Lompat ke isi

Klasifikasi efek yang ditimbulkan UFO

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Efek UFO (Unidentified Flying Object) atau BETA (Benda Terbang yang Aneh) adalah akibat-akibat yang ditimbulkan oleh UFO, menurut macam subjeknya dapat dibedakan menjadi efek UFO terhadap:

  1. Lingkungan, yang terdiri dari tanah atau batu, tumbuh-tumbuhan dan hewan atau ternak.
  2. Benda atau alat, yang paling sering terjadi ialah yang mengenai pesawat udara, mobil, dan sarana peralatan kelistrikan.
  3. Manusia, baik manusia sebagai individu maupun masyarakat pada umumnya.

Dalam pada itu, efek UFO menurut sifat-sifatnya, dapat pula dibedakan menjadi efek-efek:

  • Fisik, yang meliputi gejala-gejala mekanis, termal, elektromagnetis, gravitasi, radiasi, dan lain-lain.
  • Jasmaniah, yang meliputi baik timbulnya penyakit maupun terjadinya penyembuhan.
  • Rohaniah, yang meliputi gejala-gejala seperti bingung, linglung, kehilangan waktu, gangguan mental lainnya, “contactee syndrome”, di samping yang bersifat positif seperti menjadi serba tahu.
  • Paranormal, baik yang bersifat parafisis maupun parapsikologis yang dialami oleh manusia, hewan atau benda dan alat serta mencakup gejala-gejala teleport, telekinesis, telepati, poltergeist dan sebagainya.

Efek UFO terhadap lingkungan

[sunting | sunting sumber]

Meliputi akibat-akibat yang ditimbulkan oleh UFO yang lewat, mengambang atau mendarat terhadap permukaan air atau tanah, tumbuh-tumbuhan dan hewan atau ternak di sekelilingnya. Efek UFO yang sedang mengambang pada ketinggian sekitar 15 meter (50 kaki) di dalam peristiwa Tek Un Seng (Bagan Siapi-api, 1957) ialah bertambah menggelora dan berbuihnya air laut. Di dalam kasus lain yang lebih baru dilaporkan adanya UFO yang terbang rendah di atas permukaan danau yang tenang, yang menimbulkan sejumlah kerucut air di bawah UFO seolah-olah tersedot olehnya. efek-efek tersebut bersifat mekanis atau gravitatis.

Selanjutnya sejumlah kasus pendaratan UFO melaporkan tertinggalnya jejak-jejak fisik seperti terinjaknya tanah, kadang-kadang oleh dasar UFO yang bulat dan rata, atau oleh alat pendaratnya yang kadang-kadang berbentuk bola, kadang-kadang berbentuk batang-batang. Di dalam kasus Marius DeWilde misalnya (Quarouble, Prancis, 10 September 1954) disaksikan UFO yang mendarat di rel kereta api dan yang meninggalkan jejak di bantalan kayu maupun di batu-batu fondamennya. Menurut perkiraan para penyelidik dari polisi dan Angkatan Udara Prancis, UFO tadi mempunyai berat sekitar 30 ton.

Efek munculnya UFO terhadap hewan ialah reaksi ketakutan mulai dari diam tak berkutik sambil bersembunyi sampai kepada tingkah laku karena kegusaran. Di dalam salah satu kasus UFO yang seperti sinar tanpa bunyi melayang-layang di atas lapangan terbuka, serangga yang sebelumnya ramai berbunyi tiba-tba terdiam, sehingga keadaan alam menjadi sunyi sepi yang serba mencekam. Dalam kasus lain ayam dan unggas lainnya menjadi gaduh bahkan sebelum para saksi melihat ke atas dimana ternyata telah muncul UFO. Begitu pula anjing cenderung menggonggong apabila UFO muncul, tetapi dalam kasuk Kelly Hopkinsville (1955) anjing itu lari bersembunyi di kolong rumah semalam suntuk justru pada waktu makhluk-makhluk UFO berkeliaran di sekeliling dan di atas atap rumah petani tersebut. Dengan kata lain, hewan rupa-rupanya memberikan rekasi terhadap kehadiran UFO sehinga merupakan detektor UFO yang dapat dipercaya.

