Teknologi CDMA di Indonesia
Teknologi CDMA di Indonesia dirintis sejak tahun 2003 oleh Samsung Telecommunication cabang Indonesia. Perangkat CDMA awalnya dioperasikan oleh operator jaringan Telkom (Flexi) dan Mobile-8 Telecom. Kemudian, operator jaringan CDMA dikelola oleh beberapa perusahaan telekomunikasi dengan produknya masing-masing. Regional pengoperasian jaringan CDMA di Indonesia utamanya di beberapa pulau besar, yaitu Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Hingga tahun 2013, terdapat 14 operator jaringan yang mengoperasikan jaringan CDMA di Indonesia.
Infrastuktur jaringan
[sunting | sunting sumber]Infrastruktur untuk teknologi CDMA mulai dibangun di jaringan telekomunikasi Indonesia sejak tahun 2003. Satu-satunya perusahaan yang merintis pembangunan infrastruktur untuk teknologi CDMA adalah Samsung Telecommunication Indonesia. Perusahaan ini adalah anak perusahaan dari Samsung Telecommunication. Samsung Telecommunication Indonesia mengkhususkan pembangunan infrastuktur untuk operator jaringan Telkom (Flexi) dan Mobile-8 Telecom.[1] Teknologi CDMA yang digunakan oleh TelkomFlexi adalah CDMA 2000 1x. Lisensi yang dimilikinya sebagai telepon tetap nirkabel.[2]
Selain kedua perusahaan tersebut, teknologi CDMA juga dioperasikan oleh Bakrie Telecom dan Indosat. Masing-masing perusahaan ini memiliki produk andalan. Telkom memproduksi Flexi. Indosat memproduksi Starone. Mobile-8 Telecom memproduksi Smart dan Fren. Sedangkan Bakrie Telecom memproduksi Esia.[3]
Hingga tahun 2014, Samsung Telecommunication Indonesia menguasai infrastruktur untuk perangkat CDMA di beberapa pulau besar di Indonesia. Pulau-pulau ini yaitu Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Sementara itu, pada tahun yang sama, infrastruktur CDMA juga dikelola oleh ZTE Indonesia. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari ZTE Corporation. Infrastruktur regional dari ZTE Indonesia meliputi regional Kalimantan, Jawa, Sumatra dan Sulawesi.[4]
Operator jaringan
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 2013, terdapat 14 operator yang mengoperasikan jaringan CDMA dan GSM.[5] Jaringan CDMA masih dioperasikan oleh operator seluluer Indonesia hingga tahun 2018. Operatornya adalah Sampoerna Telekomunikasi Indonesia.[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Azmi 2014, hlm. 23.
- ^ Ariyus, D., dan Andri, K. R., R. (2008). Suryanto, Fl. Sigit, ed. Komunikasi Data. Yogyakarta: Penerbit CV. ANDI Offset. hlm. 430. ISBN 978-979-29-0615-8.
- ^ Jubilee Enterprise (2010). Panduan Memilih Koneksi Internet untuk Pemula. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. hlm. 112. ISBN 978-979-27-6876-3.
- ^ Azmi 2014, hlm. 24.
- ^ Kunandar, A., dkk. (2015). Rusadi, U. Waluyo, D., dan Arifianto, S., ed. Bunga Rampai Infrastruktur TIK, Layanan Informasi dan Dinamika Sosial. Jakarta: Pusat Litbang Penyelenggaraan Pos dan Informatika dan Penerbit Media Bangsa. hlm. 2. ISBN 978-602-73633-0-4.
- ^ Heppy A, V., dkk. (2018). Studi Analisis Industri Telekomunikasi Indonesia untuk Mendukung Efisiensi. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya, Perangkat, dan Penyelenggaraan Pos dan Informatika. hlm. 49. ISBN 978-602-51136-2-8.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Azmi, Riza (2014). Indrayanto, Adi, ed. Peta dan Potensi Industri Perangkat Telekomunikasi Seluler Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. ISBN 978-602-194-255-0.