Fiksi shenmo
Fiksi shenmo atau Fiksi para dewa dan iblis (Hanzi sederhana: 神魔小说; Hanzi tradisional: 神魔小說; Pinyin: Shénmó Xiǎoshuō) adalah subgenre fiksi fantasi yang berkisar mengenai dewa-dewi, keabadian, dan monster dalam mitologi Tiongkok. Istilah shenmo xiaoshuo, yang diciptakan pada awal abad ke-20 oleh penulis dan sejarawan sastra Lu Xun, secara harfiah berarti "fiksi dewa dan iblis".[1] Karya fiksi shenmo meliputi novel Perjalanan ke Barat dan Pengangkatan para Dewa.[2]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Fiksi shenmo pertama muncul pada masa Dinasti Ming sebagai genre fiksi vernakular,[3] suatu gaya penulisan berdasarkan bahasa Tionghoa lisan dan bukan bahasa Tionghoa Klasik. Akar genre ini ditemukan dalam cerita rakyat dan legenda tradisional.[4] Unsur alur cerita seperti penggunaan sihir dan alkimia berasal dari mitologi dan agama Tiongkok, termasuk Taoisme dan Buddhisme, populer di kalangan para cendekiawan Ming.[3]
Tiga Sui Membasmi Pemberontakan Siluman (Sān suì píng yāo chuán atau Pingyao zhuan) merupakan sebuah novel dewa dan iblis awal yang ditulis oleh Luo Guanzhong.[3][5] Dalam cerita tersebut, Wang Ze memulai sebuah pemberontakan melawan pemerintah dengan bantuan sihir.[6] Empat Perjalanan (Siyouji) adalah karya shenmo awal lainnya yang terdiri dari empat novel dan diterbitkan pada masa dinasti tersebut sebagai kompilasi cerita-cerita rakyat.[7] Cerita tentang Han Xiangzi (Han xiangzi quanzhuan), sebuah novel Taoisme dari periode yang sama, juga berbagi tema supranatural ini namun mengandung nuansa keagamaan yang lebih besar.[8]
Contoh yang paling terkenal dari fiksi shenmo adalah Perjalanan ke Barat (Xiyouji) dan Pengangkatan para Dewa (Fengshen yanyi).[2] Perjalanan ke Barat secara khusus dianggap oleh para kritikus sastra Tiongkok sebagai chef-d'oeuvre (mahakarya) dari novel fiksi shenmo.[9] Kepengarangan novel ini dikaitkan dengan Wu Cheng'en dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1592 oleh Shitedang, sebuah rumah penerbitan Ming.[10] Popularitas Perjalanan ke Barat mengilhami serangkaian penjiplak shenmo yang mengambil unsur alur cerita dari buku tersebut.[10]
Komik shenmo dari Dinasti Ming dan Qing
[sunting | sunting sumber]Karya fiksi para dewa dan iblis kemudian menyimpang jauh dari tema novel yang fantastis sepenuhnya seperti Perjalanan ke Barat. Novel shenmo tampaknya masih mengenai para monster dan dewa, tetapi mengusung tema yang lebih humanistik. Pada masa akhir Dinasti Ming dan awal Dinasti Qing, sebuah subgenre shenmo komedi telah muncul.[11]
Catatan
[sunting | sunting sumber]Referensi dan bacaan lebih lanjut
[sunting | sunting sumber]- Wang, David Der-wei (1997). Fin-de-siècle Splendor: Repressed Modernities of Late Qing Fiction, 1849-1911. Stanford University Press. ISBN 978-0-8047-2845-4.
- Wang, David Der-wei (2004). The Monster that is History: History, Violence, and Fictional Writing in Twentieth-century China. University of California Press. ISBN 978-0-520-93724-6.
- Chun, Mei (2011). The Novel and Theatrical Imagination in Early Modern China. BRILL. ISBN 978-90-04-19166-2.
- Lu, Hsün (1959). A Brief History of Chinese Fiction. Diterjemahkan oleh Hsien-yi Yang; Gladys Yang. Foreign Language Press. ISBN 978-7-119-05750-7.
- Yang, Erzeng (2008). The Story of Han Xiangzi: The Alchemical Adventures of a Daoist Immortal. University of Washington Press. ISBN 978-0-295-80194-0.
- Yu, Anthony (2008). "The Formation of Fiction in the "Journey to the West"". Asia Minor. Academia Sinica. 21 (1): 15–44. JSTOR 41649940.[1] Diarsipkan 2022-04-07 di Wayback Machine.