Zhang Fei
Zhang Fei (Hanzi:張飛 ;Pinyin: Zhāng Fēi; Han Kuno: *C.traŋ *Cə.pə[r] (Baxter-Sagart); *taŋ *pɯl (Zhengzhang Shangfang)), bernama lengkap Zhang Yide (張益德 / 张翼德), saudara angkat termuda dari Liu Bei dan Guan Yu dan seorang panglima perang terkenal pada Zaman Tiga Negara. Dalam novel Kisah Tiga Negara karangan Luo Guan Zhong. Di kalangan Tionghoa Indonesia, ia dikenal juga dengan nama Tio Hoei.
Biografi Sejarah
[sunting | sunting sumber]Zhang Fei (Zhang Yide) berasal dari daerah Zhuo dan telah berteman dengan Liu Bei dan Guan Yu sejak muda. Guan Yu yang lebih tua beberapa tahun menjadi kakak angkat Zhang Fei. Liu Bei bergabung di bawah komando Cao Cao saat penaklukkan Lu Bu. Pada masa itu, Zhang Fei mengikuti Liu Bei ke Xu Du, dan diangkat menjadi Zhonglang Jiang. Di kemudian hari, Liu Bei meninggalkan Cao Cao untuk bergabung dengan Yuan Shao,lalu Liu Biao.
Saat Liu Biao meninggal, Cao Cao memasuki daerah Jingzhou, sehingga Liu Bei harus kabur ke Jiangnan. Cao Cao mengejar dan selang sehari semalam pasukannya telah sampai di Changban, Dangyang. Saat mengetahui hal itu, Liu Bei meninggalkan istri dan putranya dan memerintahkan Zhang Fei untuk memimpin 20 prajurit berkuda untuk menjaga barisan belakang. Zhang Fei menghancurkan jembatan yang membatasi kedua pasukan. Sambil berjaga-jaga, Zhang menatap ke arah pasukan Cao Cao dan berkata "Saya Zhang Yide, dan siapa saja boleh maju dan bertarung melawan saya sampai mati!" Tak ada satupun yang berani sehingga pertempuran berhasil dihindari.
Sejak itu, Liu Bei berhasil mengamankan Jiangnan dan menunjuk Zhang Fei sebagai gubernur Yidu dan memberinya gelar Zhenglu Jiangjun (Jenderal yang Menaklukkan Pemberontak) dan Marquis Xinting. Tak lama kemudian, dia dipindahkan ke Nanjun.
Ketika Liu Bei memasuki Yizhou dan menyerang Liu Zhang, Zhang Fei bersama Zhuge Liang dan lainnya menelusuri arus sungai sambil menaklukkan beberapa kabupaten dan pangkalan militer di sana. Mereka tiba di Jiangzhou dan menangkap jenderal Liu Zhang yang juga pemimpin pangkalan militer Ba, Yan Yan hidup-hidup. Zhang Fei mencaci Yan Yan, "Pasukan kami telah tiba, mengapa Anda tidak menyerah, malah mencoba melawan kami?" Jawab Yan Yan, "Kalian tidak punya alasan untuk menyerang daerah kami. Di sini tidak dikenal jendral yang menyerah; cuma ada jendral tanpa kepala." Zhang Fei menjadi murka dan menyuruh tentaranya untuk memenggal kepalanya, tetapi Yan Yan yang tidak bergeming berkata, "Jika ingin bunuh saya, lakukanlah, mengapa Anda marah-marah?" Zhang Fei terkesan dengan ketegarannya hingga ia melepaskan Yan Yan dan menjamunya seakan seorang tamu kehormatan.
Zhang Fei bergerak menuju Yizhou dan memenangkan seluruh pertempuran untuk akhirnya bertemu dengan pasukan Liu Bei di Chengdu. Yizhou akhirnya ditentramkan. Zhuge Liang, Fa Zheng, Zhang Fei dan Guan Yu masing-masing dianugerahi 500 kati emas, 1000 kati perak dan 5000 keping uang serta 1000 lembar sutera. Sisanya dibagikan ke seluruh jajaran pasukan. Zhang Fei juga diangkat menjadi gubernur Baxi.
