Semarapura
Semarapura | |
---|---|
Koordinat: 8°32′7″S 115°24′13″E / 8.53528°S 115.40361°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Bali |
Kabupaten | Kabupaten Klungkung |
Luas | |
• Total | 5,48 km2 (2,12 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 26.269 |
• Kepadatan | 4.794/km2 (12,420/sq mi) |
Zona waktu | UTC+8 (WITA) |
Semarapura adalah ibu kota Kabupaten Klungkung, di Provinsi Bali, Indonesia yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian dari Kabupaten Klungkung, Bali. Kota ini tidak memiliki status administrasi dan wilayahnya berada di kecamatan Klungkung. Semarapura merupakan pusat pemerintahan kabupaten yang juga dikenal sebagai daerah sumber seni dan budaya di Bali.
Secara historis, seni dan budaya Bali lahir dan berpusat di Semarapura, baik seni tari, kerawitan, ukiran, patung, arsitektur, wayang dan tata upacara keagamaan. Kota ini terkenal dengan julukan sebagai Kota Serombotan, dimana Serombotan adalah salah satu panganan tradisional khas kota ini, atau gado-gado khas Klungkung.[2]
Wilayah administratif
[sunting | sunting sumber]Wilayah kelurahan yang masuk ke wilayah Semarapura ada 6 kelurahan, yakni:
- Semarapura Kaja
- Semarapura Kangin
- Semarapura Kauh
- Semarapura Klod
- Semarapura Klod Kangin
- Semarapura Tengah
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Daerah yang sekarang disebut Semapura dulu adalah pusat Kerajaan Klungkung. Kota Klungkung pun diubah dan diresmikan namanya menjadi Kota Semarapura pada 28 April 1992 oleh Menteri Dalam Negeri, Rudini berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.18 tahun 1992. Selanjutnya, setiap 28 April ditetapkan sebagai Hari Puputan Klungkung dan HUT Kota Semarapura. Hari jadi kota Semarapura bertepatan juga dengan peresmian Monumen Puputan Klungkung.
Demografi
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 2021, jumlah penduduk Semarapura sebanyak 26.269 jiwa. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri, catatan sipil 2021 mencatat bahwa masyarakat Semarapura memiliki beragam agama yang dianut dengan mayoritas memeluk agama Hindu. Adapun persentasi penduduk Semarapura menurut agama yang dianut ialah agama Hindu sebanyak 75,58%, kemudian Islam 20,68%, Buddha 1,88%, kemudian Kristen 1,83%, dimana Protestan 1,34% dan Katolik 0,49%, dan selebihnya merupakan pemeluk agama Konghucu yakni 0,03%.[1]
Wisata
[sunting | sunting sumber]Beberapa tempat wisata yang ada di kawasan ini antara lain:
- Taman Gili / Kerthagosa
- Monumen Puputan
- Nusa Lembongan dan Nusa Penida
- Daerah Wisata Kamasan
- Desa berwawasan seni dan budaya, Desa Tohpati
Gambar-gambar
[sunting | sunting sumber]-
Monumen di pusat kota
-
Sisi jalan
-
Sisi jalan kota
-
Monumen Puputan Klungkung
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 18 September 2021.
- ^ "Serombotan, Lezatnya Gado-gado Versi Klungkung". ksmtour.com. Diakses tanggal 18 September 2021.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Kota Semarapura
- Sejarah Smarapura Diarsipkan 2015-09-23 di Wayback Machine.