Keracunan kerang neurotoksik
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Desember 2022. |
Neurotoxic Shellfish Poisoning (NSP) adalah penyakit yang disebabkan oleh konsumsi kerang moluska yang terkontaminasi brevetoxins. Brevetoxins adalah neurotoksin alami yang diproduksi oleh dinoflagellata laut, misalnya Karenia brevis (sebelumnya dikenal sebagai Gymnodinium breve dan Ptyhodiscus brevis).[1] K. Brevis adalah dinoflagellata yang sangat rapuh dan selama laut kasar organisme ini mudah pecah melepaskan racun ke dalam air.[2] Kariena brevis memiliki efek pada kesehatan manusia, dan selain adanya efek kesehatan pada manusia, mekarnya K. brevis dapat menyebabkan dampak ekonomi dan lingkungan yang signifikan.[3]
Brevetoxins terdiri dari sekelompok racun dengan efek neurologis, terutama gastrointestinal. Cara kerja brevetoxins adalah dengan reseptor mengikat saluran natrium yang mengontrol generasi potensial aksi di saraf, otot dan jaringan jantung, meningkatkan masuknya natrium ke dalam sel. Hal ini mengarah pada aktivasi sel yang tak henti-hentinya menyebabkan kelumpuhan dan kelelahan pada sel-sel rangsang ini.[2]
Sumber Paparan Brevetoxin pada Manusia
[sunting | sunting sumber]Kerang (tiram, remis, keong, dan lain-lain) mengakumulasi biotoksin sesuai dengan pola rantai makanan alaminya. Brevetoxins telah dilaporkan di banyak spesies kerang, sumber paparan manusia yang paling umum adalah melalui menelan kerang, tiram dan remis yang biasa dipanen.[1]
Kelompok Resiko
[sunting | sunting sumber]Semua orang rentan terhadap Neurotoxic Shellfish Poisoning (NSP), namun anak-anak, orang tua dan orang-orang dengan penyakit neurologis yang mendasarinya mungkin berisiko lebih tinggi.[4]
Onset atau Permulaan
[sunting | sunting sumber]Onset gejala dapat berkisar dari beberapa menit hingga 18 jam setelah mengkonsumsi kerang yang terkontaminasi, namun dalam banyak kasus waktu rata-rata untuk timbul sekitar 3-4 jam.[1]
Diagnosis
[sunting | sunting sumber]Diagnosis NSP didasarkan pada presentasi klinis dan riwayat konsumsi kerang bivalvia dari daerah berisiko,[5] diagnosis NSP juga dapat dikonfirmasi berdasarkan tanda dan gejala yang sesuai, serta temuan positif brevetoxins dalam sampel biologis. Kemampuan untuk mendeteksi, mengidentifikasi dan mengukur brevetoxins adalah kunci untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang dampak kesehatan dari konsumsi kerang moluska yang terkontaminasi.[1]
Gejala
[sunting | sunting sumber]NSP menyebabkan berbagai gejala baik neurologis maupun gastrointestinal, gejala yang paling sering dilaporkan adalah
● Mual
● Muntah
● Sakit perut, dan
● Diare,
Namun itu bukan keluhan utama yang muncul, perhatian lebih besar bagi kebanyakan individu adalah gejala neurologis yang mungkin termasuk yaitu
● Parestesia pada mulut, bibir, dan lidah
● Kesemutan perifer
● Kelumpuhan anggota tubuh sebagian
● Bicara cadel
● Pusing
● Ataksia, dan
● Hilangnya koordinasi secara umum
Meskipun rawat inap terkadang diperlukan, tidak ada korban jiwa dilaporkan sebagai hasil dari NSP (Arnold, 2011). Kebanyakan pasien sembuh dalam dua sampai tiga hari tanpa efek jangka panjang atau kronis (Baden, 1983; Morris dkk, 1991; Watkins et al, 2008).[5]
Pengobatan
[sunting | sunting sumber]● Pengobatan bersifat suportif dan pemulihan lengkap biasanya terjadi dalam waktu 48 jam[6]
● Penggantian cairan
● Observasi fungsi pernafasan
● Pemberian obat penenang
● Pengurangan rasa sakit karena tidak ada penawar spesifik yang tersedia untuk brevetoxin.[1]
Pencegahan
[sunting | sunting sumber]Pencegahan dilakukan dengan:
● Pemantauan jumlah sel K. brevis
● Deteksi dini pasokan kerang yang terkontaminasi
● Menghindari konsumsi kerang yang terkontaminasi
● Gejala akibat toksin aerosol dapat dihindari dengan menjauhi aliran air pasang surut dan memecah ombak saat mekar.[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e Watkins, Sharon M. (2008). "Neurotoxic Shellfish Poisoning". Marine Drugs. 6 (3): 431–455. doi:10.3390/md20080021.
- ^ a b James, K.J. (2010). "Shellfish toxicity: human health implications of marine algal toxins". Epidemiology and Infection. 138 (7): 927–940. doi:10.1017/S0950268810000853.
- ^ Novoveská, Lucie. (2019). "Brevetoxin-Producing Spherical Cells Present in Karena brevis Bloom: Evidence of Morphological Plasticity?". Marine Science and Engineering. 7 (24): 1–7. doi:10.3390/jmse7020024.
- ^ Florida Departement of Health. (2014). "Neurotoxic Shellfish Poisoning (NSP)" (PDF). florida health.
- ^ a b Grattan, Lynn M. (2016). "Harmful algal blooms and public health". Harmful Algae. 57: 2–8. doi:10.1016/j.hal.2016.05.003.
- ^ a b Barbier, Heather M. (2003). "Prevention and Treatment of Toxic Seafoodborne Disease in Travelers". Journal of Travel Medicine. 10 (1): 29–37. doi:10.2310/7060.2003.30550.