Wahana halilintar eutanasia
Wahana halilintar eutanasia | |
---|---|
Status | {{{1}}} |
General statistics | |
Tipe | Steel |
Desiner | Julijonas Urbonas |
Model | Strata coaster |
Lift/launch system | Cable lift hill |
Tinggi | 550 m (1.800 ft) |
Drop | 500 m (1.600 ft) |
Panjang | 7.544 m (24.751 ft) |
Kecepatan | 360 km/h (220 mph) |
Inversions | 7 |
Durasi | 3:20 |
Gaya g | 10 |
Wahana halilintar eutanasia atau kereta luncur eutanasia (bahasa Inggris: euthanasia coaster) adalah wahana halilintar baja hipotetis yang dirancang untuk membunuh penumpangnya.[1] Dirancang pada 2010, dan dibuat menjadi maket oleh seniman Lituania Julijonas Urbonas, kandidat PhD di Royal College of Art di London. Urbonas, yang telah bekerja di sebuah taman hiburan, menyatakan bahwa tujuan dari konsep wahana halilintarnya adalah untuk mengambil nyawa dengan keanggunan dan euforia.[2] Adapun aplikasi praktis dari desainnya, Urbonas menyebutkan "eutanasia" atau "hukuman mati".[3] John Allen, yang menjabat sebagai Presiden Philadelphia Toboggan Company, mengilhami Urbonas dengan keterangannya tentang wahana halilintar terakhir sebagai salah satu yang mengirimkan 24 orang dan mereka semua kembali mati.
Rancangan
[sunting | sunting sumber]Konsep desain tata letak dimulai dengan pengangkatan bersudut curam ke puncak 510 meter (1.670 kaki), yang akan memakan waktu dua menit untuk dicapai wahana. Setiap penumpang yang ingin turun dapat melakukannya.[3] Dari sana, penurunan 500 meter (1.600 ft) akan membawa wahana menjadi 360 kilometer per jam (220 mpj), mendekati kecepatan terminalnya, sebelum mendatar dan melaju kencang ke yang pertama dari tujuh inversi clothoid.[3] Setiap inversi akan memiliki diameter yang lebih kecil dari yang sebelumnya untuk mempertahankan 10 g yang mematikan bagi penumpang saat wahana kehilangan kecepatan. Setelah berbelok tajam ke kanan, wahana akan memasuki jalur lurus, di mana pembongkaran mayat dan pemuatan penumpang baru dapat dilakukan.[3]
Asal gagasan
[sunting | sunting sumber]Gagasan pembuatan wahana halilintar eutanasia terilhamkan dari tulisan John Allen. Ia merupakan pendiri dari Famous Ride Maker yang merupakan cabang dari Philadelphia Toboggan Company. Dalam tulisannya, Allen mengatakan bahwa wahana halilintar yang menarik ialah yang saat dimulai dapat memuat 24 orang dalam kondisi hidup dan saat berakhir memuat 24 orang dalam kondisi mati. Hal ini dianggap sebagai suatu ide yang cemerlang dan beberapa ilmuwan mulai mencoba merancangnya.[4]
Perancang
[sunting | sunting sumber]Nama perancang wahana halilintar eustanasia adalah Julijonas Urbonas.[4] Ia merupakan seorang arsitek, penulis, dan teknisi. Ia merupakan seorang warga negara Lituania.[4] Ia menghabiskan masa mudanya dengan bekerja di taman hiburan. Sekarang ia menjadi salah satu kandidat doktor di Royal College London of Art. Bidang ilmu yang ditekuninya merupakan suatu bidang studi estetika yang bernama Aestetik Gravitasional.[5]
Penamaan
[sunting | sunting sumber]Eutanasia merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu tindakan membunuh seseorang tanpa kesakitan. Eutanasia juga diartikan sebagai tindakan bunuh diri dengan pengawasan dokter. Secara etimologis, eutanasia berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani. Eutanasia berasal dari kata "eu" dan "thanatos" yang berarti kematian yang baik. Di masa kini, eutanasia diartikan sebagai tindakan bunuh diri secara sengaja yang melalui proses yang tidak memberikan rasa sakit atau hanya memberi sedikit sekali rasa sakit.[6]
Cara kerja
[sunting | sunting sumber]Sebelum wahana diluncurkan, para penumpang akan diminta untuk duduk dan tubuhnya akan dikenakan alat pantau kesehatan. Dalam proses menanjak menuju ke puncak menara yang setinggi 500 meter, penumpang diberi cukup waktu untuk mengenang masa hidupnya. Bersamaan dengan itu, mereka merasakan benda-benda di bawahnya tampak mengecil dan merasakan bahwa wahana menanjak ke atas setiap detiknya. Setelah melalui puncak menara, penumpang akan dibuat merinding dan merasakan embusan angin. Kondisi napasnya tertahan hingga mengalami vertigo, menyerupai anestesi yang menggembirakan, tetapi membawa para penumpang ke kondisi yang sangat mematikan. Penumpang melakukan pernapasan dengan sangat berat yang menyebabkan tulang rusuk dan organ di dalamnya tertarik ke bawah. Saat itu, oksigen di paru-paru habis sama sekali. Dalam tahap ini, para penumpang dapat pingsan akibat pengaliran darah ke ujung-ujung tubuh dan kekurangan oksigen pada otak. Penumpang yang tidak pingsan akan mengalami gangguan penglihatan, gangguan mental, dan euforia. Dampak akhir dari tahap ini adalah tubuh menjadi mati rasa dan penumpang akan mengalami mimpi aneh dan tidak lagi mengenali dirinya sendiri. Tahap akhir berupa enam putaran memastikan kehabisan oksigen pada otak dan membuat otak tidak berfungsi lagi.[7]
Keunikan
[sunting | sunting sumber]Konsep lintasan dan bangku yang diterapkan pada wahana halilintar eutanasia memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan wahana halilintar lainnya. Para penumpang wahana halilintar ini akan dikejutkan dengan banyaknya tikungan, tanjakan, ataupun turunan pada lintasan. Lintasannya yang sangat panjang dapat membuat para penumpang tidak berhenti berdebar-debar, bahkan pingsan.[4]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Solon, Olivia (6 April 2011). "The Future of the Human Species Explored". WIRED Science. Condé Nast Publications. Diakses tanggal 24 April 2011.
- ^ Lamar, Cyriaqe (18 April 2011). "The Euthanasia Coaster, the Last Roller Coaster You'll Ever Ride". Gawker Media. Diakses tanggal 24 April 2011.
- ^ a b c d "Euthanasia Coaster". 2 October 2010. Diakses tanggal 24 April 2011.
- ^ a b c d "Euthanasia Roller Coaster, alat hiburan atau alat pembunuh?". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-23.
- ^ BeritaSatu.com. "Euthanasia Coaster". beritasatu.com. Diakses tanggal 2020-01-25.
- ^ Rahayu, Mutia Isni (2019-11-07). "Euthanasia, Ketika Mati Dianggap Lebih Baik dari Hidup". Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan - Dokter Sehat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-25. Diakses tanggal 2020-01-25.
- ^ "Cara Kerja Roller Coaster Euthanasia yang Mematikan - National Geographic". nationalgeographic.grid.id. Diakses tanggal 2020-01-25.