Lompat ke isi

Rantau Prapat (kota)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Rantau Prapat
Pemandangan Rantau Prapat di Jalan Sisingamangaraja, tahun 2018
Pemandangan Rantau Prapat di Jalan Sisingamangaraja, tahun 2018
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Utara
KabupatenLabuhanbatu
KecamatanRantau Utara
Rantau Selatan
Luas
 • Total176,79 km2 (68,26 sq mi)
Populasi
 • Total172.862
 • Kepadatan949,56/km2 (2,459,3/sq mi)
Rantau Prapat di Indonesia
Rantau Prapat
Rantau Prapat
Lokasi Rantau Prapat di Kabupaten Labuhanbatu.

Rantau Prapat atau Rantauprapat adalah ibu kota Kabupaten Labuhanbatu, provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini dilintasi oleh Jalan Raya Lintas Timur Sumatra. Rantau Prapat dilengkapi dengan akses kereta api, yang terhubung hingga ibu kota provinsi Sumatara Utara, Kota Medan. Pada tahun 2017, jumlah penduduk Rantau Prapat sebanyak 167.874 jiwa,[2] sementara pada tahun 2021 jumlah penduduk Rantau Prapat sebanyak 172.862 jiwa.[1]

Rantauprapat sebelumnya merupakan kota administratif, yang dihapuskan statusnya pada tahun 2003 menjadi kota kecamatan biasa karena tidak memenuhi persyaratan peningkatan daerah otonom.[3] pada tahun 1993-1994 kota ini mendapatkan predikat kota bersih dibuktikan dengan diberikannya penghargaan adipura oleh Presiden kala itu Soeharto.

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Nama Rantau Prapat tidak diketahui dengan jelas. Ada masyarakat yang mengatakan bahwa nama Rantau Prapat berasal dari kata "Merantau ke Parapat (desa)". Namun ada juga yang berpendapat bahwa Rantau Prapat adalah tempat persinggahan orang-orang merantau sehingga banyak orang yang menjadi merapat/semakin dekat.[4]

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Wilayah Rantauprapat terbagi menjadi 2 kecamatan dan 19 kelurahan dalam Kabupaten Labuhanbatu

Rantauprapat memiliki luas 17.679 Ha (176.79 km²) atau 2.4% dari wilayah Sumatera Utara. Secara geografis, Rantauprapat terletak pada 2°09'30.4"–2°00'57.7" Lintang Utara dan 99°46'30.8"– 99°53'06.8" Bujur Timur

Secara Administratif, batas wilayah Rantauprapat adalah sebagai berikut:

Utara Kecamatan Bilah Barat, Kabupaten Labuhanbatu
Selatan Kecamatan Dolok Sigompulon. Kabupaten Padang Lawas Utara
Barat Kecamatan Bilah Barat, Kabupaten Labuhanbatu
Timur Kecamatan Bilah Barat dan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu

Rantauprapat dilintasi oleh Sungai Bila (Bilah), yang bermuara di Sungai Barumun di dekat Tanjung Sarang Elang. Ada juga beberapa sungai-sungai kecil yang melintasi Rantauprapat, yang kemudian bergabung dengan Sungai Bilah.

Iklim Rantauprapat tergolong tropis. Curah hujan di Rantauprapat cukup signifikan, dengan curah hujan bahkan selama bulan terkering. Iklim ini dianggap Af sesuai klasifikasi iklim Köppen-Geiger. Suhu tahunan rata-rata adalah 26,0 °C di Rantauprapat, suhu terendah tercatat yaitu 12,22 C atau 55 F pada dini hari pada tanggal 24 april 2018. Curah hujan di sini rata-rata 2567 mm.[5]

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Avg. Temperature (°C) 25.8 26 26.4 26.4 26.5 26.3 26 25.9 25.9 25.8 25.7 25.7
Min. Temperature (°C) 20.8 20.8 21.3 21.6 21.7 21.4 21.1 21.1 21.3 21.4 21.3 21.1
Max. Temperature (°C) 30.9 31.2 31.5 31.3 31.4 31.2 31 30.7 30.5 30.3 30.2 30.3
Avg. Temperature (°F) 78.4 78.8 79.5 79.5 79.7 79.3 78.8 78.6 78.6 78.4 78.3 78.3
Min. Temperature (°F) 69.4 69.4 70.3 70.9 71.1 70.5 70.0 70.0 70.3 70.5 70.3 70.0
Max. Temperature (°F) 87.6 88.2 88.7 88.3 88.5 88.2 87.8 87.3 86.9 86.5 86.4 86.5
Precipitation / Rainfall (mm) 246 157 195 194 191 159 142 185 262 291 274 271

Demografi

[sunting | sunting sumber]

Jumlah Penduduk

[sunting | sunting sumber]
Kecamatan Jumlah Penduduk
(2017)[2]
Jumlah Penduduk
(2021)[1]
Rantau Utara 94.784 97.467
Rantau Selatan 73.085 75.395
Total 167.869 172.862
Masjid Al Ikhlas terletak di dalam kompleks Asrama Haji Rantau Prapat

