Sambong, Blora
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Sambong | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Kabupaten | Blora |
Pemerintahan | |
• Camat | SUDHARMONO, S.Sos, M.Si |
Populasi | |
• Total | 27.823 jiwa |
Kode pos | - |
Kode Kemendagri | 33.16.06 |
Kode BPS | 3316060 |
Luas | 88,75 km² |
Desa/kelurahan | 10 |
Sambong (bahasa Jawa: ꦱꦩ꧀ꦧꦺꦴꦁ) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan sambong, secara geografis terletak di bagian timur kabupaten blora, berjarak 30 km arah timur dari pusat kota blora. Secara administrasi, kecamatan sambong di sebelah utara berbatasan dengan kecamatan jiken, di sebelah timur berbatasan dengan kabupaten bojonegoro, di sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan cepu dan kedungtuban, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan kecamatan jepon. Bentang terjauh kecamatan sambong dari barat ke timur sepanjang 19 km dan dari utara ke selatan sejauh 16 km.
Geografi
[sunting | sunting sumber]Kecamatan sambong memiliki wilayah seluas 88,75 km 2 atau 4,87 persen luas kabupaten blora. Dibandingkan kecamatan lain, luas wilayah kecamatan sambong tergolong kecil yaitu menempati urutan ke-13. Desa Sambongrejo merupakan desa yang memiliki wilayah terluas dengan luas wilayah 2,18 km2 atau sekitar 24,6 persen dari luas Kecamatan Sambong. Desa ini luasnya hampir sama dengan penjumlahan luas wilayah lima desa lain di Kecamatan Sambong yaitu Desa Sambong, Desa Pojokwatu, Desa Gaga'an, Desa Biting dan Desa Brabowan.
Lahan di Kecamatan Sambong terdiri atas lahan sawah seluas 1.275,536 hektar (14,37 persen) dan sisanya lahan bukan sawah sebesar 7.599,651 hektar (85,63 persen). Lahan bukan sawah terbagi atas 66,47 persen hutan negara, 11,62 persen tegalan dan 7,54 persen lainnya. Lahan sawah yang menggunakan irigasi tehnis dan sederhana sebanyak 220 hektar sedangkan sisanya seluas 1.055 hektar merupakan sawah tadah hujan. dengan demikian sebagian besar lahan sawah panen satu kali dalam setahun, hanya sebagian lahan di Desa Gadu dan Desa Ledok yang dapat panen dua kali dalam setahun.
Iklim di Kecamatan Sambong secara umum tidak jauh berbeda dengan kecamatan lain di Blora. Kecamatan Sambong termasuk daerah dengan curah hujan rendah dan sering mengalami kekeringan di musim kemarau. Selama periode tahun 2012, rata-rata curah hujan di Kecamatan Sambong tercatat sebesar 120 mm dengan rata-rata hari hujan tercatat sebanyak 10 hari perbulan.
Curah hujan cukup tinggi tercatat pada awal tahun dan akhir tahun dengan curah hujan di atas 100 mm dan terendah pada bulan juli – september dengan curah hujan 0 mm karena tidak ada hujan selama tiga bulan tersebut. Hari hujan tercatat cukup sering terjadi pada bulan januari sampai bulan april dan bulan nopember sampai bulan desember dengan hari hujan di atas 10 hari perbulan dan paling sedikit pada bulan juli sampai bulan september dengan hari hujan sebanyak 0 hari.
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Berdasarkan uu no. 23 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, kecamatan dipimpin oleh seorang camat yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada bupati melalui sekretaris daerah. Sedangkan desa dipimpin oleh kepala desa yang dipilih langsung oleh penduduk desa tersebut. Dalam menjalankan pemerintahan desa seorang kepala desa dibantu oleh sekretaris dan perangkat desa.
Secara administrasi, kecamatan sambong terbagi menjadi 10 desa dan merupakan kecamatan dengan jumlah desa paling sedikit. Untuk memudahkan koordinasi, setiap desa terbagi menjadi beberapa rukun warga (rw) dan rukun tetangga (rt). Disamping itu, masyarakat sambong juga menggunakan dusun sebagai wilayah administrasi.
Kecamatan sambong terdiri dari 30 dusun, 40 rukun warga dan 176 rukun tetangga dengan jumlah penduduk sebesar 25.435 jiwa. kecamatan sambong dipimpin oleh seorang camat dan dibantu seorang sekretaris kecamatan. Jumlah pegawai di kantor kecamatan sambong adalah 17 orang. Jumlah perangkat desa di kecamatan sambong tidak mengalami perubahan sejak tahun 2010. perangkat desa berjumlah 107 orang, yang terdiri dari kades sebanyak 10 orang, sekdes sebanyak 10 orang dan perangkat desa lainnya sebanyak 87 orang. Jumlah personel perlindungan masyarakat (linmas) yang merupakan aparat desa di bidang keamanan dan ketertiban, tidak ada perubahan yaitu berjumlah 373 orang.
