Teknologi film tebal
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Januari 2023. |
Teknologi film tebal adalah sebuah teknologi pelapisan dengan metode cetak saring menggunakan substrat yang berbentuk menyerupai pasta. Saringan yang digunakan dalam teknologi film tebal memiliki pola yang kemudian dilapisi dengan substrat di bagian bawahnya. Teknologi film tebal menggunakan saringan berbahan nilon, poliester atau baja nirkarat, sedangkan substrat yang umum digunakan ialah keramik. Kelebihan dari teknologi film tebal adalah hemat biaya, dapat diadakan otomatisasi dan pengulangan, dan pemilihan bahan yang beragam.[1] Sejak periode 1980-an, teknologi film tebal digunakan dalam pembuatan sensor berbasis gas atau elektrokimia dan biosensor.[2] Pembuatan sensor menggunakan teknologi film tebal memanfaatkan prinsip fotolitografi yang meningkatkan daya rekat substrat dan mengurangi pencemaran unsur kimia organik.[3]
Produk
Sensor gas
Sensor gas yang dibuat menggunakan teknologi film tebal memerlukan pemakaian daya yang tinggi. Kisaran daya yang diperlukan antara 200 miliWatt sampai 1 Watt. Penyebabnya adalah adanya elemen pemanas pada sensor gas. Pembuatan sensor gas melalui teknologi film tebal umumnya memakai metal oksida yang memerlukan suhu minimal 100oC untuk dapat meningkatkan suhu substrat. Sensor gas yang dibuat menggunakan teknologi film tebal digunakan untuk mengetahui keberadaan gas karbon monoksida, tungsten trioksida, dan gas metan.[2]
Referensi
Catatan kaki
- ^ Wiranto 2020, hlm. 5.
- ^ a b Wiranto 2020, hlm. 6.
- ^ Wiranto 2020, hlm. 5-6.
Daftar pustaka
- Wiranto, Goib (2020). Pengembangan Sensor Berbasis Teknologi Mikroelektronika untuk Pemantauan Pencemaran Lingkungan. Jakarta: LIPI Press. ISBN 978-602-496-143-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-26. Diakses tanggal 2021-09-26.