Lompat ke isi

Zelotisme

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.


Zelotisme berasal dari akar kata Yunani, zelos yang berarti hasrat, keinginan, minat besar untuk meraih, mencapai, mendapatkan, atau merebut sesuatu.[1] Zelos berkembang menjadi zelotes, yang berarti orang yang memiliki hasrat, keinginan, minat besar untuk meraih dan mencapai sesuatu.[1] Ada berbagai hal yang mau dicapai, sesuai dengan isi hasrat, keinginan, dan minat orang yang mau mencapainya.[1] Karena itu, bentuknya dapat terbentang mulai dari hal yang memenuhi kebutuhan tingkat pertama sampai kebutuhan tingkat kelima, menurut hierarkhi kebutuhan Abraham Maslow: dari soal makan, minum, seks, sampai realisasi dan pengembangan diri.[1]

Dari kata zelotes, berkembanglah istilah zelotisme, yang berarti aliran, paham, pendirian, atau keyakinan yang mendasarkan diri pada hasrat, keinginan, minat besar untuk mencapai sesuatu.[1] Pada abad pertama sebelum masehi di Palestina ada sekelompok orang penganut zelotisme.[1][2] Mereka adalah orang-orang Yahudi yang menggabungkan kesetiaan terhadap agama dan perlawanan militan terhadap penjajahan Romawi.[1] Dari semangat itu, muncullah sikap menentang, melawan, dan memusuhi orang-orang Yahudi lain, entah secara nyata atau hanya dipandang propenjajah Romawi.[1]

Dewasa ini, zelotisme menjadi istilah umum untuk menyebut aliran, paham, pendirian, atau keyakinan yang menjiwai seseorang atau sekelompok orang untuk mengejar sesuatu.[1] Namun, seperti di Palestina pada abad pertama itu, zelotisme juga dapat menjadi sikap yang secara berlebih-lebihan mengejar tujuan dan cita-cita sendiri, sehingga menjadi fanatik.[1] Zelotisme dapat menjadi pendirian dan sikap pribadi, juga paham dan aliran yang dianut oleh sekelompok orang.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k A. Mangunhardjana. 1997. Isme-isme dalam Etika dari A sampai Z. Jogjakarta: Kanisius. Hlm. 240-243.
  2. ^ Roy Eckardt. 1987. Menggali Ulang Yesus Sejarah. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 133.