Gertrude Elion
Gertrude Elion | |
---|---|
Lahir | Gertrude Belle Elion 23 Januari 1918 |
Meninggal | 21 Februari 1999 | (umur 81)
Penghargaan | Garvan-Olin Medal (1968), Nobel Prize in Medicine (1988) National Medal of Science (1991) Lemelson-MIT Lifetime Achievement Award (1997) National Inventors Hall of Fame (1991) (first woman to be inducted) |
Gertrude Belle Elion lahir pada (New York City, 1918 – 1999) ialah biokimiawati Amerika Serikat. Ia adalah salah satu penerima Hadiah Nobel Kedokteran (1988), bersama dengan James Whyte Black dan George Hitchings, atas jasanya merancang studi yang menimbulkan perumusan banyak obat-obatan baru yang kini digunakan untuk menghambat proses leukemia.[1]
Elion adalah putri dari orang tua imigran. Ia lulus dari Hunter College di New York dengan gelar di bidang biokimia pada tahun 1937. Tidak dapat memperoleh posisi peneliti pascasarjana, ia bekerja sebagai asisten laboratorium di New York Hospital School of Nursing (1937), seorang asisten kimia organik di Denver Chemical Manufacturing Company (1938-1939), seorang kimiawan dan guru fisika di New York City High School (1940-1942), dan seorang peneliti kimia di Johnson & Johnson (1943-1944). Selama periode ini, ia juga mengikuti beberapa kelas di New York University (Magister of Science, 1941). Tidak dapat mengikuti kelas penuh, Elion tidak pernah menerima gelar Doktornya. Pada tahun 1944 Elion bergabung dengan Burroughs Wellcome Laboratories (yang kemudian menjadibagian dari Glaxo Wellcome, yang sekarang dikenal sebagai GlaxoSmithKline). Disana dia menjadi asisten pertama dan rekan dari Hitchings, dan menjadi rekan kerjanya selama bertahun-tahun. Elion dan Hitchings mengembangkan berbagai obat-obatan baru yang efektif melawan leukemia, kelainan imun, infeksi saluran kemih, encok, malaria, dan virus herpes. Keberhasilan mereka sebagian besar dipengaruhi oleh metode penelitian mereka yang inovatif, yang menandai keberangkatan radikal dari pendekatan kemungkinan yang dilakukan oleh farmakologis terdahulu. Elion dan Hitchings secara pasti mempelajari perbedaan biokimia dari sel manusia normal dan sel kangker, bakteria, virus, dan faktor penyebab penyakit lainnya. Mereka kemudian menggunakan informasi ini untuk memformulasikan obat-obatan yang bisa membunuh atau mengurangi reproduksi dari patogen tertentu, meninggalkan sel-sel inang manusia yang tidak rusak. Kedua peneliti menekankan pada pengertian dasar biokimia dan proses psikologikal memungkinkan mereka untuk mengeliminasi kemungkinan-kemungkinan dan usaha sia-sia yang sebelumnya menghambat proses pengembangan obat-obatan.
Meski Elion secara resmi berhenti pada tahun 1983, ia memantau pengembangan Azidothymidine (AZT), obat pertama yang digunakan sebagai perawatan AIDS. Pada tahun 1991, dia dianugerahkan dengan medali sains nasional dan menjadi wanita pertama yang dipilih ke National Inventor's Hall of Fame (1991).
Kehidupan pribadi
[sunting | sunting sumber]Gertrude Elion lahir di New York. Sebagai remaja, ia melihat kakek kandungnya meninggal karena kangker, ia memutuskan untuk mendedikasikan hidupnya untuk melawan penyakit itu. Ia menekuni Kimia di Hunter College dan New York University, tetapi, sebagai wanita, ia mengalami kesulitan dalam menemukan pekerjaan sebagai ahli kimia. Selama World War II mengalami kekurangan ahli kimia karena banyak pria yang bergabung dalam perang, yang menuntun Gertrude Elion untuk menemukan pekerjaan di laboratorium. Pada pertengahan 1940-an, ia pindah ke Burroughs Wellcome's Research Loboratory, yang sekarang menjadi GlaxoSmithKline, dan menetap hingga kematiannya.[1]
Pekerjaan
[sunting | sunting sumber]Revolusi penelitian milik Gertrude Elion keduanya membawa perkembangan pada bidang farmasi dan obat-obatan. Sebelumnya, bidang farmasi di produksi menggunakan bahan-bahan alami. Pada periode 1950-an, Gertrude Elion, bersama George Hitchings, mengembangkan metode sistematis untuk menghasilkan obat-obatan berdasarkan dari pengetahuan biokimia. Salah satu obat pertama yang diproduksi oleh mereka adalah obat untuk leukemia, dan menolong banyak anak penderita untuk bertahan. Obat lainnya yang di ciptakan telah digunakan untuk melawan malaria, infeksi, encok, juga transplantasi organ.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c "The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1988". NobelPrize.org (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-08. Diakses tanggal 2019-03-24.