Cao Cao mengalahkan Zhang Lu dan menempatkan Xiahou Yuan dan Zhang He untuk menjaga Hanchuan. Zhang He memimpin beberapa tentara dari pasukan utama menuju selatan ke arah Baxi dan mencoba memindahkan rakyat jelata ke Hanzhong. Ketika Zhang He dan pasukannya memasuki Dangqu, ia langsung bertempur melawan Zhang Fei selama 50 hari. Zhang Fei memimpin sekitar 10000 pasukan khusus untuk melakukan serangan dadakan ke arah Zhang He. Rute di pegunungan sangat sempit sehingga pasukan Zhang He tidak dapat saling membantu satu sama lainnya, maka Zhang Fei menang telak di pertempuran itu. Zhang He terpaksa meninggalkan kudanya dan melarikan diri lewat daerah pegunungan hanya disertai belasan prajurit. Akhirnya Zhang Fei memimpin pasukannya untuk mundur ke Nanzheng, dan rakyat Ba menjadi tenang kembali.
Ketika Liu Bei menjadi Pangeran Hanzhong, dia memberi Zhang Fei pangkat You Jiangjun (Jenderal Pasukan Kiri). Pada tahun pertama ZhangWu (221 M), Zhang Fei diangkat menjadi Cheqi Jiangjun (Jenderal Kereta Kuda dan Kavaleri), Direktur Kolonel dari Pejabat Rumah Tangga Negara dan Marquis of Xixiang. Pada pidatonya, Liu Bei berkata, "Saya hanya melaksanakan titah dari Langit untuk menumpas keresahan negara ini dan membawa stabilitas keamanan kepada bangsa kita. Saat ini banyak pemberontak yang membawa kehancuran, mengakibatkan kesengsaraan rakyat. Mereka yang membela dinasti Han akan menunggu suatu langkah yang akan diambil menghadapi kerusuhan. Saya merasa khawatir dan tidak tenang saat saya duduk di sini sampai tidak dapat merasakan nikmatnya makanan, sambil mengumpulkan pasukan untuk mendengarkan janji saya kepada Langit dan hasrat untuk melaksanakan keinginan Langit. Saya butuh kesetiaan Anda sambil saya mengumpulkan talenta-talenta terbaik dan berharap misi ini dapat tersebar luas agar menjadi jelas bagi semua pihak, untuk memperingati para ningrat yang berkuasa di ibu kota. Dengan berkat Yang Maha Kuasa, saya akan menganugerahi yang benar dan menumpas yang jahat."
Pada awalnya, Zhang Fei dianggap lebih payah daripada Guan Yu, di luar dari kekuatan dan keperkasaannya, tetapi penasihat Cao Wei seperti Cheng Yu mengatakan bahwa Guan Yu dan Zhang Fei "mampu bertarung melawan selaksa pasukan". Guan Yu baik terhadap anak buahnya tetapi besar kepala terhadap kesatria lainnya. Sebaliknya, Zhang Fei menghormati kesatria, tetapi kasar terhadap anak buahnya. Liu Bei sering mengingatkannya, "Engkau membunuh secara berlebihan dan sering menghajar prajuritmu. Hati-hati suatu saat engkau akan mendapat masalah dengan anak buahmu." Walaupun ia agak khawatir tetapi ia tidak juga berubah.
Ketika Liu Bei melakukan ekspedisi melawan Dong Wu, Zhang Fei menggerakkan sekitar 100 ribu pasukan dari Langzhong untuk bertemu dengan pasukan utama di Jiangzhou. Sebelum ia tiba, anak buahnya yang bernama Zhang Da dan Fan Jiang membunuhnya dan membawa kepalanya pada Sun Quan sambil menyerahkan diri. Ketua penyelia di markas Zhang Fei langsung melaporkan kejadian itu kepada Liu Bei yang langsung berkata "Zhang Fei telah mati!" Zhang Fei diberi gelar anumerta Marquis YueHeng. Putra tertuanya, Zhang Bao meninggal di usia muda, sedangkan putra keduanya Zhang Shao menggantikan ayahnya dan diangkat sebagai pejabat istana dan sekretaris negara. Putra Zhang Bao, Zhang Zun juga diangkat menjadi sekretaris negara dan mengikuti Zhuge Zhan ke Mianzhu, di mana ia terbunuh dalam pertempuran melawan Deng Ai.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- Biografi sejarah diterjemahkan dari Catatan Sejarah Tiga Negara versi bahasa Inggris
Guan Yu | Zhang Fei | Zhao Yun | Huang Zhong | Ma Chao |