Lompat ke isi

Brahma

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Brahma
Dewa Hindu
Dewa pencipta, dewa pengetahuan
Ejaan Dewanagariब्रह्मा
Ejaan PaliBrahmā
Ejaan IASTBrahmā
GolonganDewa
SenjataGada
WahanaAngsa
PasanganSaraswati
MantraOm Brahma Devay Namaḥ

Menurut ajaran agama Hindu, Brahma (Dewanagari: ब्रह्मा; ,IASTBrahmā, ब्रह्मा) adalah Dewa pencipta. Dalam filsafat Adwaita, ia dipandang sebagai salah satu manifestasi dari Brahman (sebutan Tuhan dalam konsep Hinduisme) yang bergelar sebagai Dewa pencipta. Dewa Brahma sering disebut-sebut dalam kitab Upanishad dan Bhagawadgita.

Kata Brahma memiliki arti: yang tumbuh, berkembang, berevolusi, yang bertambah besar, yang meluap dari dirinya. Dalam beberapa sumber, Nama Dewa Brahma diidentikan dengan nama Varuna (air).

Kisah Kelahiran Brahma

[sunting | sunting sumber]

Dalam Manusmrti (Manavadharmasastra) buku I sloka 9 disebutkan:

"Tad andam abhavad haiman,

Sahasramsusamaprabham,

tasmin jajna svayam brahma,

sarva loka pita maha"

yang memiliki arti bebas: Benih menjadi telur alam semesta yang Maha Suci, cemerlang laksana jutaan sinar. Dari dalam telur itu Ia menjadikan dirinya sendiri menjadi Brahma, pencipta cikal bakal jagat raya ini.

Brahma dianggap sebagai perwujudan dari Brahman, jiwa tertinggi yang abadi dan muncul dengan sendirinya.

Menurut Kitab Satapatha Brahmana, disebutkan bahwa Dewa Brahma yang menciptakan, menempatkan, dan memberi tugas dewa-dewi lainnya.

Sedangkan dalam kitab Mahabharata dan Purana, dikatakan bahwa Dewa Brahma merupakan leluhur dunia yang muncul dari pusar Dewa Wisnu, sebagai pencipta dunia Brahma dikenal dengan nama Hiranyagarbha atau Prajapati.

Penggambaran

[sunting | sunting sumber]

Dewa Brahma digambarkan sebagai sosok dewa dengan empat muka yang menghadap ke empat penjuru arah mata angin (Caturmukha Brahma) yang melambangkan kekuasaan terhadap Catur Weda, Catur Yuga (empat siklus waktu), Catur Warna (empat pembagian masyarakat berdasarkan keterampilan). Dia dilukiskan sebagai seorang pria tua dengan janggut putih yang memiliki makna leluhur dari seluruh jagat raya, memiliki empat tangan yang memegang alat-alat seperti:

  1. Aksamala/tasbih: simbol tiada awal dan tiada akhir.
  2. Sruk (sendok besar), dan Surva(sendok biasa) simbol dari upacara yadnya.
  3. Kamandalu/kendi simbol dari keabadian.
  4. Pustaka yang merupakan simbol dari Ilmu Pengetahuan.

Dia berwahana Hamsa (Angsa) putih yang merupakan simbolisasi dari kebijaksanaan, dan kemampuan memilah baik dan buruk. Terkadang dia juga digambarkan sedang duduk dalam keadaan meditasi di atas bunga Padma (lotus) Merah yang merupakan lambang Kesucian lahir bathin.

Arca Brahma Di Candi Prambanan, Indonesia

Dewa Brahma disandingkan dengan Dewi Saraswati sebagai dewi Ilmu Pengetahuan. Hal ini merupakan sebuah makna tersirat bahwa suatu penciptaan atau suatu karya tanpa landasan ilmu pengetahuan adalah sia-sia.

Dewa Brahma di Bali

[sunting | sunting sumber]

Dalam kehidupan beragama Hindu di Bali, dewa Brahma tidak pernah bisa dilepaskan dari nafas berkeagamaan di Bali.Penggambaran Dewa Brahma di masyarakat Hindu Bali tidak jauh berbeda dengan penggambarannya di India. Dalam kepercayaan di Bali Dewa Brahma diyakini sebagai Dewanya Dapur, Penguasa dan pelindung arah Selatan, bersenjatakan Gada, berwahana Angsa, memiliki Sakti Dewi Saraswati, atribut serba merah,

Dalam Pemujaan dilingkungan desa adat, dia dipuja di sebuah pura yang bernama Pura Desa atau Pura Bale Agung, yang mana dalam pura ini akan ada bangunan yang terbuat dari batu bata sebagai penghormatan kehadapan dia. Sedangkan secara regional Bali, pemujaan Dewa Brahma berada di Pura Luhur Andakasa.

Mantram atau doa pujian yang ditujukan kehadapan Dewa Brahma sebagai Sang Pencipta disebut Brahma Stawa

  1. OM NAMASTE BHAGAWAN VARUNA, NAMASTE BHAGAWAN HARI, NAMASTE BHAGAWAN ISA, SARWA BHAKSA HUTASANA
  2. TRI WARNA BHAGAWAN VARUNA, BRAHMA WISNU MAHESWARAH, SANTIKAM PAUSTIKAM SIWA,RAKSANAM CABHICARIKAM
  3. ANUJNANAM KRTAM LOKE, SAUBHAGAM PRIYA DARSANAM, YAT KINCIT SARWA KARYANAM, SIDDHIR EVA NA SAMSAYAH
  4. OM BRAHMA PRAJAPATIH SRESTHAH, SVAYAMBHUR VARADO GURUH, PADMAYONIS CATUR VAKTRO, BRAHMA SAKALAM UCYATE
  5. NAMOSTU BHAGAWAN VARUNA, SARVOKTEMA HUTASANA, VAJRA SARA MAHA SARA, DIPTO GNIH JVALANAS TATHA
  6. SARVA PAPA PRASAMANAM, HIRANYAGARBHA SAMBHAWAM, LOKANAM CA SARIRAN CA, SUKHAM AGNIH PRAM UCYATE.

