Lompat ke isi

Komunikasi massa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Komunikasi massa adalah proses di mana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik).[1]

Organisasi-organisasi media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan memengaruhi dan mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka hadirkan serentak pada khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat. Dalam komunikasi massa, media massa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada khalayak.

Ciri-ciri

[sunting | sunting sumber]
  1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga
  2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen
  3. Pesannya bersifat umum
  4. Komunikasi berlangsung satu arah
  5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan
  6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
  7. Komunikasi massa dikontrol oleh gate keeper

Pada umumnya, komunikasi massa memiliki kaitan yang kuat dengan media massa. Secara khusus, komunikasi massa memiliki 10 macam fungsi, sebagai berikut:[2]

  1. Fungsi informasi
  2. Fungsi hiburan
  3. Fungsi persuasi
  4. Transmisi budaya
  5. Mendorong integrasi sosial
  6. Pengawasan
  7. Korelasi
  8. Pewarisan sosial
  9. Melawan kekuasaan represif
  10. Menggugat hubungan trikotomi

Menurut De Felur dan Denis, terdapat tujuh komponen komunikasi massa, di antaranya:[2]

  1. Komunikator. Dalam media masa, komunikator merupakan pihak dari media yang menyampaikan pesan kepada khalayak, seperti jurnalis.
  2. Pesan. Pesan berkaitan dengan konten yang dibuat dari sudut pandang media massa tersebut terhadap suatu isu tertentu.
  3. Media. Dalam komunikasi massa, media diartikan sebagai saluran yang bersifat fisik, seperti media cetak atau media elektronik.
  4. Komunikan. Komunikan terdiri dari kumpulan individu yang menerima pesan dari media massa.
  5. Gate Keeper. Dalam komunikasi massa, gate keeper berperan untuk menentukan pesan massa yang akan disampaikan ke komunikan dan mana yang tidak.
  6. Gangguan.
  7. Timbal Balik.

Berdasarkan teorinya, efek komunikasi massa dibedakan menjadi tiga macam efek, yaitu efek terhadap individu, masyarakat, dan kebudayaan.

Efek komunikasi massa terhadap individu

[sunting | sunting sumber]

Menurut Steven A. Chafee, komunikasi massa memiliki efek-efek berikut terhadap individu:

  1. Efek ekonomis: menyediakan pekerjaan, menggerakkan ekonomi (contoh: dengan adanya industri media massa membuka lowongan pekerjaan)
  2. Efek sosial: menunjukkan status (contoh: seseorang kadang-kadang dinilai dari media massa yang ia baca, seperti surat kabar Pos Kota memiliki pembaca berbeda dibandingkan dengan pembaca surat kabar Kompas.
  3. Efek penjadwalan kegiatan
  4. Efek penyaluran/penghilang perasaan
  5. Efek perasaan terhadap jenis media

Menurut Kappler (1960) komunikasi masa juga memiliki efek:

  1. konversi, yaitu menyebabkan perubahan yang diinginkan dan perubahan yang tidak diinginkan.
  2. memperlancar atau malah mencegah perubahan
  3. memperkuat keadaan (nilai, norma, dan ideologi yang ada)

Efek komunikasi masa terhadap masyarakat dan kebudayaan

[sunting | sunting sumber]
  1. Teori spiral keheningan oleh Noelle-Newmann
  2. Teori Penentuan Agenda oleh Maxwell McCombs dan Donald Lewis Shaw

Teori-teori komunikasi massa

[sunting | sunting sumber]
  1. Hypodermic needle theory
  2. Cultivation theory
  3. Cultural imperalism theory
  4. Media equation theory
  5. Spiral silence theory
  6. Technological determinism theory
  7. Uses and gratification theory
  8. Agenda setting theory
  9. Media critical theory

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ (Inggris) Littlejohn, Stephen W. Theories of Human Communication. Seventh edition.
  2. ^ a b Pengantar Komunikasi Massa, Rajawali Pers, Jakarta, 2007.