Lompat ke isi

Superkonduktivitas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Superkonduktor)
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.

Superkonduktivitas atau keteradihantaran adalah sebuah fenomena yang terjadi dalam beberapa material pada suhu rendah, dicirikan dengan ketiadaan hambatan listrik dan "dampin" dari medan magnetik bagian dalam (efek Meissner). Superkonduktivitas adalah sebuah fenomena mekanika-kuantum yang berbeda dari konduktivitas sempurna.

Dalam superkonduktor konvensional, superkonduktivitas disebabkan oleh sebuah gaya tarik antara elektron konduksi tertentu yang meningkat dari pertukaran phonon, yang menyebabkan elektron konduksi memperlihatkan fase adizalir terdiri dari pasangan elektron yang berhubungan. Ada juga sebuah kelas material, dikenal sebagai superkonduktor tidak konvensional, yang memperlihatkan superkonduktivitas tetapi yang ciri fisiknya berlawanan dengan teori superkonduktor konvensional. Apa yang disebut superkonduktor suhu-tinggi bersuperkonduk pada suhu yang jauh lebih tinggi dari yang dimungkinkan menurut teori konvensional (meskipun masih jauh di bawah suhu ruangan). Sekarang ini tidak ada teori lengkap tentang superkonduktivitas suhu-tinggi.

Superkonduktivitas terjadi di berbagai macam material, termasuk unsur sederhana seperti timah dan aluminum, beberapa logam lakur, beberapa semikonduktor di-dop-berat, dan beberapa senyawa keramik berisi bidang atom tembaga dan oksigen. Kelas senyawa yang terakhir, dikenal sebagai kuprat, adalah superkonduktor suhu tinggi.

Superkonduktivitas tidak terjadi dalam logam mulia seperti emas dan perak, atau di banyak logam ferromagnetik, meskipun ada beberapa material menampilkan baik superkonduktivitas dan feromagnetisme telah ditemukan tahun-tahun belakangan ini.

Referensi

Buku

Artikel Jurnal

  • H.K. Onnes, Commun. Phys. Lab. 12, 120 (1911)
  • W. Meissner and R. Oschenfeld, Naturwiss. 21, 787 (1933)
  • F. London and H. London, Proc. R. Soc. London A149, 71 (1935)
  • V.L. Ginzburg and L.D. Landau, Zh. Eksp. Teor. Fiz. 20, 1064 (1950)
  • E.Maxwell, Phys. Rev. 78, 477 (1950)
  • C.A. Reynolds et. al., Phys. Rev. 78, 487 (1950)
  • J. Bardeen, L.N. Cooper, and J.R. Schrieffer, Phys. Rev. 108, 1175 (1957)
  • N.N. Bogoliubov, Zh. Eksp. Teor. Fiz. 34, 58 (1958)
  • L.P. Gor'kov, Zh. Eksp. Teor. Fiz. 36, 1364 (1959)
  • B.D. Josephson, Phys. Lett. 1, 251 (1962)
  • J.G. Bednorz and K.A. Mueller, Z. Phys. B64, 189 (1986)

Pranala luar