Lompat ke isi

Superego

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.
Superego mempunyai bagian yang paling besar

Superego adalah bagian moral atau etis dari kepribadian.[1] Menurut referensi lain Superego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat, penentuan nilai benar dan salah dalam segala sesuatu.[2] Superego ini merupakan perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita-cita tradisional masyarakat, sebagaimana diterangkan orang tua kepada anak dan dilaksanakan dengan cara memberinya hadiah atau hukuman.[2] Perhatiannya yang utama adalah memutuskankan apakah sesuatu dengan norma-norma moral yang diakui oleh wakil-wakil masyarakat.[3]

Kaitan antara Id, ego, superego, Superego dikendalikan oleh prinsip-prinsip moralitas dan idealistik yang bertentangan dengan prinsip kenikmatan dari id dan prinsip kenyataan dari ego.[1] Superego mencerminkan yang ideal dan bukan yang real, memperjuangkan kesempurnaan dan bukan kenikmatan.[1] Superego tumbuh dari ego dan seperti ego superego tidak memiliki energi dari dirinya sendiri.[1] Namun, superego tidak berhubungan dengan dunia luar dan dengan demikian tuntutannya untuk kesempurnaan tidak realistik.[1] Ada dua bagian superego Superego memiliki dua subsistem, yaitu suara hati (conscience) dan ego ideal.[1] Suara hati adalah hasil dari pengalaman dengan hukuman yang diberikan orang tua atas tingkah laku yang tidak tepat dan mengatakan kepada anak apa yang tidak boleh dilakukannya.[1] ego ideal berkembang dari pengalaman dengan hadiah-hadiah tingkah laku yang tepat dan mengatakan kepada anak apa yang harus dilakukannya.[1]

Fungsi pokok superego

Dalam superego terdapat beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut:[2]

  1. Merintangi implus-impuls id, contoh impuls sek dan agresif, karena impuls tersebut tidak diterima masyarakat.[2]
  2. Mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistis dengan tujuan moralitas.[3]
  3. Mengejar kesempurnaan.[3]

Rujukan

  1. ^ a b c d e f g h Freud Yustinus Semiun (2010). Teori kepribadian dan terapi psikoanalitik. Yogykarta: Kanisius. hlm. 66. 
  2. ^ a b c d "Struktur kepribadian id ego dan superego Sigmund Freud". Diakses tanggal 19 juni 2014. 
  3. ^ a b c Calvin s hall Gardner lindzey (2009). Psikologi kepribadian teori-teori psikodinamik (klinis). Yogyakarta: kasinus. hlm. 67.