Pusat Pendidikan Penerbang Angkatan Darat
Pusat Pendidikan Penerbangan Pusat Penerbangan TNI Angkatan Darat | |
---|---|
Dibentuk | 4 Desember 1965 Sejak 58 tahun, 10 bulan yang lalu. |
Negara | Indonesia |
Aliansi | TNI Angkatan Darat |
Cabang | Penerbangan Angkatan Darat |
Tipe unit | Komando Pendidikan dan Latihan |
Bagian dari | Pusat Penerbangan Angkatan Darat |
Markas | Lanumad Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah |
Moto | Adhika Uttama (Sanskrit, lit: "Terbaik dari yang Terbaik") |
Situs web | http://pusdikpenerbad.mil.id/ |
Tokoh | |
Komandan saat ini | Kolonel Cpn Hartopo Tri Utomo |
Pesawat tempur | |
Helikopter latih |
Pusat Pendidikan Penerbangan Angkatan Darat (disingkat Pusdikpenerbad) adalah satuan pendidikan kecabangan penerbangan Angkatan Darat yang berkedudukan langsung di bawah Puspenerbad.
Pusdik Penerbad beralamat di Jl. Siliwangi 506 Semarang Barat, Semarang, Jawa Tengah. Pada saat ini, lokasi penyelengaraan pendidikan dibagi di 3 lokasi berbeda yang berdekatan satu-sama lain. Latihan terbang dilaksanakan di Satlatbangdik, Lanumad A Yani, Pendidikan Perwira (Satdik Pa) berada di Mako Pusdik lama Jl. Siliwangi 506 Semarang, dan Pendidikan Bintara/Tamtama (Satdik Ba)/(Satdik Ta) berada di Mako Pusdik baru, Jl Bandara A Yani Semarang.[1]
Sempana Pusdik Penerbad adalah “Adhika Uttama” yang berarti "Terbaik Dari Yang Terbaik".
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Mengingat akan kebutuhan untuk mendidik personel penerbangan, pimpinan Angkatan Darat mengeluarkan Surat Perintah No. Prin-521/12/1965 tanggal 4 Desember 1965 tentang pembukaan Sekolah Penerbangan Angkatan Darat. Sebagai realisasi surat perinintah Men/Pangad tersebut diatas, dibukalah sekolah Penerbangan Angkatan Darat pada tanggal 17 Desember 1965, yang peresmian pembukaannya dilakukan oleh Deops Men/Pangad Mayjen M. Mursid di Hanggar Akademi Penerbangan Indonesia Curug.
Pada pembukaan Sekolah Penerbangan Angkatan Darat (Sepenerbad) tersebut, sekaligus diresmikan pembukaan pendidikan penerbang yang diikuti oleh 16 Pama dari berbagai Kecabang yaitu 7 Pama Zi, 3 Pama Kav dan 6 Pama Palad. Untuk menjamin jalannya pendidikan selanjutnya, dikeluarkanlah Surat Keputusan oleh Kadis Penerbad No. Kep-767/12/1965 tentang TOP dan DSPP sementara Sepenerbad. Dengan demikian akan lebih menjamin kemungkinan werving personel untuk pengisian, penyempurnaan dan pengembangan organisasi demi terlaksananya tugas-tugas Penerbad serta perkembangannya dimasa mendatang.
Atas kerja sama dengan API Curug telah dapat diselesaikan pendidikan penerbangan Angkatan Darat angkatan ke I, dengan menumpang tempat, baik untuk siswa maupun tempat latihan terbang. Taraf ground school telah dapat diselesalkan semuannya sampai taraf commercial Pilot Licence (CPL) sedang untuk flight training sampai tahap initial basic training telah dikeluarkan 2 orang Pama karena tidak lulus. Pada tahap advance training dibagi menjadi dua, 10 orang untuk melanjutkann advance ke rotary wing, sedang sisanya 4orang ditambah 1 orang Pama Penerbad mengikuti advance training untuk pesawat Fixed wing basic trainer
Dari 10 orang Pama yang mengikuti advance flight training dengan menggunakan helikopter Mi-4, hasilnya 8 orang lulus dan 2 orang dinyatahan tidak lulus, selanjutnya dari 5 orang Pama yang mengikuti advance training dengan fixed wing basic trainer lulus semuanya, di mana 3 orang melanjutkan ke advance rotary wing training, yang 2 orang melanjutkan pada fixed wing multi engine training ke Amerika Serikat.
