Lompat ke isi

Sorbitol

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sorbitol
Nama
Nama IUPAC
(2S,3R,4R,5R)-Hexane-1,2,3,4,5,6-hexol
Nama lain
D-glucitol; L-Sorbitol; Sorbogem; Sorbo
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChEBI
ChEMBL
ChemSpider
DrugBank
Nomor EC
MeSH Sorbitol
Nomor RTECS {{{value}}}
UNII
  • InChI=1S/C6H14O6/c7-1-3(9)5(11)6(12)4(10)2-8/h3-12H,1-2H2/t3-,4+,5-,6-/m1/s1 N[pubchem]
    Key: FBPFZTCFMRRESA-JGWLITMVSA-N N[pubchem]
  • InChI=1/C6H14O6/c7-1-3(9)5(11)6(12)4(10)2-8/h3-12H,1-2H2/t3-,4+,5-,6-/m1/s1
    Key: FBPFZTCFMRRESA-JGWLITMVSA
  • OC([C@H](O)[C@@H](O)[C@H](O)CO)CO
Sifat
C6H14O6
Massa molar 182.17 g/mol
Penampilan Bubuk kristal berwarna putih
Densitas 1.49 g/cm3[1]
Titik lebur 94–96 °C (201–205 °F; 367–369 K)[1]
2350 g/L[1]
-107.80·10−6 cm3/mol
Farmakologi
Kode ATC A06AD18
A06AG07 B05CX02 V04CC01
Bahaya
Titik nyala >100 °C[1]
420 °C[1]
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
N verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Sorbitol (/ˈsɔːrbɪˌtɒl/), dikenal juga sebagai glusitol, adalah gula alkohol dengan rasa yang manis yang dicerna secara lambat oleh tubuh manusia. Senyawa ini dapat diperoleh dengan proses reduksi glukosa yang mengubah gugus aldehida (−CHO) menjadi gugus alkohol primer atau hidroksil (−C(OH)H2).

Sorbitol biasanya dibuat dari sirup jagung, tetapi bahan ini juga terkandung secara alami dalam buah apel, pir, persik dan prun.[2] Sorbitol diubah menjadi fruktosa oleh sorbitol-6-fosfat 2-dehidrogenase. Sorbitol adalah isomer manitol yang merupakan jenis gula yang lain; perbedaan di antara keduanya adalah orientasi kelompok hidroksil di karbon 2.[3] Walaupun mirip, kedua bahan ini tidak berasal dari objek yang sama di alam. Titik leleh dan penggunaannya juga berbeda.

Penggunaan

[sunting | sunting sumber]

Sorbitol dapat digunakan dalam produk pangan, obat-obatan, kosmetik, dan aplikasi industri lainnya.

Sorbitol merupakan senyawa yang dapat menjadi pengganti gula. Sorbitol memiliki tingkat kemanisan 60% dari sukrosa. Sorbitol telah disetujui penggunaannya sebagai aditif pangan dengan nomor kode E420.[4][5]

Sorbitol digolongkan sebagai pemanis nutritif karena dapat memberikan energi sebesar 2,6 kcal per gram, dibandingkan dengan rata-rata karbohidrat 4 kcal per gram.[5] Oleh karena itu, sorbitol sering digunakan dalam produk makanan dan minuman diet, obat batuk, permen mint, dan permen karet bebas gula.[6]

Sorbitol dapat bekerja sebagai pencahar atau laksatif untuk mengatasi konstipasi dengan cara menarik air ke usus besar dan menstimulasi untuk buang air besar. Sebagai obat pencahar, sorbitol dapat digunakan bila diminum atau sebagai enema.[7] Sorbitol sudah ditetapkan aman bagi orang tua, meskipun demikian tidak dianjurkan tanpa petunjuk dokter. Sorbitol ditemukan di sejumlah buah kering dan memberikan efek pencahar pada buah plum.[5]

Produk pangan

[sunting | sunting sumber]

Sorbitol digunakan sebagai aditif krioprotektan (dicampur dengan sukrosa dan natrium polifosfat) yang dapat mencegah pembekuan dalam produksi surimi dari ikan.[8]

Selain menjadi pengganti gula, sorbitol juga digunakan sebagai humektan dalam kue kering dan produk pangan dengan kandungan air rendah seperti selai kacang dan buah yang diawetkan. Sorbitol juga berguna dalam pembuatan roti dengan bekerja sebagai plasticizer dan memperlambat proses menjadi basi.[9]

Kosmetik dan produk kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Sorbitol sering digunakan dalam produk kosmetik sebagai humektan dan agen pengental. Dalam pembuatan beberapa gel transparan, hanya dapat menggunakan sorbitol karena memiliki sifat indeks bias tinggi. Sorbitol juga digunakan dalam produk mouthwash dan pasta gigi.[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e Record dalam GESTIS Substance Database dari IFA
  2. ^ Teo, G; Suzuki, Y; Uratsu, SL; Lampinen, B; Ormonde, N; Hu, WK; Dejong, TM; Dandekar, AM (2006). "Silencing leaf sorbitol synthesis alters long-distance partitioning and apple fruit quality". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 103 (49): 18842–7. doi:10.1073/pnas.0605873103. PMC 1693749alt=Dapat diakses gratis. PMID 17132742. 
  3. ^ Kearsley, M. W.; Deis, R. C. Sorbitol and Mannitol. In Sweeteners and Sugar Alternatives in Food Technology; Ames: Oxford, 2006; hlm. 249-249-261.
  4. ^ "Food – EPA – European Association of Polyol Producers". polyols-eu.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-27. 
  5. ^ a b c d Godswill, Awuchi Chinaza (2017). "Sugar alcohols: chemistry, production, health concerns and nutritional importance of mannitol, sorbitol, xylitol, and erythritol" (PDF). International Journal of Advanced Academic Research. 3 (2): 49. 
  6. ^ Campbell, Mary K. (2012). Biochemistry. Farrell, Shawn O. (edisi ke-7th ed). Belmont, CA: Brooks/Cole, Cengage Learning. ISBN 978-0-8400-6858-3. OCLC 651905707. 
  7. ^ "Sorbitol: Side Effects, Dosages, Treatment, Interactions, Warnings". RxList (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-27. 
  8. ^ Medina, J.R.; Garrote, R.L. (2002-12). "The effect of two cryoprotectant mixtures on frozen surubí surimi". Brazilian Journal of Chemical Engineering. 19 (4): 419–424. doi:10.1590/S0104-66322002000400010. ISSN 0104-6632. 
  9. ^ Chemical and functional properties of food saccharides. Tomasik, Piotr,. Boca Raton: CRC Press. 2004. ISBN 0-8493-1486-0. OCLC 317752036. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]