Figura
Figura adalah kegiatan festival yang dilaksanakan secara rutian setiap tahunnya di Kota Manado, Sulawesi Utara dalam rangka mengakhiri tahun dan memasuki tahun baru. Kegiatan festival ini merupakan kalender kegiatan parawisata, dikarenakan kegiatan ini dilakukan sebagai kesenian rakyat oleh masyarakat Kota Manado. Sebagai kesenian rakyat, Figura berasal dari bahasa Latin yaitu Figur atau Sosok. Dimana kesenenian ini tentunya adalah kesenian yang dapat menghadirkan dramaturgi pendek terhadap sosok atau perilaku tokoh-tokoh yang dianggap berperan dalam mengisi tradisi baik buruk dari sosok dan watak setiap manusia, yang diikuti dari seluruh kalangan baik itu dari anak-anak, anak remaja, orang dewasa, dan lansia.[1] Pada saat ini, festival Figura diselenggarakan dalam setiap minggu ke-4 bulan januari sebagai pesta kunci taong (tahun) yang dilombakan dengan sajian figur dalam rangkain cerita berupa komedi atau tragedi melalui dialog ataupun pantomin. Peserta festival Figura diikuti oleh utusan dari kelurahan dan kelompok-kelompok tertentu lainnya se-Kota Manado, Bahkan diikuti oleh peserta yang berasal dari luar Kota Manado dengan mengenakan kostum berbeda-beda dan unik. Sehingga, dari kostum yang digunakan serta aksi yang diperlihatkan para peserta dapat mengundang gelak tawa para penonton yang antusias dalam merayakan dan menghadiri kegiatan festival tersebut. Contohnya adalah seorang peserta laki-laki yang sudah lansia, tampil layaknya ibu-ibu hamil, lengkap dengan payung sambil ngepit tas. Ada juga laki-laki yang memakai kostum seperti pablet dengan rok tutup dan wajah ber-make up mirip pemain pantomim. Sementara kaum perempuan lansia ada yang memakai kostum satpam dan lurah. Anak-anak pun tak mau kalah, mereka juga memakai kostum yang unik-unik dan lucu-lucu.[2] Festival ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan Cakalele atau Tarian Perang dan Tarian Kerikil yang diiringi oleh penampilan dari musik bambu dan drumband.
Dalam merayakan acara festival Figura ini tentunya memiliki pesan moral yang dapat diambil. Karena, dengan melalui kegiatan festival yang diadakan tersebut tentunya bagaimana msyarakat merayakan suatu perbedaan.[3]
Melalui festival Figura ini, diharapkan oleh pemerintah Kota Manado dan masyarakat setempat dapat menjadi daya tarik tersendiri dalam rangka bisa lebih menarik wisatawan lokal maupun manca negara dan domestik untuk berkunjung ke Kota Manado agar lebih menjadikan Kota Manado menjadi Kota Parawisata Dunia. Dalam mewujudkan hal tersebut, tentunya antara pemerintah dan masyarakat dapat bekerjasama dalam melestarikan kegiatan tahunan ini demi menarik wisatawan untuk datang berkunjung ke Kota Manado dan dapat menjadi kesenian rayat yang tidak akan kalah oleh perkembangan zaman. Adapun dalam rangka memeriahkan festival tersebut, pemerintah Kota Manado ternya telah membuat suatu perlombaan berupa penyampain pesan moral dalam kegiatan yang dilakukan dengan peserta naik ke atas panggung memakai kostumnya yang unik. Kemudian nanti ada proses penjurian dan di tentukan pemenangnya. Acara festival Figura yang pernah diadakan, dilakukan secra long-march sepanjang Jln. Piere Tendean yang merupakan pusat kawasan perdagangan dan jasa di Kota Manado. Adapun yang menjadi hadiah dalam festival Figura berupa sebuah tropi Gubenur Sulawesi Utara yang diperebutkan.
Sejarah Festival Figura
[sunting | sunting sumber]Figura merupakan sebuah kesenian rakyat yang di adopsi dari kesenian Yunani klasik yang telah muncul beberapa ratus tahun yang lalu di jazirah pesisir teluk Manado sehingga Figura sendiri berasal dari bahasa latin yaitu figur atau sosok. Kesenian ini di bawa oleh pelaut Spanyol (Conquistadores) yang singgah dan tinggal disekitar Pelabuhan Teluk Manado.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Aze (29 November 2018). "Festival Figura". www.budaya-indonesia.org. Perpustakaan Digital Budaya Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-22. Diakses tanggal 22 Februari 2019.
- ^ Langi, Jefry (28 Januari 2018). "Festival Figura, Tradisi Unik dan Lucu di Manado Setiap Awal Tahun". www.inews.id. iNews Tv. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-22. Diakses tanggal 22 Februari 2019.
- ^ Panggabean, Samsul Rizal (Tahun 2018). Konflik Dan Perdamaian Etnis Di Indonesi. Jakarta: PT Pustaka Alvabet. hlm. 166. ISBN 978-602-6577-39-9.