Kuau raja
Kuau raja
| |
---|---|
Argusianus argus | |
Status konservasi | |
Rentan | |
IUCN | 22725006 |
Taksonomi | |
Kelas | Aves |
Ordo | Galliformes |
Famili | Phasianidae |
Genus | Argusianus |
Spesies | Argusianus argus Linnaeus, 1766 |
Tipe taksonomi | Argusianus |
Tata nama | |
Dinamakan berdasarkan | Argus Panoptes |
Distribusi | |
Endemik | Indonesia |
Kuau Raja atau dalam nama ilmiahnya Argusianus argus adalah salah satu burung yang terdapat di dalam suku Phasianidae. Kuau Raja mempunyai bulu berwarna cokelat kemerahan dan kulit kepala berwarna biru. Burung jantan dewasa berukuran sangat besar, panjangnya dapat mencapai 200 cm. Di atas kepalanya terdapat jambul dan bulu tengkuk berwarna kehitaman. Burung jantan dewasa juga memiliki bulu sayap dan ekor yang sangat panjang, dihiasi dengan bintik-bintik besar menyerupai mata serangga atau oceli. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, panjangnya sekitar 75 cm, dengan jambul kepala berwarna kecokelatan. Bulu ekor dan sayap betina tidak sepanjang burung jantan[1], dan hanya dihiasi dengan sedikit oceli.
Populasi Kuau Raja tersebar di Asia Tenggara. Spesies ini ditemukan di hutan tropis Sumatra, Borneo dan Semenanjung Malaysia.
Pada musim berbiak, burung jantan memamerkan bulu sayap dan ekornya di depan burung betina. Bulu-bulu sayapnya dibuka membentuk kipas, memamerkan "ratusan mata" di depan pasangannya. Nama binomial spesies ini diberikan oleh Carolus Linnaeus, berdasarkan dari raksasa bermata seratus bernama Argus di mitologi Yunani. Burung betina menetaskan hanya dua telur saja.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan serta penangkapan liar yang terus berlanjut, Kuau Raja dievaluasikan sebagai berisiko Hampir Terancam di dalam IUCN Red List. Burung ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.
Mitos dan Legenda
[sunting | sunting sumber]di dalam cerita rakyat Melayu Deli Serdang. Burung kuau diceritakan adalah seorang putri yang lahir seorang Raja nan bijaksana. Cerita ini masih dipercayai pada sebagian masyarakat Melayu Deli. Selain itu, dalam cerita Putri Burung Kuau ini unsur yang ditonjolkan ialah tentang adat istiadat, sebab dalam cerita rakyat Melayu unsur adat istiadat merupakan unsur yang terpenting.
di dalam kisah kaba di Nagari Lunang Sumatera Barat (Minangkabau) disebuah hutan bernama Hutan Tatayan, diceritakan bahwasanya Burung Kuau telah ditemukan di dalam hutan tersebut dalam keadaan yang sangat memprihatikan. dan orang-orang Nagari Lunang pun iba dan menolongnya, hingga Burung Kuau itupun berterimakasih dan membalas budi orang-orang Nagari Lunang dengan menjaga Nagari tersebut dari marabahaya secara gaib bersama dengan Buaya Putih, Siamang, Burung Garuda, dan Kerbau.
Fauna Identitas
[sunting | sunting sumber]Burung kuau raja[2] juga tercantum dalam Apendiks II CITES. Burung ini ditetapkan sebagai maskot (fauna identitas) provinsi Sumatera Barat lewat Kepmendagri Nomor 48 Tahun 1989, pun tertera sebagai burung yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia)
Kuau Raja merupakan fauna identitas Provinsi Sumatera Barat
- (Inggris) BirdLife Species Factsheet
- (Inggris) IUCN Red List Diarsipkan 2004-09-11 di Wayback Machine.
- (Inggris) Red Data Book Diarsipkan 2006-05-11 di Wayback Machine.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Robson, Craig (2020-02-06). Field Guide to the Birds of South-East Asia (dalam bahasa Inggris). Bloomsbury Publishing. hlm. 38. ISBN 978-1-4729-8139-4.
- ^ http://www.daerahkita.com/artikel/271/kuau-raja-burung-raksasa-fauna-identitas-sumatera-barat