Amsal 13
Amsal 13 | |
---|---|
Kitab | Kitab Amsal |
Kategori | Ketuvim |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Lama |
Urutan dalam Kitab Kristen | 20 |
Amsal 13 (disingkat Ams 13) adalah bagian dari Kitab Amsal dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1][2]
Teks
[sunting | sunting sumber]- Naskah sumber utama: Masoretik, Septuaginta dan Naskah Laut Mati (4Q103 Proverbs).
- Pasal ini terdiri dari 25 ayat.
- Berisi amsal-amsal raja Salomo bin Daud.[3]
Struktur
[sunting | sunting sumber]- Amsal 13:1–25 = Kumpulan amsal-amsal Salomo
Ayat 3
[sunting | sunting sumber]- Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya,
- siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan.[4]
Perkataan yang sembarangan dan lidah yang tak terkendali dapat merusak pengaruh seseorang untuk kebenaran, menyebabkan orang itu berdosa (Pengkhotbah 5:6) dan mempengaruhi hubungan orang itu dengan Allah (Pengkhotbah 5:7). Seorang yang sempurna akan menguasai perkataannya dengan saksama (Amsal 8:6–8; Yakobus 3:2). Orang percaya harus memohon pertolongan dari Allah dalam mengendalikan lidahnya (lihat Mazmur 141:3; bandingkan Amsal 10:14,19; 18:7; 2 Timotius 3:3; Yakobus 3:2–13).[5]
Ayat 10
[sunting | sunting sumber]- Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran,
- tetapi mereka yang mendengarkan nasihat mempunyai hikmat.[6]
Sering kali orang berselisih dan bertengkar mempertahankan pendapatnya sendiri karena kesombongan. Dengan melakukan hal itu mereka mungkin ingin dianggap terbesar (Lukas 22:24), memberontak terhadap yang berkuasa (Bilangan 12:2) atau kepada kebenaran alkitabiah (2 Timotius 4:3–4), atau terdorong oleh roh pemisah (1 Korintus 3:3–4). Apabila terjadi perselisihan, kita perlu bertanya pada diri sendiri apakah kesombongan terlibat dalamnya ataukah karena kita sungguh-sungguh ingin mempertahankan kebenaran (Galatia 2:4–5; 1 Tesalonika 2:2; Yudas 1:3).[5]
Ayat 20
[sunting | sunting sumber]- “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.”[7]
Ayat 24
[sunting | sunting sumber]- Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya;
- tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.[8]
Alkitab mengarahkan orang-tua untuk mendisiplinkan anak-anak mereka dengan "tongkat" sepanjang masa pertumbuhan mereka. Memukul anak hanya boleh dilakukan manakala si anak dengan sengaja tidak mau taat atau memberontak; tujuan pukulan hanyalah meniadakan kebebalan, pemberontakan, dan sikap tidak hormat kepada orang-tua (Amsal 22:15). Disiplin orang-tua yang memadai, yang dilaksanakan dengan bijaksana, penuh kasih, dan tenggang rasa membantu anak-anak untuk belajar bahwa perilaku yang salah membawa dampak tidak enak dan mungkin meliputi penderitaan (Amsal 29:15). Disiplin semacam itu diperlukan agar anak-anak tidak membentuk sikap yang nantinya akan membawa kehancuran dan kematian (Amsal 19:18; 23:13–14). Disiplin saleh di dalam keluarga akan membawa kebahagiaan dan sejahtera di dalam rumah tangga (Amsal 29:17); disiplin itu harus senantiasa dilaksanakan karena kasih sebagaimana dilakukan oleh Bapa sorgawi kita (Ibrani 12:6–7; Wahyu 3:19).[5]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
- ^ (Indonesia) WS Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2, sastra dan nubuatan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.
- ^ Amsal 10:1
- ^ Amsal 13:3
- ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
- ^ Amsal 13:10
- ^ Amsal 13:20
- ^ Amsal 13:24
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]
- (Indonesia) Teks Amsal 13 dari Alkitab SABDA
- (Indonesia) Audio Amsal 13
- (Indonesia) Referensi silang Amsal 13
- (Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk Amsal 13
- (Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk Amsal 13