Lompat ke isi

Souraiya Farina Alhaddar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Souraiya Farina Alhaddar

Souraiya Farina Alhaddar (lahir 16 Oktober 1981) adalah seorang perempuan pertama dan termuda yang pernah menjabat sebagai Direktur di PSSI. Saat ini, ia menjabat sebagai Direktur di Persik Kediri, dan Sekretaris Jenderal ASBWI (Asosiasi Sepakbola Wanita Indonesia) sejak 2017. Kiprah Farina di sepak bola Indonesia dimulai pada 2006. Saat itu, Farina yang bekerja sebagai non-permanent lecture di Universitas Ibnu Chaldun Jakarta mendapat informasi lowongan pekerjaan sebagai media officer di PSSI.[1]

Riwayat hidup dan karir

[sunting | sunting sumber]

Dikenal dengan nama Farina, wanita tersebut mulai menggemari sepak bola sejak Piala Dunia tahun 1994.

Farina menempuh pendidikan di Universitas Nasional dan lulus di tahun 2004. Setelah itu, ia pernah mengajar di salah satu universitas swasta di Jakarta, yakni Ibnu Chaldun dengan mata kuliah Ekonomi Pembangunan dan English for Business selama sembilan tahun. Pada tahun 2004 hingga 2006, Farina bekerja di beberapa sektor swasta.

Tahun 2006, karir sepak bola Farina dimulai di PSSI. Selama berkarir di sepak bola, ia pernah menjadi wanita pertama yang mempunyai sertifikat FIFA sebagai Media Officer. License tersebut ia dapatkan ketika tengah mengambil pendidikan di Brunei Darussalam pada tahun 2007.

Di PSSI, Farina pernah menjadi tim media untuk Tim Nasional Indonesia untuk pertandingan dan kompetisi Internasional, termasuk Piala Asia 2007 dan kompetisi AFF. Dia juga terlibat  saat tur Manchester United di tahun 2009, namun pertandingan tersebut batal digelar.

Pada tahun 2008, Farina mendapatkan amanat untuk menangani sektor Internasional di PSSI dengan menduduki jabatan sebagai Direktur Hubungan Internasional di PSSI hingga tahun 2022.

Ketika di PSSI, Farina beserta rekannya Papat Yunisal dan Zulkarnaen, mendapatkan mandat untuk mendirikan ASBWI, (Asosiasi Sepakbola Wanita Indonesia) yang kemudian menjadi anggota resmi PSSI. Souraiya Farina yang telah lama berkecimpung di sepak bola wanita bercerita banyak soal hambatan, tantangan, dan peluang dalam rencana menggulirkan Liga 1 Putri. Ia juga menyampaikan cita-citanya untuk membuat Liga 1 Putri menjadi kompetisi sepak bola wanita yang profesional.[2]

Bersama ASBWI, Farina kerap kali mengadakan Festival U-12. Tujuannya adalah memperkenalkan sepak bola wanita untuk menumbuhkan minat bermain sepak bola kepada wanita. Selain itu, tujuan lainnya adalah ASBWI mempunyai target Timnas Wanita Juara Piala Asia 2038. "Jadi kalau kami tarik mundur sampai dengan tahun ini ya anak-anak ini yang nantinya akan membawa nama Indonesia menjadi juara di tahun 2038,” ungkap Souraiya Farina, Sekjen ASBWI.[3] Lalu, pada tahun 2022 Farina memulai peruntungannya di salah satu klub sepak bola Indonesia asal Jawa Timur yakni Persik Kediri sebagai Direktur dan juga Vice President di PT Astar Asia Global. Di tahun yang sama, ia mengambil pendidikan Bisnis Sepakbola, dengan mendapatkan predikat Distinction (Cumlaude).

Selama menjabat di Persik Kediri, Farina bersama Arthur Irawan berhasil mengangkat kembali nama Persik Kediri setelah mendapatkan lisensi penuh (100 persen) AFC Club Licensing di tahun 2023. Selain itu, Farina juga memiliki program pengembangan seperti Liga Internal Persik Kediri.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Ardyansyah, Taufiq (18 April 2023). "Souraiya Farina Alhaddar Mendamba Industri Sepak Bola Indonesia Maju". Jawa Pos. 
  2. ^ Nugrahanto, Aji (1 Oktober 2023). "Souraiya Farina, Sekjen ASBWI: Liga 1 Putri Harus jadi Kompetisi Profesional!". Kumparan. Diakses tanggal 2024-08-30. 
  3. ^ "Gelar AFC Women's Football Day, ASBWI Konsisten Menuju Juara Piala Asia 2038". ASBWI. 11 Maret 2023.