Bangsa tituler
Bangsa tituler adalah satu kelompok etnik dominan di negara tertentu, biasanya negara tersebut dinamai berdasarkan nama etnik tersebut. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Maurice Barrès pada akhir abad ke-19.
Uni Soviet
[sunting | sunting sumber]Gagasan tersebut digunakan di Uni Soviet untuk mencirikan bangsa yang namanya diadopsi oleh entitas otonom di dalam Uni Soviet: republik Soviet, republik otonom, daerah otonom, dsb., misalnya RSS Byelorusia untuk orang Belarus.
Sebuah etnik dapat menjadi bangsa tituler di Uni Soviet jika memenuhi kriteria tertentu dalam hal jumlah populasi dan kepadatan titik permukimannya. Bahasa dari sebuah bangsa tituler dinyatakan sebagai bahasa resmi tambahan (setelah bahasa Rusia) di unit administratif yang bersangkutan.
Dalam sejumlah kasus, di daerah tertentu yang sangat multi-etnik, semisal Kaukasus Utara, gagasan bangsa tituler menimbulkan kesenjangan intrinsik antara bangsa tituler dan non-tituler, khususnya sejak diperkenalkannya politik "korenizatsiya" pada tahun 1920-an, menurut program tersebut perwakilan dari suatu bangsa tituler akan dipromosikan ke posisi manajemen. Dari tahun 1930-an, kebijakan-kebijakan Uni Soviet menyebabkan keberlanjutan Rusifikasi terhadap penduduk asli di Uni Soviet.
Tiongkok
[sunting | sunting sumber]Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok telah mengadopsi beberapa prinsip di balik konsep Uni Soviet dalam kebijakan minoritas etnik-nya—lihat Pembagian administratif otonom di Tiongkok.
Yugoslavia
[sunting | sunting sumber]Republik-republik federal di Yugoslavia Sosialis dianggap sebagai negara bangsa dari bangsa-bangsa yang tertuang dalam konstitusi.[1] Setelah keruntuhan Yugoslavia, hanya Bosnia dan Herzegovina yang tidak mendefinisikan dalam konstitusinya sebagai negara bangsa dari bangsa titulernya.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Stephen Tierney (8 October 2015). Nationalism and Globalisation. Bloomsbury Publishing. hlm. 81. ISBN 978-1-5099-0206-4.