Alergi air
Alergi air | |
---|---|
Informasi umum | |
Nama lain | gatal air, alergi air, urtikaria aquagenik, aquagenic utricaria |
Spesialisasi | Dermatologi |
Penyebab | belum pasti namun dipicu oleh air |
Aspek klinis | |
Gejala dan tanda | ruam, gatal-gatal, bintik-bintik merah setelah kontak dengan air |
Awal muncul | setelah kontak dengan air |
Durasi | 30 hingga 60 menit |
Diagnosis | berdasarkan diagnosis awal, pasien akan melakukan tantangan kontak dengan air |
Perawatan | obat-obatan, fototerapi, krim oles penghalang |
Pengobatan | Antihistamin, propranolol, steroids |
Alergi air atau Urtikaria aquagenik atau dalam istilah medis disebut dengan Aquagenic urticaria adalah alergi langka ketika seseorang merasa gatal-gatal yang menjalar saat kulitnya bersentuhan secara langsung dengan air. Alergi jenis ini juga tak hanya disebabkan oleh air namun juga suhu dan zat aditif.[1]
Orang-orang yang mengidap alergi ini akan merasa gatal ketika kontak dengan air dengan berbagai suhu. Ruam biasanya muncul di area leher, lengan, tubuh bagian atas serta di bagian tubuh lainnya. Meskipun begitu, ruam tersebut bisa menghilang dengan sendirinya setelah 30 hingga 60 menit kontak dengan air.[2]
Penyebab
[sunting | sunting sumber]Air bereaksi dengan zat yang tidak diketahui di dalam kulit, hal ini menyebabkan pelepasan histamin dari sel mastoit yang menyebabkan ruam pada kulit. Jenis air yang dapat menyebabkan ruam tersebut adalah air segar, air yang mengalir, air laut, hingga keringat dan air mata. Air-air tersebut tidak tergantung pada PH, suhu maupun faktor-faktor psikogenik.[3][4]
Penyebab dasar penyakit langka, alergi air ini masih terus dipelajari oleh para ilmuwan. Namun mereka menyimpulkan bahwa penyebab dasar alergi air karena adanya zat yang dilarutkan dalam air meresap ke dalam kulit dan memicu respon imunitas tubuh. Dalam teori ini, gatal-gatal tidak disebabkan secara langsung oleh air melainkan alergen dalam air. Interaksi antara air dan zat yang ditemukan di dalam jaringan atau di permukaan kulit menghasilkan bahan beracun, yang mengarah pada perkembangan gatal-gatal.[1]
Gejala
[sunting | sunting sumber]Gejala urtikaria aquagenik ditandai pada bagian kulit.
Penderita akan merasa gatal dan panas, timbul ruam, inflamasi, atau terdapat bintik-bintik merah pada kulitnya setelah terpapar air. Biasanya gatal-gatal atau eritema akan muncul setelah 15 menit pertama dan pada beberapa jam berikutnya. Dalam kondisi tertentu, ruam dan gatal-gatal akan menimbulkan efek yang lebih serius seperti nyeri dan kulit yang melepuh. Pada kasus ekstrem penderita mungkin akan kesulitan menelan, timbul suara decitan (bengek), ruam di sekitar mulut atau gangguan pernapasan lainnya. Selain itu dalam beberapa kasus, penderita penyakit langka ini mengalami pembengkakan di bagian wajah khususnya pipi saat ia menangis.[5][6]
Pengobatan
[sunting | sunting sumber]Karena urtikaria aquagenik merupakan penyakit yang langka, data mengenai efektivitas perawatan individu sangatlah terbatas. Tidak seperti penyakit alergi lain yang diatasi dengan menghindari alergen, dalam alergi air ini, menghindarkan pasien dari kontak langsung dengan air bukanlah sebuah pengobatan yang paling efektif. Namun beberapa obat dapat digunakan untuk mengatasi alergi ini seperti antihistamin, krim penghalang kontak langsung antara kulit dan air, dan omalizumab jika penderita mengalami gangguan pernapasan. Karena kurang kuatnya bukti perawatan tersebut, pasien sangatlah dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sesuai dengan gejala yang dialami. Meskipun begitu, perawatan medis dengan menjaga kontak dengan air juga sangat diperlukan.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c "Aquagenic urticaria | Genetic and Rare Diseases Information Center (GARD) – an NCATS Program". rarediseases.info.nih.gov. Diakses tanggal 2020-06-15.
- ^ Putri, Frieda Isyana. "Fakta di Balik Aquagenic Urticaria, Alergi Air yang Langka". detikHealth. Diakses tanggal 2020-06-15.
- ^ Johns, Tim (2016-10-14). "'I'm allergic to water'". BBC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-15.
- ^ "Aquagenic urticaria | DermNet NZ". dermnetnz.org. Diakses tanggal 2020-06-15.
- ^ "Aquagenic Urticaria - Allergy to Water". Medical Bag (dalam bahasa Inggris). 2015-02-03. Diakses tanggal 2020-06-15.
- ^ Susandijani (2018-02-28). "Aquagenic Urticaria : Penyakit Langka Anti Air, Intip Gejalanya". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-16.