Desa/kelurahan
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 2020, wilayah Kecamatan Sambong terbagi menjadi 10 desa/kelurahan berikut:[2]
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Upaya peningkatan mutu di bidang pendidikan berkaitan erat dengan ketersediaan fasilitas pendidikan dan kecukupan jumlah guru. Kedua hal tersebut dapat dilihat dari jumlah sekolah dan rasio murid guru. Jumlah sekolah jenjang tk ada peningkatan jumlah yang pada tahun 2011 sebanyak 12 unit menjadi 13 unit pada tahun 2012, sedangkan untuk jenjang sd,sltp dan slta masih tetap sama dengan tahun 2011 yaitu masing-masing sebanyak 26, 3 dan 1 unit.
Pada jenjang pendidikan tk di kecamatan sambong untuk tahun ajaran 2011/2012, seorang guru rata-rata harus mengajar 14 siswa. Beban tugas guru sd lebih sedikit dengan rata-rata mengajar 12 siswa. Sedangkan seorang guru di tingkat sltp rata-rata harus mengajar 16 siswa dan di tingkat slta harus mengajar 3 orang. Rasio murid guru tk sedikit meningkat dibanding tahun 2011 yang rata-rata harus mengajar 13 siswa.
Rasio murid dan guru tk paling tinggi terjadi di desa giyanti sebesar 23 diikuti desa sambongrejo dengan rasio murid dan guru sebesar 21. Sedangkan yang paling rendah sebesar 8,6 terjadi di desa brabowan. Rasio murid dan guru untuk tingkat sd paling tinggi juga berada di desa giyanti sebesar 23,3 diikuti desa biting dengan rasio murid guru sebesar 17,8. Sedangkan yang paling rendah sebesar 8,7 berada di desa gagaan. rasio murid dan guru untuk tingkat sd cenderung hampir merata di setiap desa dengan kisaran 8 – 18. Hal ini menunjukkan ketersediaan guru sd masih mencukupi dalam proses belajar mengajar.
Upaya memajukan mutu pendidikan formal, pemerintah daerah kabupaten blora juga terus berupaya mengembangkan pendidikan nonformal melalui pendidikan kesetaraan atau lebih dikenal kejar paket. Kejar paket ini terbagi dalam tiga kelompok yaitu paket a/kf, paket b dan paket c. Orientasi paket a/kf pada pemberatasan buta aksara dan berhitung. Paket b untuk penyetaraan ijazah setingkat sltp. Sedangkan paket c merupakan penyetaraan ijazah setingkat slta.
Kesehatan
[sunting | sunting sumber]Sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan penduduk kecamatan jati, keberadaan sarana kesehatan yang mudah terjangkau dan biaya murah sangat diperhatikan pemerintah. Posyandu memiliki jumlah paling banyak meliputi 42 posyandu yang tersebar di seluruh desa. Posyandu merupakan sarana kesehatan yang terdekat bagi anak balita dan ibu hamil-menyusui. Pemerintah daerah juga mencanangkan program pelayanan kesehatan murah dan terjangkau bagi masyarakat dan pelayanan kesehatan gratis untuk masyarakat miskin dari pustu dan puskesmas. Puskemas terletak di desa pojokwatu, sedangkan pustu terletak di desa brabowan dan ledok.
Tenaga kesehatan yang berdomisili di kecamatan sambong terdiri dari mantri kesehatan, bidan, dan dukun. Sedangkan tenaga dokter baik dokter umum maupun dokter spesialis dan tenaga kesehatan lainnya tidak ada yang berdomisili di kecamatan sambong. Jumlah tenaga kesehatan pada tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011. mantri kesehatan pada tahun 2011 sebanyak 7 orang bertambah menjadi 24 orang pada tahun 2012, bidan sebanyak 13 orang pada tahun 2011 menjadi 24 orang pada tahun 2012, sedangkan dukun sebanyak 10 orang pada tahun 2011 menjadi 12 orang pada tahun 2012.
Bidan dan mantri kesehatan berdomisili hampir di setiap desa kecuali desa sambong. Jumlah layanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas kepada masyarakat kecamatan sambong pada tahun 2012 mencapai 10.776 buah, dengan pelayanan menggunakan jps mencapai 4.613 buah (42,81 persen). Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat miskin berobat ke puskesmas semakin tinggi.
