Lompat ke isi

Jalan lingkungan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jalan Lingkungan adalah jalan yang berada di lingkungan perumahan, atau jalan servis untuk lingkungan perumahan. [1]

Jalan umum menurut status

[sunting | sunting sumber]

Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.

Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibu kota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.

Jalan provinsi

[sunting | sunting sumber]

Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan primer yang menghubungkan ibu kota provinsi dengan ibu kota kabupaten/kota, atau antar ibu kota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

Jalan kabupaten

[sunting | sunting sumber]

Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk dalam jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibu kota kabupaten dengan ibu kota kecamatan, antaribu kota kecamatan, ibu kota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.

Jalan kota

[sunting | sunting sumber]

Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antara persil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.

Jalan desa

[sunting | sunting sumber]

Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan. Status tanah milik Negara yang dapat dipergunakan untuk jalan umum.

Jalan umum menurut fungsi

[sunting | sunting sumber]

Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan kedalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan.

Jalan arteri

[sunting | sunting sumber]

Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

Jalan kolektor

[sunting | sunting sumber]

Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

Jalan lokal

[sunting | sunting sumber]

Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

Jalan lingkungan

[sunting | sunting sumber]

Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah dan hanya untuk kendaraan-kendaraan kecil. Untuk kawasan perumahan didisain oleh Developer saat membuat tata ruang, sehingga status tanahnya milik Negara yang disediakan sebagai prasarana untuk umum. Pembangunan jalan, perbaikan dan pemeliharaan dapat dilakukan oleh warga sekitar lingkungan dan / atau oleh siapa saja.

Konstruksi Jalan Lingkungan

[sunting | sunting sumber]

Jalan Tanah

[sunting | sunting sumber]

Asal mula jalan tanah berasal dari jalan setapak yang terjadi akibat manusia mencari akses ke lokasi lain, sehingga terjadi jalan setapak. Pada umumnya jalan setapak berada di pedesaan atau di gunung ataupun di pinggir kali. Tumbuhan atau tanaman yang berada dipermukaan tanah akibat diinjak kaki, maka menjadi mati, dan terjadi jalan tanah.

Namun kemudian atau disengaja, tanaman atau tumbuhan di permukaan tanah bisa juga dibabat (dibersihkan) dengan pacul atau parang, kemudian diratakan dengan cangkul atau mesin perata agar nyaman dilalui. Setelah itu, permukaan tanah dipadatkan dengan ditumbuk atau digilas dengan mesin gilas, pada waktu dipadatkan biasanya disiram air. Dengan demikian terjadi jalan tanah.

Jalan Kerikil

[sunting | sunting sumber]

Jalan tanah kemudian dapat ditingkatkan menjadi jalan kerikil, yaitu dengan menebarkan batu kerikil secara merata, kemudian ratakan dan dipadatkan. Pada waktu proses pemadatan biasanya disiram dengan air agar kerikil bisa menyatu dengan permukaan tanah.

Jalan Aspal Tipis

[sunting | sunting sumber]

Seterusnya, bahwa jalan kerikil dapat ditingkatkan menjadi jalan aspal tipis. Mula-mula permukaan jalan diratakan, dan permukaan kerikil disiram dengan air, agar terjadi sifat basah yang membuat licin kerikil, kemudian dipadatkan. Biasanya pemadatan dilakukan dengan mesin gilas selama 3 - 5 kali, dan selama pemadatan selalu disiram dengan air. Pemadatan juga dapat dilakukan dengan mesin penumbuk jalan.

Setelah permukaan jalan kerikil rata dan padat, serta dalam keadaan kering (dibiarkan kering oleh matahari), maka mulailah permukaan disiram dengan aspal dan tidak terlalu tebal, batu kemudian ditaburkan pasir secara merata dan cukup tipis. Setelah itu permuakaan boleh dipadatkan dengan mesin gilas selama 3 - 5 kali. Jangan lupa permukaan roda mesin gilas selalu diberi air agar aspal didak melekat. Pemadatan selanjutnya bisa dilakukan dengan roda kendaraan yang lewat, dan jalan aspal tipis sudah selesai untuk lalu lintas umum.

Jalan Telford

[sunting | sunting sumber]

Jalan tanah dapat ditingkatkan menjadi jalan telford, tetapi juga suatu lokasi dibersihkan untuk jalur jalan, dengan proses seperti membuat jalan tanah.

Jalan Makadam

[sunting | sunting sumber]

Jalan tanah dapat ditingkatkan menjadi jalan makadam, tetapi juga suatu lokasi dibersihkan untuk jalur jalan, dengan proses seperti membuat jalan tanah.

Jalan Paving Block atau Konstruksi Paving Blok adalah jalan yang dibuat dengan konstruksi jalan paving blok. Sedangkan Paving Block adalah suatu material bangunan dibuat dari campuran semen dan pasir yang dicetak dengan tekanan (press) dan dibuat dengan berbagai bentuk dan warna-warni. Paving Block adalah type produk yang dapat dipasang dengan berbagai macam pola dan kombinasi warna tertentu, sehingga akan menambah keindahan dan juga berfungsi sebagai lahan resapan air hujan. Diproduksi secara umum mempunyai ketebalan 60 mm, 80 mm, dan 100 mm dalam penggunaannya dari masing-masing ketebalan dapat disesuaikan dengan kebutuhan sebagai berikut:

  • Paving block dengan ketebalan 6 cm, diperuntukkan bagi beban lalu lintas ringan yang frekuensinya terbatas pada pejalan kaki, juga untuk lahan parkir di rumah atau pertokoan.
  • Paving block dengan ketebalan 8 cm, diperuntukan bagi beban lalu lintas sedang yang frekuensinnya terbatas pada pick up, truck, dan bus.
  • Paving block dengan ketebalan 10 cm, diperuntukkan bagi beban lalu lintas berat seperti: kendaraan tronton, crane, loader, dan alat berat lainnya. Paving block dengan ketebalan 10 cm ini sering dipergunakan di kawasan indrustri dan pelabuhan.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Sunaryo Joyopuspito, Jalan Raya I dan II, Kuliah dan Kliping, Universitas Trisakti Jakarta, 1989