Dengan demlkian pendidikan penerbang angkatan ke I telah menghasilkan 11 orang penerbang Rotary wing dan 2 orang penerbang fixed wing, yang merupakan hasil nyata dari Sepenerbad walaupun semuanya ini bersifat crash program, namun telah memberikan semangat untuk melaksanakan pendidikan-pendidikan selanjutnya.
Kemudian dibuka pendididikan avionic course, yang bekerja sama dengan PN Garuda Indonesia Airways, diikuti oleh 7 orang Pama dengan hasil cuhup memuaskan dan lulus semua. Menyusul pendidikan flight instruktur helikopter Mi-4 dan 1 orang untuk instruktur pesawat terbang latih Belalang L-90, berikutnya menyusul preparation course untuk mempersiapkan calon penerbang ke pendidikan penerbang di Prancis dengan diikuti oleh 9 orang Pama. Pendidikan yang memerlukan waktu 3 bulan ini untuk general basic knowledge, special aviation subject serta flight training untuk menillai aptitude of flight dari para siswa, kegiatan telah dapat diselesaikan pada akhir Oktober 1966. Dari 9 orang siswa ini dipilih 5 orang yang terbaik untuk dikirim mengikuti pendidikan penerbang di Prancis.
Pertumbuhan selanjutnya dari Sekolah Penerbangan Angkatan Darat ini, ialah menjadi Pusat Pendidikan Penerbangan Angkatan Darat (Pusdikpenerbad). Pengisian tubuh organisasi baru ini, baik personel maupun alat-peralatan pendidikan yang berupa pesawat terbang, alat-alat instruksi seta fasilitas pendidikan bagi siswa dan guru, masih terus diusahakan.
Setelah adanya perubahan Sekolah Penerbangan Angkatan Darat menjadi Pusat Pendidikan Penerbangan Angkatan Darat peranan dari Pusdikpenerbad kurang begitu kelihatan sehingga untuk mendidik personel penerbangan harus dididik di luar Pusdikpenerbad antara lain di Akademi Penerbangan Indonesia di Curug yang kemudian beru-bah nama menjadi Lembaga pendidikan Perhubungan Udara (LPPU), serta pada beberapa lembaga pendidikan lain Angkatan antara lain di Sekbang ABRI. Dengan semakin bertambahnya pesawat terbang yang dimiliki oleh Penerbad maka semakin banyak kebutuhan personel penerbangan yang diperlukan sehingga peranan Pusdikpenerbad semakin terasa diperlukan.
Menghadapi semua ini, sejak tahun 1975 mulai diaiktifkan kembali peranan dari Pusdikpenerbad dengan dimulainya lagi kursus-kursus pendidikan kejuruan Penerbad yang dididik oleh Penerbad sendiri. Berdasarkan Surat Perintah Kasad No. Sprin/804/IX/1975 tanggal 29 September 1975 dan Surat Perinfrah Danpuspenerbad No -Srpin/521/X/l975 dibuka Sekolah Kursus Kejuruan Perwira Penerbang Angkatan Darat crash Program 1975/1976 (Susjurpa Penerbang II) sebanyak 21 orang. Meskipun dalam Susjurpa Penerbang II ini masih menggunakan pesawat terbang maupun sebagian pelatih dari luar Penerbad, tetapi telah memperlihatkan titik terang bagi Penerbad akan kemampuannya untuk mendidik personel kwalifikasi Penerbad untuk selanjutnya. Dari 21 orang Perwira siswa Susjurpa Penerbang II ini, lulus 19 orang dan 2 orang dinyatakan tidak lulus.
Makin meningkatnya operasi yang dilaksanakan didaerah-daerah operasi terutama daerah operasi Timor Timur, maka untuk mendukung kebutuhan pesawat terbang didaerah operasi ini pemerintah memberikan secara berangsur-angsur pesawat baru bagi Penerbad untuk dioperasikan didaerah operasi Timor Timur. Dengan adanya pengoperasian pesawat-pesawat terbang didaerah operasi ini, Penerbad harus menambah personelnya, terutama personel-personel Penerbangan. Untuk itu berdasarkan Surat perintah Danpuspenerbad No. Sprin/460/VIII/1976 dibuka kembali Kursus Kejuruan Perwira Penerbang Angkatan Ke III TA. 1976/1977 sebanyak 20 orang. Dengan telah dilaksanakannya dua kali pendidikan Kursus Perwira Penerbang, berarti makin bertambah personel kwalifikasi penerbangan di Penerbad. Akan tetapi dengan makin bertambahnya peralatan yang dimiliki oleh Penerbad antara lain dengan datangnya helikopter Bell 205A-1, kebutuhan akan personel Penerbang perlu ditambah.
