Paris, Voiron, Marseille and Bayonne dengan nama samaran Francois Martella dan Antoine Olivieri.[4]
Seorang saudara Anni Finaly, Otto Schwartz, tinggal di Gmuend, Austria, setelah diasingkan ke Shanghai, ketika ia menerima kunjungan dari seorang bruder Fransiskan bernama Eugen Berthold.[4][5] Berthold memberikan sebuah surat dari Brun kepada Schwartz yang meminta agar Brun menjadi wali Robert dan Gerald sehingga mereka dapat belajar di sekolah negeri di Prancis. Schwartz mengetahui masalah perwalian ini sehingga menolak menandatangani surat tersebut. Berthold menulis surat kepada Schwartz pada 12 September, atas arahan Brun, yang menawarkan tiket kereta api agar dapat mengunjungi anak-anak itu di sebuah biara Fransiskan Strasbourg. Setelah menempuh 34 jam perjalanan, Schwartz datang ke biara yang dimaksud hingga dua kali, tetapi Brun menolah menghadirkan mereka. Ia mengklaim anak-anak tersebut sekarang berada di sebuah konven di Grenoble dan ia ditawarkan untuk diantar ke sana. Setelah diantar, Brun mengaku berbohong dan berkata bahwa mereka sebenarnya berada di sebuah sekolah di Chambéry, tetapi Schwartz tidak disambut di sana.[5] Brun mencoba menyuap Schwartz agar berkata bahwa ia telah mengunjungi Brun saat natal atau paskah dan menyerahkan hak perwaliannya. Brun kemudian berkata bahwa ia mengetahui rekening milik Fritz Finaly di sebuah bank di Swiss dan akan menyediakan dokumen yang diperlukan untuk mengaksesnya apabila menyetujui perjanjian hak asuh yang mereka rancang. Schwartz menolak dan kemudian menuliskan rincian percakapannya dengan Brun untuk dibawa ke pengadilan.[5]
Brun ditahan dengan tuduhan penculikan pada 16 September 1952.[1] Pada bulan November ia dibebaskan, tetapi hal itu diprotes oleh jaksa penuntut. Keputusan itu meningkatkan perhatian pers terhadap kasus ini.[1] Pada 29 January 1953, Brun ditangkap lagi, tetapi ia masih menolak untuk mengungkapkan keberadaan Robert dan Gerald. Dalam diam, Suster Antonine meminta pastor menggiring mereka jalan kaki dari Pyrenees ke San Sebastián, Spanyol.[4] Ia dan orang-orang yang bekerja sama dengannya akhirnya ditangkap pada bulan Februari 1953 atas tuduhan penculikan. Foto penangkapan mereka menjadi perhatian nasional Prancis.[1][4]
Negosiasi dan akhir
Negosiasi agar Robert dan Gerald kembali diadakan antara Kardinal Pierre-Marie Gerlier dan Kepala Rabi Paris, Jacob Kaplan, pada bulan Maret 1953. Biarawan Spanyol yang menyembunyikan mereka tidak ditekan untuk melepas mereka, dan anak-anak itu masih ditahan selama tiga bulan.[2] Setelah itu, mereka diserahkan kepada Germaine Ribière, rekan sang kardinal, pada tanggal 26 Juni 1953. Hak perwalian mereka diberikan kepada Hedwig Rosner, dan bersama Robert dan Gerald, terbang ke Tel Aviv pada 25 Juli.[2]Hingga September 2020[update], Robert Finaly diketahui menjadi seorang dokter dan Gerald Finaly, yang lebih dikenal sebagai Gad, menjadi insinyur. Keduanya menetap di Israel.[2]
Arsip Paus Pius XII
Pada bulan Maret 2020, Vatican membuka arsip Paus Pius XII pada masa Perang Dunia II. Dokumen itu menunjukkan bahwa Vatikan memainkan peran dalam menahan dan menyembunyikan Robert dan Gerald serta awalnya berkeras bahwa mereka telah menjadi Katolik saat dikembalikan ke kerabatnya.[6]
Rujukan
- ^ a b c d e f g h i j k l m n Poujol, Catherine (February 2004). "1945-1953: A short chronicle of the Finaly children's affair". Archives Juives. 37 (2): 7–15. doi:10.3917/aj.372.0007.
- ^ a b c d e f g h i j k l Kertzer, Story by David I. "The Pope, the Jews, and the Secrets in the Archives". The Atlantic. ISSN 1072-7825. Diakses tanggal 2020-09-24. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "TheAtlantic" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ Benhamou, Rebecca. "Jewish children hidden twice over by the Church". www.timesofisrael.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-24.
- ^ a b c d e f Block Lazarus, Joyce (2008). In the Shadow of Vichy: The Finaly Affair. New York: Peter Lang Publishing.
- ^ a b c "The Affair of the Finaly Children:France Debates a Drama of Faith and the Family". Commentary Magazine (dalam bahasa Inggris). 1953-06-01. Diakses tanggal 2020-09-25.
- ^ Povoledo, Elisabetta (2020-08-28). "Unsealed Archives Give Fresh Clues to Pope Pius XII's Response to the Holocaust". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2020-09-25.