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk Indonesia 2010, mayoritas penduduk Rantau Prapat menganut agama Islam yakni 83,83%, kemudian Kristen sebanyak 12,42% (Protestan 11,74% dan Katolik 0,68%). Selanjutnya penganut agama Buddha sebanyak 3,63%, Hindu sebanyak 0,03%, Konghucu 0,01% dan lainnya 0,58%.[6] Agama Islam umumnya dianut sebagian besar warga Jawa, Batak Mandailing, dan Angkola, Melayu, Minangkabau, Aceh, dan lainnya. Agama Kristen kebanyakan dianut warga Batak Toba, Karo, Simalungun, Nias, dan sebagian Tionghoa, Angkola dan Mandailing. Agama Buddha dan Konghucu umumnya adalah warga Tionghoa yang kebanyakan berada di kecamatan Rantau Utara. Untuk sarana rumah ibadah di Rantau Prapat hingga tahun 2021, terdapat 129 masjid, 74 musala, 52 gereja Protestan, 3 gereja Katolik dan 7 vihara.[1]

Suku bangsa

[sunting | sunting sumber]

Penduduk di Rantau Prapat memiliki latar belakang suku bangsa yang berbeda-beda, yang didominasi oleh suku Batak, Jawa dan Tionghoa. Data Badan Pusat Statistik dari hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010, persentasi penduduk Rantau Prapat berdasarkan suku bangsa yakni suku Batak sebanyak 54,62%. Suku Batak dalam Sensus 2010 di Labuhanbatu sebagian besar adalah Batak Angkola, Toba, Mandailing, dan sebagian Karo dan Pakpak.[7] Penduduk dari suku Jawa sebanyak 32,38%, kemudian Melayu sebanyak 2,13%, Minangkabau sebanyak 1,51%, Aceh sebanyak 0,39%. Suku lain sebanyak 8,97%, termasuk Tionghoa, Nias, Bugis, Sunda, dan lainnya.[7]

Transportasi

[sunting | sunting sumber]
Gapura selamat datang di Kota Rantau Prapat

Ada satu terminal di Rantau Prapat, yaitu Terminal Padangbulan. Rantau Prapat juga memiliki beberapa loket bus menuju berbagai kota di Sumatra bahkan Pulau Jawa, seperti ALS, Makmur, Halmahera, Batang Pane Baru, Barumun, Sampagul, Medan Jaya, Bilah Pane Sejati, RAPI, INTRA, Bintang Utara, Sempati Star, Kurnia, ATS, Putra Pelangi, dan lain sebagainya.

Rantauprapat juga memiliki becak motor, yang dapat ditemukan di setiap persimpangan jalan. Desain becak motornya juga sama dengan becak motor di Kota Medan. Juga dapat membawa penumpang ke mana saja dalam kota, termasuk juga jalan yang menanjak, dimana kota ini memiliki banyak jalan yang tidak rata atau berbukit. Ada angkot yang membawa penumpang dari pusat Rantau Prapat menuju Sigambal. Kereta api Sribilah menghubungkan Rantau Prapat dengan Kota Medan, dan beberapa kota lainnya yang berada di jalur, seperti Kisaran, Kota Tebing Tinggi. Pembangunan sebuah bandar udara sudah direncanakan. Letaknya direncanakan berada di dekat Aek Nabara, Bilah Hulu, yang berjarak 10 km dari batas Rantau Prapat[8]

Pusat Perbelanjaan

[sunting | sunting sumber]
  • Suzuya Plaza di Rantau Utara
  • Brastagi Supermarket di Rantau Selatan
  • Suzuya Rantau Prapat Mall di Rantau Selatan
  • Homesmart di Rantau Selatan
  • Pasar Lama, pasar tradisional pertama di Rantau Prapat
  • Pasar Gelugur
  • Pasar Sigambal di Sigambal, Rantau Selatan.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d "Kabupaten Labuhanbatu Dalam Angka 2022" (pdf). www.labuhanbatukab.bps.go.id. hlm. 6, 59, 148. Diakses tanggal 17 Maret 2022. 
  2. ^ a b "Kabupaten Labuhanbatu Dalam Angka 2017". BPS Labuhanbatu. Diakses tanggal 18 Januari 2018. 
  3. ^ "Kota administratif". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2016-01-22. 
  4. ^ "Asal Mula Dinamakan RANTAUPRAPAT | Tentang Ranto". www.tentangranto.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-03. Diakses tanggal 2017-06-20. 
  5. ^ "Iklim: Grafik iklim - Rantau Prapat , grafis Suhu, tabel Iklim - Climate-Data.org". id.climate-data.org. Diakses tanggal 2017-06-25. 
  6. ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Labuhan Batu". www.sp2010.bps.go.id. BPS. Diakses tanggal 18 Maret 2022. 
  7. ^ a b "Kabupaten Labuhanbatu Dalam Angka 2018" (pdf). northsumatrainvest.id. 2018. hlm. 64. Diakses tanggal 17 Maret 2022. 
  8. ^ Yusri. "Parlindungan Purba : Pembangunan Bandara Di Labuhanbatu Sudah Layak dan Tempatnya Strategis". www.labuhanbatukab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-14. Diakses tanggal 2017-06-20. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

(Indonesia) Situs resmi pemerintah Rantau Prapat