Efek UFO terhadap benda dan alat

[sunting | sunting sumber]

Efek UFO terhadap benda dan alat meliputi akibat-akibat yang ditimbulkan olehnya terutama terhadap sarana angkutan. Penyaksian-penyaksian UFO sampai sekarang menunjukkan minatnya terhadap alat angkutan darat, laut, dan udara pada umumnya, pesawat udara dan mobil pada khususnya. Perhatian UFO terhadap pesawat udara sudah disebut dalam laporan-laporan penyaksian yang pertama, yang kebanyakan terdiri dari pendekatan-pendekatan dengan cara terbang dalam formasi dengan pesawat-pesawat kita pada jarak cukup jauh, meskipun ada kasus di siang hari di mana ia mendekat sampai hanya 1-2 meter di antara sayap dan badan sebuah B-36 (Kasus Mayor Pestalozzi, Davis Monthan, Tucson, Arizona, 1 Mei 1952). Perlu dicatat bahwa beberapa kali telah terjadi pesawat terbang mencoba menghindari tabrakan di udara dengan UFO, dengan akibat bahwa para penumpangnya mengalami cedera di samping kejutan mental.

Efek UFO itu jelas bersifat antigravitasi yang masih di luar jangkauan ilmu pengetahuan apalagi teknologi kita. Jadi, dengan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologinya itu UFO bebas untuk berbuat sekehendak hatinya terhadap pesawat udara kita yang sedang terbang, termasuk menyergap dan menculik seisinya tanpa meninggalkan bekas. UFO ternyata juga menumpahkan perhatiannya terhadap mobil terutama yang bergerak pada malam hari di jalanan yang sepi dan di daerah yang berpenduduk sedikit.

Tingkah laku UFO mulai dari sekadar mengikuti mobil saja, sampai kepada memengaruhi jalannya. Yang kerap dilaporkan ialah bagaimana perjumpaan UFO itu membuat mobil seolah-olah susut tenaganya, sinar lampunya menjadi suram, penerimaan siaran radio terganggu, dan kadang-kadang mati sama sekali, tetapi begitu UFO berlalu maka segala sesuatunya menjadi normal kembali dengan sendirinya.

Gejala-gejala itu dikenal dengan efek elektromagnetik, dan rupa-rupanya tidak mengganggu kendaraan yang memakai motor diesel. Di samping itu terdapat pula kasus-kasus yaitu pengemudinya untuk beberapa saat kehilangan kekuasaan atas kendaraannya, hal tersebut minimal saat mengagetkan. Tercatat pula kejadian bahwa mobil seorang wakil kepala polisi berpapasan dengan cahaya-cahaya aneh pada malam hari, yang menimbulkan sejumlah kerusakan kecil.

Efek UFO terhadap manusia

[sunting | sunting sumber]

Efek UFO terhadap manusia dapat dibagi menjadi akibat-akibat yang ditimbulkan UFO terhadap manusia sebagai perorangan, baik yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah, dan terhadap manusia di dalam hubungan kemasyarakatan seluruhnya. Yang dimaksud dengan UFO di sini adalah wahana, peralatan, atau mahluk UFO.

Akibat-akibat jasmaniah

[sunting | sunting sumber]

Akibat-akibat jasmaniah dari penyaksian UFO dapat berupa:

  • Keluhan mata dari mulai peradangan bola mata sampai kepada kebutaaan sementara.
  • Lumpuh sebagian atau kehilangan pengendalian otot-otot sadar.
  • Luka-luka bakar akibat gelombang panas atau berkas sinar dari UFO.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Rasa seperti tanpa bobot.
  • Penyembuhan dari luka kulit yang meradang.

Akibat-akibat rohaniah

[sunting | sunting sumber]

Akibat-akibat rohaniah dari penyaksian UFO dapat berupa:

  • Bingung, linglung, dan gejala disoerientasi lainnya.
  • Kehilangan rasa waktu.
  • Halusinasi audio visual.
  • Tidak dapat tidur, impian yang menakutkan dan perubahan tingkah-laku yang drastis.
  • Menjadi serba tahu.

Akibat-akibat terhadap masyarakat

[sunting | sunting sumber]

Mengenai akibat-akibat dari masalah UFO terhadap masyarakat dapat dicatat hal-hal seperti tersebut di bawah ini:

  • Semakin banyak orang yang percaya adanya UFO.

