Wedang uwuh
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Artikel ini berisi konten yang ditulis dengan gaya sebuah iklan. |
Wedang uwuh (Hanacaraka: ꦮꦺꦢꦁꦲꦸꦮꦸꦃ) adalah minuman dengan bahan-bahan yang berupa dedaunan mirip dengan rempah. Dalam bahasa Jawa, Wedang berarti minuman yang diseduh, sedangkan uwuh berarti sampah.
Wedang uwuh disajikan panas atau hangat memiliki rasa manis dan pedas dengan warna merah cerah dan aroma harum. Rasa pedas karena bahan Jahe, sedangkan warna merah karena adanya Secang. Wedang uwuh ini adalah minuman khas dari Surakarta.
Pada awalnya Wedang Uwuh masih dalam bentuk bahan utuh berupa rempah-rempah asli, tetapi seiring perkembangan zaman dan kebutuhan akan kepraktisan, saat ini Wedang Uwuh sudah dikembangkan menjadi dalam bentuk instan, maupun bentuk celup. Seiring perkembangannya, kini Wedang Uwuh bukan hanya menjadi sebuah minuman khas semata. Namun Wedang Uwuh sudah dinobatkan menjadi sebuah warisan tak benda yang memiliki nilai yang begitu besar.
Di Yogyakarta sendiri Wedang Uwuh sangat mudah sekali untuk dijumpai. Mulai dari pasar-pasar Tradisional, Rumah Makan, Kafe, Tempat oleh-oleh, bahkan tak sedikit Hotel-hotel dan penginapan menyediakan Wedang Uwuh untuk jamuan para pengunjungnya. Selain itu Wedang Uwuh juga menjadi salah satu andalan oleh-oleh khas dari Yogyakarta yang selalu dicari oleh para wisatawan saat mereka berkunjung ke Yogyakarta.
Ditempat asalnya, Yogyakarta. Ada banyak sekali merk Wedang Uwuh yang diperdagangkan. Mereka tidak hanya menjual Wedang Uwuh dengan sistem offline, karena banyaknya permintaan kini Wedang Uwuh juga bisa dengan mudah kita jumpai lewat toko online.
Bahan dan khasiat
Banyak penelitian dalam negeri mengungkapkan khasiat jahe bersifat antikoagulan (anti penggumpalan darah) mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, serangan jantung yang lebih hebat dari bawang merah ataupun bawang putih dan juga mampu menurunkan kadar kolesterol dengan mengurangi penyerapan kolesterol dalam darah dan hati.
Minyak asiri yang dikeluarkan rimpang jahe berguna mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung, menurunkan tekanan darah dan membersihkan tubuh melalui keringat, Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.
Penelitian yang dilakukan para ahli di Jepang juga mengungkapkan, jahe dapat menurunkan tekanan darah tinggi dengan jalan mengurangi laju aliran darah perifer (aliran darah tepi).
Jahe juga dapat merangsang kelenjar pencernaan, baik untuk membangkitkan nafsu makan, memperkuat lambung, dan memperbaiki pencernaan. Hal ini dimungkinkan karena terangsangnya selaput lendir perut besar dan memperkuat otot usus.
Bau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang hamil muda. karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual.
Dalam pengobatan tradisional Asia, jahe dipakai untuk mengobati selesma, batuk, diare dan penyakit radang sendi tulang seperti artritis. Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
Herba ini yang membuat wedang uwuh berwarna merah. Di daerah Yogyakarta dan sekitarnya, herba ini biasa disebut kayu secang (Caesalpinia sappan) telah lama dikenal sebagai bahan ramuan untuk mengobati berbagai penyakit, seperti sifilis, batuk darah, dan radang. Penelitian yang dilakukan di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta juga mengungkapkan, secang memiliki kemampuan antioksidan, antikanker, memperlancar peredaran darah, dan melegakan pernapasan.
Batang cengkih dan daun cengkih
Cengkih memiliki khasiat mengatasi sakit gigi, sinusitis, mual dan muntah, kembung, masuk angin, sakit kepala, radang lambung, batuk, terlambat haid, reumatik, campak, dan lain-lain.
Sifat kimiawi dan efek farmakologis dari cengkih adalah hangat, rasanya tajam, aromatik, berhasiat sebagai perangsang (stimulan), antiseptik, peluruh kentut (icarminative), anestetik lokal, menghilangkan kolik, dan obat batuk. Kandungan kimia pada cengkih adalah karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B1, lemak, protein, dan eugenol.
Bunga cengkih (Syzygium aromaticum) selain mengandung minyak atsiri, juga mengandung senyawa kimia yang disebut eugenol, asam oleanolat, asam galotanat, fenilin, karyofilin, resin dan gom.
Minyak cengkih cengkih sendiri banyak dimanfaatkan oleh dokter gigi sebagai penghilang rasa sakit.
Daun kayu manis
Kayu manis dan daun kayu manis membuat rasa “wedang uwuh” menjadi lebih nikmat juga memiliki sifat antioksidan. Banyak herbalis meyakini bahwa campuran jahe dan kayu manis berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh karena kandungan antioksidannya tinggi. Ada beberapa penyakit yang bisa disembuhkan dengan ramuan dari kayu manis: Sakit perut, kembung, sakit kepala karena sinus, kelelahan, kelebihan berat badan.
Daun pala
Buah pala dan daun pala dengan keharuman semerbak ini ternyata mempunyai banyak khasiat bagi kesehatan. Kandungan kimia flavonoid, saponin dan polifenol dapat mengatasi batuk berlendir, membantu pencernaan, penghilang kejang otot, menghilangkan nyeri, mengobati masuk angin, insomnia (gangguan susah tidur), bersifat stomakik (memperlancar pencernaan dan meningkatkan selera makan), melancarkan sirkulasi darah, karminatif (memperlancar buang angin), antiemetik (mengatasi rasa mual mau muntah karena masuk angin), nyeri haid, reumatik dll.
Kapulaga
Kapulaga mengandung minyak atsiri, sineol, terpineol, borneol, protein, gula, lemak, silikat, betakamfer, sebinena, mirkena, mirtenal, karvona, terpinil asetat, dan kersik. Dari kandungan tersebut kapulaga memiliki khasiat sebagai obat batuk dan untuk mencegah keropos tulang.
Gula batu
Gula batu memberikan rasa manis yang khas tanpa menghilangkan aroma dan citarasa asli bahan-bahan ramuan wedang uwuh.
Oleh masyarakat Jogja, gula batu ini sudah dikenal sejak lama sebagai obat batuk yang membandel. Dengan cara memotong buah ketimun, kemudian meletakan gula batu secukupnya di tengah-tengah biji ketimun, tunggu hingga gula batu mencair, lalu lelehan cair gula batu yang ada pada biji ketimun tersebut diminum dikit demi sedikit hingga larutan gula batu tadi habis.