Lompat ke isi

Negara asal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sebuah jam asal Swiss

Negara asal (country of origin, COO) adalah informasi mengenai di negara mana sebuah produk diproduksi, dimanufaktur, atau diekstraksi.

Perusahaan dapat menunjukkan asal negara produk dengan cara:[1]

  • Menggunakan frase "Made in (nama negara)" dengan Bahasa Inggris atau bahasa asli negara tersebut
  • Menggunakan label yang original
  • Menggunakan label COO di sebelah nama perusahaan
  • Menggunakan foto orang ternama atau yang memiliki ciri khas negara tersebut
  • Menggunakan simbol dan bendera negara
  • Menggunakan gambar pemandangan atau bangunan yang menjadi ciri khas negara tersebut

COO memiliki dampak terhadap konsumen dalam memilih produk yang akan dibelinya,[2] termasuk dalam hal patriotisme dan nasionalisme. Konsumen tersebut akan lebih memilih produk yang berasal dari dalam negeri.[3] Penelitian menunjukkan bahwa berbagai efek seperti pengetahuan terhadap karakteristik suatu negara, kondisi ekonomi dan politik, sejarah, dan tradisi akan berkombinasi dengan stereotype atau persepsi subjektif terhadap suatu negara asal produk tersebut[4] terutama jika tidak atau sulit ditemukan informasi mengenai kualitas suatu produk secara spesifik. Penggunaan persepsi seperti ini lebih dominan pada tipe konsumen yang tidak memahami produknya. Produk yang tahan lama dan barang mewah akan memiliki dampak yang lebih kuat dipengaruhi oleh persepsi konsumen,[5][6] sedangkan produk yang murah hampir tidak terpengaruh.[7]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Aichner, T. 2014. Country-of-origin marketing: A list of typical strategies with examples. Journal of Brand Management, 21(1): 81-93.
  2. ^ Keith, Dinnie (2003). "COUNTRY-OF-ORIGIN 1965-2004: A LITERATURE REVIEW" (PDF). Journal of Customer Behavior. Diakses tanggal 5 October 2013. 
  3. ^ Cai, Yi (2002). "COUNTRY-OF-ORIGIN EFFECTS ON CONSUMERS' WILLINGNESS TO BUY FOREIGN PRODUCTS: AN EXPERIMENT IN CONSUMER DECISION MAKING" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-10-07. Diakses tanggal 2014-12-26. 
  4. ^ Nagashima (1970). "Comparison of Japanese and US attitudes toward foreign products". Journal of Marketing, Vol. 31, No. 1. hlm. 68–74. 
  5. ^ Jain, Subhash C. (2012). Handbook of Research in International Marketing, Second Edition (Elgar Original Reference). Edward Elgar Publishing. hlm. 467. ISBN 1849803021. 
  6. ^ Aiello, G., Donvito, R., Godey, B., Pederzoli, D., Wiedmann, K.-P., Hennings, N., Siebels, A., Chan, P., Tsuchiya, J., Rabino, S., Ivanovna, S. I., Weitz, B., Oh, H., & Singh, R. 2008. An International Perspective on Luxury Brand and Country-of-Origin Effect. Brand Management, 16(5/6): 323-337.
  7. ^ Urbonavičius and Justina Gineikienė, Sigitas (2009). "IMPORTANCE OF THE PRODUCT COUNTRY-OF-ORIGIN FACTOR ON PURCHASING PROCESS IN THE CONTEXT OF GLOBALISATION" (PDF). EkONOMIka: 41. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-10-07. Diakses tanggal 2014-12-26.