Menurut hasil survei lembaga pendapat umum di Amerika Serikat yang bernama Survei Gallup, yang dilakukan di dalam tahun 1978. 57% atau lebih dari 100 juta penduduk Amerika Serikat percaya UFO itu nyata. 51% percaya adanya makhluk-makhluk seperti kita di planet-planet lain. Angka-angka yang sama untuk survei pendapat umum tahun 1966 ialah 46% dan 34%. Selanjutnya Survei Gallup tahun 1978 juga mengungkapkan, bahwa 9% dari penduduk Amerika Serikat, atau 13 juta orang, pernah menyaksikan UFO. Hasil lain yang menarik ialah bahwa ternyata generasi muda lebuh banyak yang pernah melihat UFO dan lebih mudah menerima kenyataan UFO serta kemungkinan adanya kehidupan di luar bumi, jikalau dibandingkan dengan generasi tua. Berdasarkan asumsi bahwa pendapat umum di Amerika Serikat tersebut di atas tidak akan banyak berbeda dari pendapat umum di seluruh dunia, maka jelaslah kecenderungan yang semakin meningkat dari pendapat umum, dan dengan demikian juga sikap mental, yang positif terhadap masalah UFO dan yang meliputi seluruh dunia.

  • Meluasnya kesadaran kosmis.

Tidak dapat dimungkiri lagi bahwa semakin meluasnya pendapat umum yang menerima kemungkinan adanya UFO dan kehidupan cerdas di luar bumi akan dibarengi dengan meluasnya kesadaran tentang posisi umat manusia di dalam alam semesta ini serta hubungannya dengan umat-umat manusia lainnya. Skala berpikir mondial dengan demikian diperluas dengan skala yang lebih besar, entah interstellar, intergalaktik atau mungkin interdimensional, tergantung dari tempat asal kecerdasan luar bumi pertama yang akan mengadakan kontak resmi dengan kita.

  • Timbulnya rasa ketergantungan kepada luar bumi.

Buku-buku karangan Dr. Erich von Daniken tentang kemungkinan kunjungan astronaut-astronaut luar bumi pada zaman purbakala telah menyebarluaskan persangkaan, bahwa karya-karya besar peradaban-peradaban yang lalu hanya dimungkinkan oleh campur tangan makhluk-makhluk luar bumi yang cerdas. Padahal teori yang dikemukakan itu sebenarnya masih jauh dari sempurna dan belum dapat menjawab semua teka teki atau malahan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru. Misalnya jikalau baik peradaban Mesir kuno maupun Indian kuno di Amerika Selatan menerima bantuan teknik dari luar bumi. Demikian pula raja-raja Fir’aun menurut penelitian modern dengan Sinar X ternyata meninggal pada usia sangat muda, yaitu ketika mencapai umur belasan tahun. Dan bangsa Indian kuno sangat menderita berbagai macam penyakit, di antaranya ada yang sebelum Columbus datang, penyakit itu hanya dikenal di benua Amerika saja.

  • Timbulnya kultus UFO.

Perkembangan kemasyarakatan yang negatif setelah munculnya masalah UFO ialah timbulnya kelompok-kelompok yang mengkultuskan UFO, seperti yang terdapat di Amerika Serikat. Kultus UFO itu dapat dianggap sebagai bentuk ketergantungan kepada luar bumi yang ekstrem. Mereka menganggap bahwa umat manusia sekarang tidak dapat diharapkan lagi untuk memperbaiki dirinya sehingga mengharapkan intervensi ekstra terrestrial untuk menyelamatkan dunia kita. Ketidakmampuan kalangan ilmu pengetahuan kita untuk memberikan keterangan yang memuaskan dianggap sebagai bukti keunggulan kecerdasan luar bumi yang mereka andalkan, meskipun hal itu untuk sebagian disebabkan oleh sikap keliru dari kalangan ilmu pengetahuan kita yang tidak mau membuka pikirannya baginya. Dengan demikian kultus UFO di kalangan masyarakat yang sudah maju, anehnya sama saja dengan gejala kultus terhadap pesawat-pesawat angkut dari Perang Dunia ke-2, atau “Cargo Cult”, yang terdapat di sementara suku bangsa primitif.

Kesimpulan

[sunting | sunting sumber]

Meskipun banyak yang tidak percaya tentang UFO (Unidentified Flying Object) atau di Indonesia dikenal dengan istilah BETA (Benda Terbang yang Aneh), tetapi tidak sedikit pula orang yang mempercayai akan keberadaannya. Bagi yang tidak percaya mengangggap hal itu hanyalah sebuah kesalahan penglihatan, ilusi atau bahkan cerita yang mengada-ada. Namun bagi yang percaya, fenomena UFO memang ada dan benar-benar terjadi, mengingat ada begitu banyak para saksi dan keseriusan para ilmuwan, organisasi atau bahkan negara tertentu untuk menanggapinya.

Memang keputusan terakhir ada pada pemikiran kita masing-masing, tetapi meskipun anda tidak mempercayainya, hal itu jauh lebih baik daripada anda sama sekali tidak mau tahu tentang hal ini[butuh rujukan].

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]