Lompat ke isi

Wadi Usfan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Wadi Usfan yang artinya lembah di padang pasir tanpa petunjuk jalan, mendapatkan namanya karena adanya aliran air yang tidak beraturan di dalamnya. Secara etimologi, Usfan berasal dari kata 'asafa al-mafazah yang berarti tersesat di padang pasir, menunjukkan bahwa daerah ini dilalui tanpa petunjuk dan tujuan yang jelas. Kehati-hatian sangat diperlukan agar tidak tersesat di daerah tersebut. Lokasi ini dikenal sebagai Usfan karena adanya aliran air yang tidak teratur di dalamnya, terletak di antara al-Juhfah dan Makkah Al-Mukarramah.[1]

Allah mengirimkan para Nabi dan Rasul dengan tujuan mengajak umat manusia untuk menyembah dan mengabdikan diri kepada Sang Maha Pencipta. Setiap kelompok masyarakat mendapat utusan dari Allah berupa seorang Nabi atau Rasul untuk mengajak mereka agar tetap beriman kepada Allah.[1]

Perjalanan yang ditempuh oleh mereka sangatlah panjang, melintasi berbagai tempat dari satu lokasi ke lokasi lainnya, seperti dari Syam (Suriah sekarang) ke Yaman, Mesir ke Palestina, dan Irak ke Makkah, dan sebagainya. Semua ini dilakukan oleh para Nabi dan Rasul dengan maksud agar kaumnya tetap patuh kepada Allah.[1]

Penjelasan dalam hadis

[sunting | sunting sumber]

Salah satu tempat yang sering menjadi rute perjalanan para Nabi dan Rasul adalah Wadi Usfan. Muhammad pernah menyatakan bahwa tempat yang sering dilewati oleh para Nabi dan Rasul itu adalah Wadi Usfan. Ibnu Katsir, dalam kitabnya Qishash al-Anbiyaa` (Kisah para Nabi-nabi), merujuk pada hadis yang disampaikan oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan An-Nasai, serta Imam Ahmad bin Hanbali dari Ibnu Abbas. Dalam pertanyaannya kepada Abu Bakar saat melintasi lembah Usfan, Muhammad mengungkapkan bahwa Nabi Hud dan Saleh pernah melewati lembah tersebut, mengendarai unta merah dengan tali kendali terbuat dari serabut. Pakaian mereka berupa jubah, dengan baju luar terbuat dari bulu yang bergaris-garis. Mereka mengucapkan talbiyah dan melaksanakan ibadah haji di Baitul ‘Atiq (Ka'bah).[1]

Sejumlah riwayat juga menyebutkan bahwa tempat tersebut juga dilewati oleh Nabi Nuh, Hud, dan Ibrahim. Meskipun Ibnu Katsir mengklarifikasi bahwa hadis yang menyebutkan lembah ini dilewati oleh Nabi Nuh, Hud, dan Ibrahim memiliki sanad yang lemah. Dalam Mu’jam al-Buldan (Kumpulan Negeri-negeri) karya Hamawi al-Yaquti, dikutip oleh Sami bin Abdullah al-Maghluts dalam kitabnya Athlas Tarikh al-Anbiyaa` wa ar-Rusul (Atlas Sejarah Nabi dan Rasul), Wadi Usfan ini pernah dilewati oleh kurang lebih 70 orang Nabi dan Rasul. Rasulullah SAW dalam sabdanya pernah menyebut bahwa jumlah Nabi yang diutus oleh Allah mencapai 124 ribu orang, sementara rasul berjumlah 313 orang. Wadi Usfan, berjarak sekitar 80 kilometer dari Makkah ke arah Madinah, menjadi rute perjalanan 70 nabi yang meliputi 13 marhalah hingga mencapai daerah al-Musaijid, as-Sayyalah, dan Madinah Nabawiyah.[2]

Apabila perjalanan dilakukan dari Makkah menuju Madinah, Wadi Usfan terletak di antara Hudaibiyah dan Faidah. Sebaliknya, jika perjalanan dilakukan dari Madinah menuju Makkah, lokasinya berada setelah Al-Musaijid, Badar, al-Muraisi, dan Khulaish.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d El-Fikri, Syahruddin (2010). Situs-situs dalam Al-Quran (Dari Banjir Nuh Hingga Bukit Thursina). Jakarta: Penerbit Republika. ISBN 9789791102773. 
  2. ^ a b "Wadi Usfan, Perlintasan Para Nabi". Republika Online. 2019-02-06. Diakses tanggal 2024-02-19.