Ekonomi
[sunting | sunting sumber]Sektor pertanian merupakan penggerak utama perekonomian sekaligus sumber utama mata pencaharian masyarakat di kecamatan sambong. Ketersediaan air masih menjadi kendala utama sektor pertanian. Komoditas utama berupa padi dan jagung. Produksi padi mengalami penurunan sekitar 4,35 persen dibandingkan tahun 2011. Penurunan ini lebih disebabkan oleh berkurangnya luas panen pada tahun 2012. Sedangkan produksi palawija sebagian mengalami peningkatan dan sebagian mengalami penurunan.
Mayoritas penduduk kecamatan sambong memelihara ternak sapi dengan tujuan untuk menambah penghasilan atau sebagai tabungan yang dapat digunakan saat ada keperluan yang membutuhkan biaya besar. Populasi ternak sapi potong di kecamatan sambong selama delapan tahun terakhir cenderung menurun. Mulai tahun 2005 terjadi penurunan hingga tahun 2008. Kemudian naik sampai pada tahun 2010 tetapi menurun lagi sampai tahun 2012.
Potensi sapi potong yang sangat besar tersebut perlu kembangkan dengan stabilisasi harga jual dan pemberian bibit sapi unggul. Selain sapi potong, potensi ternak kambing/domba dan ayam kampung/pedaging juga cukup besar. Populasi kedua ternak tersebut selama dua tahun terakhir mengalami peningkatan, walaupun bertambahnya tidak banyak. Keadaan lahan yang berbukit-bukit, banyak tegalan, hutan rakyat dan sawah tadah hujan dapat menghasilkan rumput dan pakan ternak lain yang melimpah saat musim hujan.
Perdagangan domestik kecamatan sambong pada tahun 2012 mengalami stagnasi/tidak berubah dibanding tahun 2011. Hal ini ditunjukkan dengan tidak bertambahnya jumlah pasar tradisional yang berupa pasar desa, dengan jumlah pasar sebanyak 2 buah. Pasar desa tersebut terdapat di desa biting, dan desa gadu. Jumlah perusahaan berbadan hukum di kecamatan sambong yang paling sedikit dibanding kecamatan yang lain.
Koperasi merupakan salah satu urat nadi perekonomian nasional yang mendapatkan pembinaan secara serius dari dinas deperindagkop menunjukkan kinerja yang cukup baik. Jumlah koperasi di kecamatan sambong pada tahun 2012 juga mengalami stgnasi dibandingkan tahun 2011. Jumlah koperasi pada tahun 2012 buah sama dengan jumlah koperasi pada tahun 2011 yaitu sebanyak 10 buah, sembilan koperasi berbentuk non kud dan sisanya satu buah berbentuk kud.
Keberhasilan upaya pembangunan ekonomi suatu daerah memerlukan dukungan infrastuktur jalan yang memadai. Infrastuktur jalan merupakan sarana vital untuk yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah yang lain. Semakin baik mutu jalan akan semakin cepat, mudah dan murah biaya angkutan barang/jasa dari dan ke suatu daerah. Siklus kegiatan ekonomi dapat berlangsung dengan cepat sehingga perekonomian dapat berkembang pesat.
Transportasi
[sunting | sunting sumber]Salah satu kendala yang dihadapi kecamatan sambong adalah terbatasnya akses jalan yang menghubungkan desa-desa di wilayah kecamatan sambong. Panjang jalan di kecamatan sambong selama dua tahun terakhir tidak ada perubahan hanya sepanjang 13,1 km. Kondisi jalan yang rusak dan rusak ringan mencapai 12,6 km. Dengan kata lain, hanya 4 persen saja jalan di kecamatan sambong berada dalam kondisi baik. Kondisi tanah yang labil dan berkapur dianggap sebagai penyebab utama cepat rusaknya kondisi jalan.
Perekonomian kecamatan sambong masih bercorak tradisional, dominasi sektor pertanian menjadi ciri khas kecamatan sambong. Sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 68,63 persen, kemudian disusul sektor perdagangan, sektor jasa-jasa dan sektor keuangan masing-masing memiliki kontribusi sebesar 7,13 persen, 7,09 persen dan 6,15 persen. Sedangkan kontribusi yang paling kecil diberikan oleh sektor pertambangan dan penggalian hanya sebesar 0,10 persen.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Penduduk Kabupaten Blora Tahun 2021
- ^ Setiawan, Dwi (September 2021). Kecamatan Sambong dalam Angka 2021. Sambong: Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. hlm. 3. ISSN 2614-9656.