Lompat ke isi

Ringan Ringan, Pakandangan, Enam Lingkung, Padang Pariaman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ringan Ringan
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Barat
KabupatenPadang Pariaman
KecamatanEnam Lingkung
Kodepos
25584
Luas+-250 ha
Jumlah penduduk+- 1.000 jiwa

Ringan Ringan merupakan salah satu Jorong/Korong yang terdapat dalam kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.

Pondok Pesantren Nurul Yaqin terletak di korong ini.

Mesjid Raya Ringan Ringan terletak di nagari pakandangan Kecematan Enam Lingkung kabupaten padang pariaman. Mesjid ini. Berdiri pada tahun 1965. Mesjid raya Ringan Ringan masih tetap berfungsi sebagai mana mesti nya, bahkan banyak kegiatan masyarakat yang dilakukan di dalam mesjid. Letak mesjid di pusat jorong Ringan Ringan dan akses dari jalan mudah

Transportasi

[sunting | sunting sumber]

Jarak dari jalan raya padang bukit tinggi ±1 kilometer dan dari pusat perdagangan ±50 kilometer

Jumlah penduduk

[sunting | sunting sumber]

Jumlah penduduk nagari ini sekitar +-1.000 jiwa dengan +-300 kepala keluarga.

Sumber daya alam

[sunting | sunting sumber]

Hampir seluruh masyarakat di Jorong Ringan Ringan telah memanfaatkan pekarangan belakang rumahnya sebagai kolam ikan. Jenis ikan yang banyak dikembangkan adalah ikan gurame, mas, mujair, dan lele.

Lahan sawah yang datar seluas 200 hektar dimana air irigasi mengalir setiap saat. Sumber air minum yang terdapat di Ringan Ringan berasal dari mata air, sumur gali, sumur pompa, PAM, pipa, dan sungai.

Jorong Ringan Ringan Nagari Pakandangan Kecamatan Enam lingkung Kabupaten Padangpariaman merupakan salah satu Jorong dengan tingkat pendidikan yang baik. beberapa orang sudah menempuh jenjang pendidikan S3, S2 dan S1, lainnya masih banyak yang berada dibangku SMA, SMP dan SD. Jumlah penduduk nagari ini sekitar 1.000 jiwa dengan sekitar 300 kepala keluarga.

Kebanyakan penduduk bermata pencarian petani, buruh tani, buruh, perajin, pedagang, peternak, dokter, montir dan pegawai. Usaha peternakan juga berkembangs ebagai bagian dari mata pencarian penduduk. Ternak yang dikembangkan terdiri dari sapi, kerbau, ayam, bebek, kambing, angsa dan kelinci.

Hampir seluruh masyarakat di Nagari Pakandangan telah memanfaatkan pekarangan belakang rumahnya sebagai kolam ikan. Jenis ikan yang banyak dikembangkan adalah ikan gurame, mas, mujair, dan lele. Lahan sawah yang datar seluas 200 hektar dimana air irigasi mengalir setiap saat. Sumber air minum yang terdapat di Nagari Pakandangan berasal dari mata air, sumur gali, sumur pompa, PAM, pipa, dan sungai.

Selain gempa, wilayah ini sangat rawan terhadap kekeringan. Menurut informasi masyarakat, pernah terjadi bencana kekeringan yang hebat pada 1986. Bencana kekeringan telah meluluhkan relung hidup masyarakat karena tidak ada hasil panen dari tanaman yang mereka tanam.

Wilayah Jorong Ringan Ringan cenderung datar dengan ketinggian wilayah 4 meter dari permukaan laut. Jorong Ringan Ringan terdiri dari 3 dusun: Simpang Ampek, Subarang dan Kandang Tarok

Analisis perkembangan

[sunting | sunting sumber]

Penyempitan makna surau akan menghilangkan fungsi surau. Membuat peradaban surau hanya tinggal mimpi belaka. Ketika Perda kembali ke surau diberlakukan yang menjadi pertanyaan adalah surau mana yang dimaksud. Di kampung–kampung surau hanya menjadi tempat sholat dan mengaji. Itu pun banyak dilakukan pada waktu bulan Ramadhan. Sedikit surau yang berfungsi sebagai mesjid. Perlu dilakukan penyegaran kembali bagaimana fungsi surau yang sesungguhnya. Penyempitan makna surau ini seiring dengan kehilangan system pemerintahan nagari pada masa orde baru setelah pemberlakuan UU no 5 tahun 1979 tentang sistem pemerintahan desa. Mengais kembali sisa – sia pemrintahan nagari dalam sistem otonomi daerah di era reformasi meenghidupkan kembali konsep bernagari melalui Perda No 9 tahun 2000 akan tetapi tidak dapat mengembalikan fungsi surau dan meluaskan konsep surau tersebut.

Saat ini kondisi surau yang berada di Minangkabau sangat memprihatinkan padahal surau mempunyai fungsi yang kompleks. Dengan berbagai fungsinya surau dipergunakan untuk menuntut berbagai ilmu baik ilmu agama, adat, bela diri maupun ilmu akademis. Perkembangan zaman memicu peralihan dan pergeseran fungsi surau. Perhatian masyarakat khususnya para pemuda terbelokkan dengan perkembangan zaman dan globalisasi yang tidak terkendali kini. Pergeseran ini mengakibatkan surau hanya berfungsi untuk sholat semata, bahkan mengaji Al-Qur’an banyak yang tidak lagi dilakukan di surau.

Kita dapat menjadikan surau sebagai model pendidikan pada masa mendatang. Melalui model pedidikan ini maka kaum muda yang cenderung hedonime, apatisme, menjadi tertarik untuk mempelajari “peradaban surau” sehingga dapat mengembalikan fungsi surau pada masa lalu. Surau dapat berguna sebagai benteng kaum muda dan masyarakat dari pengaruh luar, baik secara pemikiran, budaya maupun agama Secara tidak sadar banguan surau yang kita lihat sekarang akan menjadi warisan sejarah dimasa yang akan datang

Pengembangan Mesjid Raya Ringan Ringan

Karena kondisi masyarakat yang belum bias menerima mesjid dijadikan tempat pariwisata maka pengembangan ini dijadikan tahap persiapan untuk mensosialisasikan pada masyarakt pariwisata yang baik dan mengikuti norma yang berlaku di masyarakat.

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]