Artinya:

  1. Sembah padamu Dewa Varuna, Sembah padamu Dewa Hari, sembah padamu Dewa Isa, yang menyaksikan segala jenis pengorbanan.
  2. Dewa Varuna memiliki tiga penampilan, Brahma, Wisnu dan Maheswara, penyebab ketenangan, makanan dan perlindungan
  3. Perkenannya dihasilkan di dunia, peruntungan bagus, menyenangkan sekali untuk dilihat, perbuatan apapun akan berhasil tanpa suatu keraguan.
  4. Dewa Brahma dewa segala mahkluk, Dia yang paling mulia, dia yang memberikan anugrah pada Guru, dia yang dilahirkan dari Bunga Teratai, yang berwajah empat, demikianlah Brahman yang sempurna .
  5. Dewa Varuna peredam segala kejahatan, yang lahir dari benih keemasan, badan dari alam semesta, dan merupakan kebahagiaan yang tertinggi.

Putra-Putra Dewa Brahma

[sunting | sunting sumber]
  • Marici, Angirasa, Atri, Pulastya, Pulaha, dan Kratu lahir dari Pikiran Dewa Brahma.
  • Dhata dan Vidhata
  • Prajapati Daksa lahir dari jari kaki kanan Dewa Brahma.
  • Svayambhu Manu
  • Kandarpa/Kamadewa Dewa Asmara yang lahir dari ego Dewa Brahma.
  • Bhrgu lahir dari api pemujaan Brahma.
  • Madhuka dan Golika
  • Jambavan terlahir dari Keringat Dewa Brahma
  • Sanaka
  • dan lain-lain.

Brahma dalam Bhagawadgita

[sunting | sunting sumber]

Dalam kitab suci Bhagawadgita, Dewa Brahma muncul dalam bab 8 sloka ke-17 dan ke-18; bab 14 sloka ke-3 dan ke-4; bab 15 sloka ke-16 dan ke-17. Dalam ayat-ayat tersebut, Dewa Brahma disebut-sebut sebagai Dewa pencipta, yang menciptakan alam semesta atas berkah dari Tuhan Yang Maha Esa (Brahman). Dalam Bhagawadgita juga disebutkan, siang hari bagi Brahma sama dengan satu Kalpa, dan Brahma hidup selama seratus tahun Kalpa, setelah itu dia wafat dan dikembalikan lagi ke asalnya, yakni Tuhan Yang Maha Esa.

Siklus Dewa Brahma

[sunting | sunting sumber]

Brahma hidup selama seratus tahun Kalpa. Satu tahun Kalpa sama dengan 3.110.400.000.000 tahun. Setelah seratus tahun Kalpa, maka Dewa Siwa sebagai Dewa pelebur mengambil perannya untuk melebur alam semesta beserta isinya untuk dikembalikan ke asalnya. Setelah itu, Brahma sebagai pencipta tutup usia, dan alam semesta bisa diciptakan kembali oleh kehendak Brahman (Tuhan).

Nama Lain Dewa Brahma

[sunting | sunting sumber]
  • ATMABHU = Dia yang lahir sesuai keinginannya.
  • SURAJYESTHA = yang berwujud mendahului seluruh Dewata
  • PARAMESTHIN = Dia yang tinggal dalam dunia kebenaran.
  • PITAMAHA = Kakek moyang seluruh arwah.
  • HIRANYAGARBHA = telur keemasan.
  • LOKESA = Penguasa Alam
  • `SVAYAMBHU = Melahirkan dirinya sendiri.
  • CATURANANA/CATURMUKHA = Memiliki empat wajah.
  • ABJAYONI = Lahir dari Bunga Teratai.
  • DRUHINA = yang membunuh segala macam Raksasa (kejahatan).
  • VIRANCI = Sang Pencipta.
  • KAMALASANA = yang duduk di atas Bunga Teratai.
  • SRSTA = yang menciptakan.
  • PRAJAPATIH = Penguasa semua Mahkluk.
  • VIDHATA = yang menjadikan segala sesuatu.
  • VISVASRT = Dia yang menciptakan dunia.
  • VIDHI = Dia yang menciptakan dan mengadili.
  • NABHIJANMA= yang lahir dari pusar Wisnu.
  • ANDAJA = yang muncul dari Telur.
  • HAMSAVAHANA = yang mengendarai Angsa.
  • AGNI = Sang Api.
  • VISVAKARMA = Arsitek Alam Semesta.

Kisah Lain Mengenai Dewa Brahma

[sunting | sunting sumber]
  • Dalam Bhagavata Purana disebutkan sistem Catur Warna lahir dari mulut Dewa Brahma.
  • Dewa Brahma memberi nama Indrajit kepada anak Rahwana karena mampu mengalahkan Dewa Indra.
  • Dewa Brahma pernah mengutus Dewa Maut untuk menyamar dihadapan Sri Rama saat menjelang akhir kehidupannya.
  • Dewa Brahma yang meminta Maharsi Vyasa untuk menyusun epos besar Mahabharata.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]