Ular birang
Ular birang
| |
---|---|
Oligodon octolineatus | |
Status konservasi | |
Risiko rendah | |
IUCN | 192220 |
Taksonomi | |
Galat Lua: callParserFunction: function "Template" was not found. | |
Spesies | Oligodon octolineatus Schneider, 1801 |
Tata nama | |
Sinonim takson | Elaps octo-lineatus Schneider 1801[1] |
Ular birang (Oligodon octolineatus) adalah spesies ular kukri berukuran kecil yang tersebar di daerah tropis Asia Tenggara. Nama umumnya dalam bahasa Inggris adalah Striped Kukri Snake. Sedangkan nama spesifiknya, octolineatus, artinya "bergaris delapan", mengacu pada delapan buah pola garis/pita berwarna cerah yang membentang sepanjang badannya hingga ekor.[2][3][4][5]
Morfologi
[sunting | sunting sumber]Panjang tubuh birang mencapai 70 cm. Tubuh bagian atas dihiasi dengan garis-garis berwarna oranye atau kemerahan, cokelat, dan kehitaman. Garis berwarna oranye atau kemerahan biasanya terletak di bagian paling atas, sedangkan garis-garis cokelat terdapat pada sisi badannya. Di bagian kepala, terdapat dua corak berwarna gelap. Salah satu corak melalui mata, sedangkan corak yang lainnya berada di bagian belakang mata. Bagian bawah tubuhnya berwarna oranye atau kemerahan.[6]
Penyebaran
[sunting | sunting sumber]Birang tersebar luas di Indonesia (Sumatra, Nias, Kep. Riau, Bangka-Belitung, Jawa, dan Kalimantan) dan Brunei Darussalam.[7]
Ekologi dan Perilaku
[sunting | sunting sumber]Birang dapat ditemukan di daerah dataran rendah hingga ketinggian 1000 meter DPL. Habitat ular ini adalah hutan, daerah perkebunan, hingga lahan pertanian. Ular ini aktif pada malam hari, walaupun sering terlihat berkelana di siang hari. Makanan utamanya adalah kadal, kodok, dan telur burung.[6]
Ketika merasa terganggu atau terancam, birang akan mengeluarkan bau yang tidak enak dari pangkal ekornya. Kadang-kadang, ular ini juga menyembunyikan kepalanya di bawah badannya dan memperlihatkan sisi bawah ekornya yang berwarna kemerahan, dan orang awam sering mengira ular ini adalah ular cabai berbisa (Calliophis intestinalis). Walaupun tidak berbisa, gigitan ular ini dapat menimbulkan luka yang parah.[6]
Birang berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar). Jumlah telur yang dihasilkan hanya 4 sampai 5 butir saja.[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Schneider, J.G. 1801. Historiae Amphibiorum naturalis et literariae. Fasciculus secundus continens Crocodilos, Scincos, Chamaesauras, Boas, Pseudoboas, Elapes, Angues, Amphisbaenas et Caecilias: 299. Impressus Ienae [Jena] : Sumtibus Friederici Frommanni.
- ^ Tweedie, M.W.F. 1983. The Snakes of Malaya. Singapore National Printers, Singapore. p. 51
- ^ Lim, F.L.K. & Lee, M.T.M. 1989. Fascinating Snakes of Southeast Asia. An introduction. Tropical Press, Kuala Lumpur, p. 46-47.
- ^ David, P. & G. Vogel. 1996. The Snakes of Sumatra. An annotated checklist and key with natural history notes. Editon Chimaira, Frankfurt am Main. p. 99-101
- ^ Das, I. 2011. A Photographic Guide to Snakes and Other Reptiles of Borneo. 2nd Ed. New Holland Publisher Ltd. p. 42
- ^ a b c d Ular Asli Indonesia: Ular Birang (Oligodon octolineatus)
- ^ Oligodon octolineatus | The Reptile Database
- Lidth DE JEUDE, T.W. VAN 1922. Snakes from Sumatra. Zoologische Mededelingen 6: 239-253. - get paper here Diarsipkan 2019-08-14 di Wayback Machine.
- Das, I. 2012. A Naturalist's Guide to the Snakes of South-East Asia: Malaysia, Singapore, Thailand, Myanmar, Borneo, Sumatra, Java and Bali. Oxford J, ohn Beaufoy Publishing - get paper here[pranala nonaktif permanen]
- (Inggris) The Reptile Database: Oligodon octolineatus
- (Inggris) EcologyAsia: Striped Kukri Snake