Untuk itu berdasarkan Surat Perintah Danpuspenerbad No. Sprin/605/IX/1977 tanggal I9 September 1377 telah dibuka kembali Kursus Kejuruan Perwira Penerbang Angkatan ke IV TA. 1977/1978 sebanyak 16 orang Perwira dan calon Peirwira.
Kemudian tahun 1978 dengan berdasarkan Surat Perintah Danpuspenerbad No. Sprin/760/XI/1978 tanggal 7 Nopember 1978 telah dibuka kembali Kursus Kejuruan Perwira Penerbang Angkatan he V TA. 1978/1978, yang diikuti oleh 22 orang Perwira dan calon Perwira.
Dengan adanya kebijaksanaan Pimpinan Hankam/ABRI untuk memantapkan 100 Batalyon ABRI, di mana untuk pemantapan 100 Batalyon ABRI ini dibutuhkan banyak Perwira terutama Perwira ex lulusan AKABRI dan secapa Reguler.
Oleh adanya kebijaksanaan tersebut, maka Penerbad kehilangan sumber yang potensial yaitu Perwira lulusan AKABRI dan Secapa Reguler, sehingga dalam waktu dua tahun sejak tahun 1979-1981 Penerbad tidak menghasilkan Penerbang baru. Dalam rangka Renbangkuat Penerbad dalam Renstra II TNI AD tahun 1979-1983 dibutuhkan 75 orang penerbang tiap tahun.Dengan adanya kebijakan Pimpinan Hankam/ABRI bahwa Perwira lulusan AKABRI dan Secapa reguler hanya untuk mengisi kebutuhan Perwira dalam rangka pemantapan 100 Batalyon ABRI, sehingga untuk mengisi kebutuhan personel penerbang harus dicarikan jalan lain.
Kemungkinan sumber untuik mengisi kebutuhan personel penerbang TNI AD ialah dari lulusan Secaba Milwa TNI AD atau langsung dari masyarakat (lulusan SLA). Setelah diajukan telaahan Staf kepada Pimpinan TNI AD, meskipun secara tertulis belum ada keputusan, tetapi secara prinsip telah disetujui untuk mengisi kebutuhan personel Penerbang TNI AD diambil dari lulusan Secaba Milwa TNI AD. Setelah diadakan werving untuk calon siswa Penerbang TNI AD dari lulusan Secaba Milwa TNI AD, berdasarkan Surat Perintah Danpuspenerbad No. Sprin/243/IV/1981 tanggal 2 April 1981 telah dibuka pendidikan Kursus Kejuruan Dasar Perwira Penerbang Tipe B2 (Susjur Dasar Pa Penerbang Tipe B2) TA. 1981/1932 sebanyak 39 orang.
Untuk menjadi Penerbang TNI AD harus perwira, maka untuk pendidikan Penerbang lulusan Secaba Milwa TNI AD diperlukan waktu ± 2 tahun, karena disamping pendidikan Penerbang, harus mengikuti pendidikan calon perwira (Secapa). Untuk mengisi kebutuhan personel Penerbad disamping telah dididik personel penerbang, dididik pula personel untuk pemeliharaan pesawat terbang dan personel pelayanan pangkalan antara lain pendidikan ATC, pemadam kebakaran dan lain-lain. Untuk personel pemeliharaan pesawat terbang sejak tahun 1979 telah dididik beberapa bintara dan tamtama untuk pembantu mekanik. Berdasarkan Surat Perintah Danpuspenerbad No. Sprin / 368 / V / 1979 tanggal 31 Mei 1979 telah dibuka pendidikan Susjur Ba/Ta Pembantu Mekanik sebanyak 30 orang. Dengan bertambahnya pesawat terbang yang dimiliki oleh Penerbad, personel pemeliharaan pesawat terbang sebanyak 30 orang ini ternyata masih kurang, sehingga berdasarkan Surat Perintah Danpuspenerbad No. Sprin/04/XI/1979 tanggal 1 Nopember 1979 dibuka kembali Susjur Ba/Ta Mekanik sebanyak 20 orang. Penambahan personel pemeliharaan pesawat terbang sebanyak ± 50 orang ini dirasakan masih belum mencukupi, sehingga perlu ditambah lagi, maka berdasarkan Surat Perintah Danpuspenerbad No. Sprin/91/II/1980 tanggal 14 Februari 1980 dibuka kembali Susjurba Mekanik sebanyak 70 orang.
