Pompa oli
Pompa oli merupakan jantung sistem pelumasan karena alat ini berguna untuk memasok oli secara tetap ke sistem pelumasan dan mempertahankan tekanan yang cukup serta pelumasan yang memadai. Pergerakan minyak pelumas ada bermacam-macam, yaitu ada yang melalui poros nok dan penggerak distributor, ada yang digerakkan langsung dengan roda gigi dari poros nok, dan ada satu hal yaitu gilang anake bebek
Tipe dasar
[sunting | sunting sumber]Secara umum ada 3 macam tipe dasar pompa oli pada kendaraan bermotor, yaitu:
Pompa oli tipe roda gigi
[sunting | sunting sumber]Pompa tipe ini menggunakan sepasang roda gigi untuk menghasilkan tekanan pada sistem pelumasan. Sepasang roda gigi tersebut di pasang di dalam rumah gigi. Salah satu dari roda gigi tersebut digerakkan dari luar, sedangkan gigi yang ikut berputar karena berhubungan dengan gigi yang diputar dengan tersebut.
Pompa oli tipe rotor atau trichoida
[sunting | sunting sumber]Pompa oli tipe ini menggunakan sepasang rotor yang berbentuk seperti bunatang yang dipasang pada rumah rotor. Rotor bagian dalam sebagai rotor yang digerakkan. Pada saat mesin bekerja, rotor penggerak akan digerakkan oleh mesin sehingga rotor bagian dalam juga ikut berputar dan membentuk ruangan yang berubah-ubah besarnya antara rotor penggerak dan rotor yang digerakkan.
Pompa oli tipe plunyer
[sunting | sunting sumber]Pompa ini biasanya digunakan untuk pelumasan motor 2 langkah sebagai pelumas silinder dengan menggunakan oli samping (autolube)[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Nugroho, Amien (2005). Ensiklopedi Otomotif. Jakarta: Gramedia Pustaka. hlm. 228. ISBN 979-22-1388-0.