Kebutuhan personel yang cukup besar ini dalam rangka renbangkuat Penerbad dalama Renstra II TNI AD 1979-1983 khususnya menghadapi terbentuknya Grup Penerbad. Dengan telah dihasilkannya personel personel berkwalifikasi penerbangan baik penerbang maupun personel berkwalifikasi lainnya yang dididik oleh Sepenerbad sendiri, telah memperlihatkan peranan dan kemampuan dari Lembaga Pendidikan secara riil untuk mendidik dan menghasilkan sendiri personel berkwalifikasi penerbangan yang diperlukan.[2]
Persyaratan
[sunting | sunting sumber]- Penerbang TNI AD merupakan Perwira bersumber dari lulusan Akmil, Secapaad, PSDP TNI, atau SEPA PK TNI.
- Penerbang TNI AD umumnya hanya menerima dari lulusan SMA IPA, SMK Penerbangan dan SMK jurusan mesin, listrik, dan otomotif.
- Memiliki tinggi badan minimal 165 cm dan panjang kaki dari pangkal paha minimal 100 cm.
- Tidak berkacamata/lensa kontak.
- Dinyatakan lulus dalam tes kesehatan dan psikologi penerbangan.
- Memiliki kemampuan Bahasa Inggris aktif.
Kualifikasi
[sunting | sunting sumber]Penerbangan TNI AD diawaki oleh 3 kelompok kualifikasi.[3]
- Penerbang
Kelompok kualifikasi Penerbang ini meliputi Copilot (Penerbang II), Captain Pilot (Penerbang I), Instructor Pilot (Pelatih Terbang), Maintenance Test Pilot (Penerbang Uji Har), Penerbang Standardisasi, dan Check Pilot.
Pusdik Penerbad,dalam hal ini Satlatbangdik merupakan pembina kualifikasi Instructor Pilot, sedang Skadron merupakan pembina kualifikasi Penerbang (Copilot dan Captain Pilot), Denahrsabang merupakan pembina kualifikasi Penerbang Uji Har.
- Pemeliharaan Pesawat Terbang (Harsabang)
Secara umum dalam dunia penerbangan, kualifikasi ini disebut dengan tehnisi atau mekanik pesawat. Kualifikasi harsabang ini mecakup keahlian sebagai Mekanik, Avionik, Ahli Senjata, Listrik dan Radio dan Technical Inspector (TI).
- Pelayan Penerbangan (Yanbangan)
Pelayan penerbangan ini mencakup kualifikasi Pengawan Lalu Lintas Udara (PLLU), Meteorologi, Pemadan Kebakaran, dan Kesehatan Disamping 3 kualifikasi utama ini, penerbad juga dibantu oleh para prajurit non kualifikasi. Mereka ini sebagai unsur pelayan dan pembantu pelaksanaan tugas-tugas penerbad secara administrasi.
Alutsista
[sunting | sunting sumber]Berikut daftar alutsista yang dioperasikan Pusdik Penerbad[4]
- Pesawat Latih Dasar HUGHES 269/300, TH-55 OSAGE
- COLIBRI EC 120
- Pesawat Lanjut Bell 205 (UH-1) The Bell 205 adalah helicopter bermesin tunggal, dan merupakan light utility helicopter diproduksi oleh US-American manufacturer Bell Helicopter Company, yang hari ini bernama Bell Helicopter Textron. Varian militernya adalah Bell UH-1D, UH-1E, UH-1F, UH-1H, UH-1L, UH-1P, UH-1V.
- Pesawat Lanjut BO 105 - Light Utility Helicopter
- Pesawat Lanjut CASA 212 Aviocar
Komandan
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ ""Lokasi Mako Pusdik Penerbad"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-07. Diakses tanggal 2014-04-02.
- ^ ""sejarah Pusdik Penerbad"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-07. Diakses tanggal 2014-04-02.
- ^ ""Kualifikasi Penerbad"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-07. Diakses tanggal 2014-04-02.
- ^ ""Alutsista Pusdik Penerbad"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-07. Diakses tanggal 2014-04-02.